Thursday, November 29, 2012

Rasa unik....

Cerita I
Chatting sama teman lama, sebut saja namanya Nur. Sudah lama sekali saya tidak bertemu dengannya, ternyata dia sudah menikah sekitar lima bulan yang lalu. Betapa bahagianya saya mendengar Nur telah menikah, setelah sekian lama pernikahan itu dia nantikan. Lama Nur chatting dengan saya hingga akhirnya Nur cerita bahwa pernikahannya yang baru berumur lima bulan harus berakhir karena alasan bla bla bal dan bla. Salah satunya adalah ego suami Nur yang menurut Nur begitu tinggi, hingga susah untuk dikompromikan. Apa yang dilakukan Nur dari masak, mencuci, berbicara, bekerja, dan lain-lainnya seolah salah di mata suaminya. Bahkan di akhir ceritanya, suami Nur mengusir Nur dari rumah kontrakannya di Jakarta supaya Nur kembali ke Jawa Tengah. Saya terus terang kaget sekaget kagetnya, hingga tiba-tiba saya berucap; "eh mbak, tu suami kamu sekarang di Jakarta mana? biar saya samperin dan saya maki-maki tu orang, kurang ngajar banget memperlakukan perempuan dengan semena-mena". Nur teman saya langsung kaget dan bilang; "mbak, sudahlah biarin saja, tidak usah juga menghakimi dia, mungkin ini sudah jalan hidup saya harus begini, saya ikhlas kok menerima semuanya". Waduh, bahaya ini kalau semua perempuan berpikiran seperti Nur, lama-lama para laki-laki pasti akan tambah nglunjak sama kaum perempuan.

Cerita II
Saya sedang mengambil laundry di komplek rumah saya, tiba-tiba saya tergelitik untuk sekedar mengobrol dengan pegawai laundry nya, sebut saja namanya mbak Emi. Mbak Emi adalah perempuan berusia 33 tahun, dia telah mempunyai anak yang telah duduk di bangku SMP kelas dua. Mbak Emi sedang pusing dan sedih memikirkan nasib anak pertamanya yang baru berusia 12 tahun tetapi sudah mempunyai pacar, dan pacarannya sudah sangat intim seperti orang dewasa. Bahkan orang tua dari cowoknya sudah datang untuk melamarkan anaknya mbak Emi, padahal usia si cowok juga relative masih muda yaitu 17 tahun. Mbak Emi dan suaminya menolak dengan baik-baik, karena Mbak Emi dan suaminya masih ingin melihat anak perempuan pertamanya sekolah minimal hingga bangku SMA.Tetapi si cowok dan pihak keluarganya kekeh meminta agar setelah lulus SMP si cewek tersebut agar bisa dinikahkan dengan anaknya. Anehnya, si cewek tersebut bersedia menikah dengan kekasihnya tersebut. Padahal orang tuanya sudah mengingatkan supaya sekolah yang tinggi dan jangan dulu menikah. Karena menikah di usia muda kurang bagus dalam banyak hal seperti; kesiapan psikis, mental, fisik, dan religi. Bahkan tidak jarang yang meninggal dunia bagi si perempuannya ketika melahirkan anaknya, meninggalnya ibu muda tersebut dikarenakan ketidaksiapan fisik dan psikis untuk melahirkan seorang bayi. Tapi mbak Emi cerita bahwa culture yang terbangun di kampung itu adalah bahwa perempuan yang lulus SD atau SMP sudah layak untuk menikah, jika ada perempuan yang berusia lebih dari 17 tahun tetapi masih single, berarti perempuan tersebut dianggap tidak laku.

Cerita III
Saya suka makan tutut di daerah Parung, nah suatu ketika penjaganya sebut saja namanya mbak Een curhat sama saya. Usia mbak Een sudah lewat 40 tahun, tetapi dia belum juga menikah. Saya bilang kalau memang tidak mau menikah yah tidak apa-apa, tapi kalau ingin menikah yah musti cepat dan tepat. Karena perempuan maksimal bisa hamil rata-rata adalah pada usia 40 tahun. Mbak Een akhirnya cerita detail kepada saya bahwa dulu dia sempat mau menikah dengan seorang laki-laki sebut saja Yono. Yono sudah menjanjikan hal-hal yang manis kepada mbak Een setelah mereka menikah nanti, dan mbak Een begitu percaya dengan apa saja yang disampaikan oleh Yono. Pada hari perkawinan si Yono tidak kunjung datang tanpa keterangan apapun, akhirnya keluarga mbak Een mencari tahu sesungguhnya apa yang terjadi dengan Yono. Ternyata usut punya usut si Yono telah mempunyai istri dan anak, itu karena kenapa Yono tidak datang pada acara perkawinanya dengan mbak Een. Pupus sudah harapan dan angan mbak Een untuk berumah tangga dan hidup bahagia dengan Yono. Tanpa pikir panjang mbak Een langsung membatalkan perkawinannya dan menjelaskan kepada masyarakat bahwa dirinya tidak jadi kawin. Itulah kenapa hingga sekarang mbak Een masih lajang dan belum memutuskan untuk kembali menjalin rumah tangga.

0 comments:

Post a Comment

 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog