Wednesday, February 25, 2015

Memetik Hikmah Dari Sebuah Agenda......

Terkadang ada pelajaran yang tidak disangka-sangka dalam hidup kita. 
Harusnya tanggal 18 Februari 2015 malam aku pergi ke Wonosobo Jateng bersama temanku untuk mendaki gunung Sumbing yang kebetulan terletak di Wonosobo.
Sebenarnya terletak diantara dua daerah yaitu Wonosobo dan Temanggung.
Ada dua gunung disitu yaitu Sumbing dan Sindoro.
Tapi untuk mendaki dua gunung itu butuh semingguan, itu kenapa aku hanya memutuskan ke Sumbing, karena waktu aku dan temanku cuma empat hari.
Niat ke Sumbing sudah direncanakan dua setengah bulan lalu.
Kita sudah mengumpulkan uang bersama, sudah packing barang-barang, dan sudah mengajukan cuti kerja.
Dan hampir membeli tiket bus untuk perjalanan ke Wonosobo.

Ternyata diinfokan oleh tempat aku kerja bahwa ada rapat mendadak antra pimpinan dengan karyawan di luar kota daerah Sumatera.
Berangkat di malam yang sama dan pulang minggu tanggal 22 Februari 2015.
Rapat yang tidak boleh di tawar yang artinya bahwa rapat tersebut wajib untuk diikuti.
Nyesek banget sebenarnya dan ingin sekali menangis.
Selain juga tidak enak sama temanku.
Karena acaranya ke Sumbing jadi cancel karena aku rapat ke luar kota.
Itu artinya aku sudah mengecewakan dia.

Ternyata, tadi pagi aku dapat kabar dari salah satu temankua tgl 15 Februari 2015 ada satu korban pendaki yang meninggal di gunung Sumbing.
Memang cuaca di daerah situ sedang ekstrim menurut info dari banyak orang, sehingga agak rawan untuk sebuah pendakian.
Dan harus ekstra hati-hati jika ingin mendakinya.
Pelajarannya adalah mungkin tidak saat ini mendakinya ke Sumbing.
Karena baru ada yang meninggal.
Itu tandanya Allah sayang sama aku, sehingga aku diingatkan untuk tidak kesana saat ini.
Insya Allah lain waktu pasti aku akan kesana wahai gunung Sumbing.
Terima kasih.
Continue Reading...

Wednesday, February 18, 2015

BERKUNJUNG KE SEKOLAH TEMPAT PPL

Hari ini Tanggal 15 September 2014 saya berniat berkunjung ke MI Miftahul Huda Muhammadiyah Cinangka Sawangan Depok, berkunjung dalam rangka memantau perkembangan mahasiswa PPL yang saya bimbing dan sekaligus silaturahmi dengan guru-guru di sekolah tersebut. Di hari yang sama, di rumah saya juga sedang ada dua orang tukang yang ingin mengerjakan pintu-pintu yang rusak dan bermaksud melihat kondisi atap rumah yang sepertinya juga ada beberapa titik kerusakan. Karena sudah janji ingin  ke Sekolah saya berusaha sebisa mungkin menyiapkan dahulu yang dibutuhkan oleh tukang di rumah supaya bisa ditinggal, alhasil pagi jam 07.00 saya sibuk belanja ke toko bangungan untuk keperluan rumah. Setelah semuanya selesai dan siap di pegang oleh tukang sayapun pamitan dan bergegas menuju ke sekolah tempat PPL mahasiswa yang saya bimbing.

Setibanya di sekolah saya langsung memarkir motor saya di parkiran depan, tepatnya di depan ruang guru SMP Muhammadiyah. Kondisi parkiran sangat sempit dan hanya tersisa sedikit untuk motor saya, karena sudah tidak ada tempat sayapun sedikit memaksakan supaya motor saya tersebut bisa masuk diantara motor-motor yang lainnya.
Guru: “bisa tidak mbak?”
Saya: “agak susah bapak, karena sempit.”
Guru: “sini saya bantu mbak.”
Saya: “terima kasih bapak, maaf merepotkan bapak.”
Guru: “sama-sama dan tidak apa-apa mbak, oya mbak kenapa baru datang? Teman-teman yang PPL sepertinya sudah datang dari pagi lho?”
Saya: “iya bapak, tadi di rumah ada yang harus diselesaikan dulu, makanya saya terlambat.”
Guru: “yasudah sana cepat ke kantor guru MI, supaya bisa langsung masuk kelas dan mengajar.”
Saya: “terima kasih bapak.”

Saya sesungguhnya tersenyum geli, karena si bapak guru tersebut menyangka saya masih mahasiswa. Disisi lain saya senang karena itu berarti bapak guru tersebut masih menganggap saya muda dan hampir seusia dengan mahasiswa saya yang sedang PPL. Saya langsung masuk ke ruang guru bersalaman dan ngobrol dengan guru-guru MI yang sedang berada di kantor. Setelah ngobrol seperlunya saya langsung ijin untuk masuk ke ruangan kelas 3, kebetulan guru PPL di kelas 3 yaitu Dini dan Bachrul. Saya langsung masuk dan duduk di bangku siswa yang kebetulan diduduki hanya satu orang, karena teman sebangku siswa tersebut sedang tidak masuk karena ijin. Di dalam tidak hanya Dini dan Bachrul tetapi ada juga Maheni dan Anggi yang sedang menjadi observer.

Saya mencoba mengamati keadaan kelas tersebut dengan seksama, supaya saya bisa memahami kondisi psikologis mahasiswa saya yang sedang PPL disitu. Siswa-siswi sebagian gaduh, sebagian lagi berlarian kesana kemari, sebagian lagi mencatat dengan serius, dan sebagian lagi maju ke depan untuk menyerahkan hasil tulisan mereka kepada guru PPL. Saat itu juga saya berfikir betapa lucu, unik, menarik, dan menggemaskannya anak-anak usia Sekolah Dasar. Butuh kesabaran lebih dan butuh keberanian untuk menghadapi anak-anak tersebut. Karena jika salah mendampingi maka akibat kedepannya bisa fatal bagi anak tersebut.

Tiga puluh menit kemudian bel istirahat berbunyi, guru PPL mempersilahkan siswa-siswi untuk ke luar kelas dan beristirahat. Karena tertarik melihat aktivitas anak-anak tersebut, saya mengikuti mereka beristirahat, dan sebagian besar mereka menuju kantin di belakang yang letaknya tidak jauh dari ruang guru. Jajanan disitu sangat banyak dan lumayan beragam, dan yang menarik adalah jajanan disitu sangat murah dan terjangkau oleh kantong anak-anak. Disitu ada siswa yang membawa bambu untuk bermain enggrang, sepertinya sangat menarik jika saya bisa memainkan enggrang tersebut.

Saya: “hai, boleh pinjam bambunya tidak?”
Siswa: “memangnya kakak bisa mainnya?”
Saya: “saya waktu kecil mahir, tapi sekarang sudah lupa, ada yang mau mengajari saya?”
Siswa: “boleh kalau kakak mau, saya bisa mengajari kakak bermain enggrang.”
Saya: “terima kasih ya sudah mau mengajari, tapi susah sekali, kakak sepertinya tidak bisa lho bermain enggrang ini.”
Siswa: “kalau kakak sering berlatih pasti nanti bisa, intinya harus gigih berlatih kak.”
Saya: “jadi begitu ya? Berarti kapan-kapan kakak harus belajar lebih gigih lagi ya supaya bisa bermain enggrang.”
Siswa: “iya kakak benar sekali, oya kakak mengajar di kelas mana?”
Saya: “kakak tidak mengajar.”
Siswa: “kenapa tidak mengajar kak?”
Saya: “karena saya gurunya mereka, jadi saya tidak mengajar.”
Siswa: “owh jadi begitu ya kak, hehe.”
Saya: “iya sayang.”

Setelah bermain dan ngobrol dengan siswa-siswi MI tersebut saya mengajak mahasiswa untuk kumpul sebentar untuk berkoordinasi. Saya melihat mahasiswa saya ikut nimbrung jajan di kantin tersebut, setelah saya tanya mereka menjawab harganya sangat murah sekali, sehingga sangat menyenangkan mahasiswa. Cuma ada satu hal yang disampaikan oleh Fikrah, bahwa sampah bekas anak-anak jajan berserakan di tanah, itu terjadi karena tidak adanya tempat sampah disitu, sehingga anak-anak dengan santainya membuang sampah sembarangan. Akhirnya saya menyarankan supaya mahasiswa yang PPL menyiapkan tempat sampah disitu entah berupa tempat sampah sungguhan atau plastik hitam besar yang khusus untuk tempat sampah. Karena bagaimanapun itu adalah sekolah Muhammadiyah, sehingga tidak patut sepertinya jika masalah membuang sampah saja tidak tuntas.

Demikian kunjungan saya pada hari ini, setelah koordinasi dengan mahasiswa saya langsung ke ruang kantor untuk ngobrol lagi dan sekalian pamitan dengan guru-guru yang ada di kantor. Bahagia rasanya bisa belajar banyak dari semua yang ada di sekolah tersebut. Belajar tentang kesabaran, belajar tentang dunia anak-anak, belajar betapa susahnya menjadi guru untuk anak Sekolah Dasar, dan belajar untuk selalu menghargai apapun yang ada di sekitar kita, amin.
Continue Reading...

MASA OBSERVASI PPL PGSD FIP UMJ

Rabu Tanggal 10 September 2014, saya memutuskan ikut kelompok mahasiswa yang saya bimbing untuk observasi pertama kali ke MI Miftahul Huda Muhammadiyah Cinangka Sawangan Depok. Bagaimanapun kesan pertama begitu berarti, saya tidak mau pihak sekolah merasa kurang dihormati karena Dosen Pembimbing tidak ikut mengantarkan ‘kulo nuwun’. Pagi itu saya bbm mahasiswa saya Bachrul dan Fikroh bermaksud memberitahukan bahwa saya ikut serta observasi ke MI Miftahul Huda Muhammadiyah. Kurang lebih pukul 08.00 saya tiba di ruang Ka Prodi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta. Disana saya bertemu dengan Dewi salah satu anggota kelompok yang sudah saya pindah ke SD Labschool karena di kelompok saya kelebihan satu orang.

Dewi: “ibu anak-anak belum datang semua”
Saya: “kamu kok masih datang Wi?”
Dewi: “saya memang kelompok ibu”
Saya: “memangnya Bachrul tidak bbm Dewi, bahwa Dewi dipindah ke SD Labschool”
Dewi: “tidak ada yang memberitahu saya bu, makanya sekarang saya datang”
Saya: “maaf ya Wi, harus ada yang mau pindah satu orang dan menurut saya Dewi yang harus pindah karena di kelompok ini kelebihan satu orang,dan Dewi berada pada urutan ke 11”
Dewi: “iya ibu saya paham, terima kasih ibu atas informasinya”

Setelah berbicara dengan Dewi saya bertemu dengan Dini dan Fikroh, saya meminta mereka berdua masuk ke ruang Ka Prodi, dan saya minta kepada mereka untuk membantu saya merapikan administrasi Surat Tugas Dosen Pembimbing PPL.

Saya: “anak-anak dimana Din?”
Dini: “sedang di jalan bu”
Saya: “Bachrul dimana?”
Fikroh: “sedang makan bu bersama dengan Anggi”
Saya: “bilang ke mereka, kalau makan jangan lama-lama”
Dini: “iya ibu, nanti saya bbm mereka”

Sudah pukul 09.15 Bachrul dan Anggi belum juga datang ke Fakultas Ilmu Pendidikan. Karena agak kesel saya agak keras memperingatkan Dini dan Fikroh. Tidak lama setelah itu munculah Bachrul dan dia meminta maaf karena terlambat datang. Anggi tidak datang bersama dengan Bachrul karena sedang menjemput adik perempuannya yang kuliah di UIN. Kurang lebih pukul 09.30 saya dan beberapa anak mahasiswa memutuskan untuk jalan, sebagian lagi menunggu di Pom Bensin Gaplek. Setelah melewati perempatan Gaplek kurang lebih 300 meter ternyata ada razia lalu lintas, Alhamdulillah semua aman kecuali Maheni dan Debi yang sempat tertahan oleh Polisi yang bertugas. Maheni tidak membawa SIM dan STNK karena berasumsi tidak akan ada razia dan dia pikir bisa lewat jalan perkampungan (bukan jalan raya). Saya dan mahasiswa merasa sangat khawatir dengan Maheni dan Debi, tetapi Alhamdulillah semua berjalan dengan lancar. Polisinya sangat baik dan meminta kepada Maheni dan Debi untuk terus melanjutkan perjalanan tanpa di tilang.

Setelah mencari agak lama, akhirnya saya dan mahasiswa menemukan MI Miftahul Huda Muhammadiyah yang dimaksudkan. Sekolah ini berada satu komplek dengan SMP Muhammadiyah, memang sudah umum bahwa sekolah Muhammadiyah lebih sering berada dalam satu komplek. Terkadang dalam satu komplek malah sangat lengkap kategori sekolahnya yaitu; TK, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK, dan Perguruan Tinggi. Itu adalah ciri khas dari organisasi Muhammadiyah, mengembangkan pendidikan dengan tetap memperluas silaturahmi dan kekeluargaan. Setelah tiba di sekolah tersebut saya dan mahasiswa PPL langsung masuk ke lingkungan sekolah dan menuju ke ruang kantor MI Miftahul Huda Muhammadiyah.

Saya: “ibu maaf saya dari Prodi PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta”
Guru: “ada yang bisa dibantu ibu?”
Saya: “kami mau PPL disini, beberapa hari yang lalu saya sudah menelephone Bapak Kepala Sekolah dan beliau mengijinkan kami untuk PPL disini”
Guru: “mari silahkan duduk semuanya”
Saya: “terima kasih ibu”
Guru: “maaf keadaannya seperti ini dan sangat seadanya”
Saya: “tidak apa-apa ibu, kami berterima kasih sudah diterima PPL disini”
Guru: “rencana berapa lama PPLnya?”
Saya: “dari tanggal 15 September hingga 31 Oktober 2014 ibu”
Guru: “nanti saya sampaikan kepada Bapak Kepala Sekolah, kebetulan hari ini beliau sedang tidak masuk karena ada tugas keluar”
Saya: “baik ibu, kami semua mengucapkan banyak terima kasih atas sambutan ini”
Guru: “maaf, ngomong-ngomong dosennya tidak ikut kemari?”
Saya: “dosennya saya ibu, ini mahasiswa saya”
Guru: “maaf bu tadi tidak begitu memperhatikan, saya fikir ini semua mahasiswa, hehe”
Saya: “iya ibu tidak apa-apa, hehe”

Sepulang observasi, saya dan mahasiswa mencari tempat untuk makan dikarenakan sudah sangat lapar. Ketemulah tempat makan SSS (soto, sate, sop) di daerah Gaplek samping Kantor Pos. tempat makannya lumayan besar dan bersih, Alhamdulillah juga ada tempat sholatnya meskipun kecil. Makanannya standar, tidak terlalu enak tetapi lumayan untuk mengganjal perut yang sedang kelaparan, hehe. Selesai makan saya tidak lagi di bonceng Bachrul, melainkan di bonceng sama Dini. Dini mengantar saya ke Wom Finance untuk urusan asuransi motor saya yang hilang beberapa bulan sebelumnya. Sedangkan Bachrul bersama dengan Fikroh mereka mencari perpustakaan atau toko buku untuk referensi praktikum penelitian.

Bahagia bisa mengantarkan mahasiswa PPL ke MI Miftahul Huda Muhammadiyah Cinangka Sawangan Depok. Sekolah ini adalah satu-satunya yang di Depok, karena yang lain rata-rata berada di Tangerang. Kenapa saya mengambil MI Miftahul Huda Muhammadiyah karena UMJ adalah kampus Muhammadiyah sehingga harus lebih banyak berjejaring dengan Sekolah-Sekolah Muhammadiyah. Sehingga terjadi kerjasama yang harmonis dan selaras antara Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) beserta kader-kadernya, amin.
Continue Reading...
 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog