Sunday, January 09, 2011

Tidak Perlu Mengklaim Orang...

Kadang sesuatu yang biasa saja bagi kita, bisa menjadi sesuatu yang SANGAT LUAR BIASA BUAT ORANG LAIN.

Mungkin kita jarang menyadarinya, karena seringnya kita mengukur sesuatu dengan standar DIRI KITA.

Justru jeleknya mengukur sesuatu dari diri sendiri yaitu menjadikan kita manusia yang EGOIS DAN CENDERUNG SUBJEKTIF,

dalam menterjemahkan sesuatu.

Suatu kali saya ngobrol dengan teman guru di kantor, begini dialog saya dengan teman saya tersebut:


Saya: rumah ibu dimana?

Teman: di daerah Rempoa.

Saya: deket ya?

Teman: lumayan jauh ah.

Saya: itu mah deket banget bu, paling gak sampai 15menit kalau naik motor.

Teman: iya juga sih, tapi menurut saya jauh bu.

Saya: iya sih, mungkin ibu jarang pergi jauh ya?

Teman: boro-boro, saya mah mendingan di rumah, pokoknya maksimal maghrib saya sudah di rumah.

Saya: maksudnya gak pernah pulang malam bu?

Teman: maksimal maghrib, itu saja sudah ngeri tau bu.

Saya: ngeri kenapa bu? Jakarta aman ah menurut saya.

Teman: tau deh, bawaanya ngeri ajah kalau pulang kelewat maghrib.

Saya: hahaha, biasa ajah kali bu.

Teman: buat saya nggak biasa bu, kayaknya ada yang ngikutin gitu, padahal gak ada apa-apa.

Saya: emang gak ada apa-apa kali bu, perasaan kita aja yang kadang berlebihan.

Teman: makanya setiap pulang lebih dari maghrib, saya minta dijemput sama saudara saya.

Saya: lha ibu kan bawa motor sendiri?

Teman: iya sih, dia ngikutin saya dari belakang pakai motor sendiri.

Saya: ribet amat ya bu? hehehe.

Teman: dari pada kenapa-kenapa, mending ngrepotin saudara.

Saya: sebenarnya Jakarta aman bu, saya sering banget pulang malam, kadang menjelang subuh.

Teman: waduh, saya mah kagak bakalan berani bu.

Saya: hehehe, yah orang kan beda-beda ya bu, namanya juga ada urusan bu.

Teman: iya juga sih, tapi keren juga tu berani pulang malam-malam gitu.

Saya: hehehehe.


Pasti kita pernah berbenturan sama orang-orang disekitar kita.

Benturan itu terjadi karena kita mengedepankan SUBJEKTIFITAS DARI PADA OBJEKTIFITAS.

Cara pandang yang kita gunakan pakai UKURAN KITA.

Sehingga ketika orang berbeda dengan kita, seolah-olah kitalah YANG PALING BENAR.


Kasus lain misalnya, saya suka naik motor ngebut pasti orang akan berkomentar:

"tu cewek naik motornya kayak syetan ajah".

Padahal menurut saya tidak ada yang salah dengan NGEBUT.

Masa iya gara-gara saya cewek jadi TIDAK BOLEH NGEBUT.

Sementara anak-anak cowok dibolehin NGEBUT.

Maksudnya adalah, meski saya tidak sepakat dengan klaim di atas, saya tetap tidak perlu NGOTOT.

Apalagi menyalahkan orang-orang yang berkomentar di atas.

Orang tersebut berkomentar bahwa cewek naik motornya tidak boleh ngebut pasti karena alasan tertentu.

Bisa jadi keluarganya cowok semua, atau dia punya saudara cewek YANG TAKUT NAEK MOTOR.


Ada lagi kasus misalnya, ada cewek ngerokok pasti orang akan bilang:

"anak cewek kok merokok, gak pantes ah".

Padahal menurut saya, DILARANG MEROKOK UNTUK SEMUA JENIS KELAMIN.

Karena merokok jelas-jelas berbahaya bagi KESEHATAN.

Jadi tidak perlu mempermasalahkan jenis kelaminnya.

Tapi lagi-lagi kita tidak serta merta boleh menyalahkan orang-orang di atas.

Bagaimanapun orang berfikir dan berbicara atas dasar PENGALAMAN DAN PENGARUH DARI LINGKUNGAN SEKITARNYA.


So, jadilah pribadai yg MEMPUNYAI PRINSIP.

Tetapi tetap selalu menumbuhkan semangat HUMANISME DAN KEBIJAKSANAAN.

0 comments:

Post a Comment

 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog