Sunday, January 16, 2011

Adat Dalam Perkawinan.....

Setelah maghrib saya jalan untuk membeli kado.

Kado buat pernikahan teman saya Aris dan Firda.

Kado sekalian saya bungkus di toko tempat saya beli kado.

Setelah siap saya langsung meluncur ke rumah Firda.

Kebetulan resepsi dilaksanakan di rumah Firda.


Aris teman saya asli orang Jogjakarta, sedangkan Firda asli orang Betawi.

Kedua pacaran kurang lebih 3,5 tahun.

Firda dulu les di Primagama, nah saya dan Aris adalah mentornya Firda.

Karakter mereka berdua sangat unik.

Tapi intinya keduanya sama-sama memiliki watak yang keras.


Suasana pernikahannya begitu kental dengan adat Betawi.

Dari mulai pakaian, asesoris kanan-kiri, musik, makanan, dan para tamu yang datang.

Yang paling unik disana yang kemudian saya perhatikan adalah para tamu-tamunya.

Tamu-tamu yang datang terlihat jelas orang-orang Betawi.

Terlihat dari gaya logat bicaranya.

Diantara tamu yang saya perhatikan, terlihat rombongan bang jago.

Ada sekitar sepuluh bang jago.

Mereka mengenakan setelah baju warna hitam, peci merah tua, kumis menjulang, bewok lebat, tatapan mata sangat tegas dan pasti, bicaranya juga mantap.

Saya akhirnya tahu bahwa mereka adalah asli orang Betawi.

Mereka adalah para pengurus FBR.

Mereka juga para jagoan-jagoan Betawi yang diandalkan oleh masyarakat Betawi.


Terlepas dari pengamatan saya di atas.

Ada satu hal yang kemudian menjadi pemikiran saya.

Bahwa menurut saya menyumbang/memberi amplop itu sebenarnya tidak wajib.

Karena yang wajib adalah menghadiri pernikahannya dengan ikhlas.

Karena jika amplop diwajibkan, sama saja mempelai tidak ikhlas menyelenggarakan perkawinan.

Tapi kenyataannya tidak demikian, orang mendingan tidak datang dari pada tidak membawa amplop.

Bahkan di daerah tertentu, ada standar yang disepakati bersama-sama untuk isi amplop.

Yah, ini memang budaya di Indonesia.

Tidak gampang untuk merubahnya.

Sama dengan budaya pada pakaian yang dikenakan.

Pasti pasangan mengenakan pakaian sesuai dengan asal daerahnya.

Dengan alasan menghormati adat-istiadat daerah kelahirannya.


Seperti apapun adat dalam perkawinan.

Satu yang penting, bahwa menghadiri undangan itu adalah sesuatu yang harus.

Kecuali kita berhalangan dan benar-benar tidak bisa.

Karena menghadiri undangan itu dapat memperpanjang silaturahmi kita dengan teman-teman kita.

0 comments:

Post a Comment

 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog