Saturday, June 30, 2012

Cinta dan Rasa,....

Kata cinta itu unik dan menarik.Meski kadang kata cinta menjadi dilema besar dalam kehidupan seseorang.
Yang pasti kata cinta itu adanya di hati seseorang.
Sehingga benar pepatah yang bilang bahwa cinta itu buta dan cinta itu tak mengenal logika.

Cerita I
Saat itu aku kuliah di Semarang semester tiga, aku tengah dekat dengan seorang aktivis dari kampus lain.
Seseorang tersebut berinisial H, kala itu dia tengah semester lima dua tingkat di atasku.
Kedekatan kami cukup lama kurang lebih satu semester, hingga suatu saat si H mengatakan bahwa aku adalah calon istrinya di kelak kemudian hari.
Kami tidak memutuskan untuk pacaran karena waktu itu kami sepakat bahwa pacaran dalam Islam itu tidak dibolehkan.

Kami tidak menafikkan rasa, dan kami sadar bahwa rasa itu adalah anugrah terindah dari Tuhan yang harus dijaga dengan baik dan bertanggung jawab.
Benih rasa diantara kami mulai tumbuh dan bersemi.
Kami sering ketemu untuk berdiskusi dan bertukar buku-buku bacaan.
Kami juga sering satu acara dalam organisasi dakwah.
Hingga beberapa teman kami akhirnya mengetahui bahwa diantara aku dan H ada hubungan istimewa.
Kala itu aku sedang pelatihan selama satu minggu bersama dengan H, pelatihan itu tingkat nasional.
Betapa bahagianya aku bisa satu pelatihan sama dia.
Kamipun saling bertegur sapa, saling tersenyum, saling memperhatikan, dan berdiskusi dalam waktu yang senggang.

Sekali lagi bahagianya hati kami kala itu.
Hingga tiba berakhirnya pelatihan.
H: "kamu pulang kemana dek?"
Aku: "ke Semarang mas, kenapa to?"
H: "hati-hati ya dek, setelah ini aku pergi ke Jakarta tempat saudara, mungkin lama tidak ketemu".
Aku: "iya tidak apa-apa kok mas, jangan lupa kirim kabar ya mas?"
H: "pastinya aku akan kirim kabar kepadamu, kamu jaga diri dan jaga kesehatan ya dek, salam buat keluarga di rumah".
Aku: "inggih mas".

Seminggu kemudian, hari itu minggu malam senin.
Aku dapat telephone dari temannya mas H bahwa H mengalami kecelakaan pada minggu sore pukul 15.00 WIB.
Kecelakaan motor saat pulang dari kondangan bersama teman-teman organisasi dakwah.
Aku tidak percaya dan kaget setengah mati atas berita tersebut.
Saat itu aku tidak berpikir macam-macam, dan yang ada di otakku cuma satu bahwa mas H selamat dalam kecelakaan tersebut.
Aku bersama teman-temanku langsung meluncur ke daerah mas H, dan ternyata mas H meninggal dunia seketika di tempat kejadian.
Ketika kami sampai di rumahnya, jenazah mas H sudah dikuburkan.
Aku tak kuasa menahan air mata yang berlinangan mengalir tanpa henti.
Aku merasa sangat lemah dan tidak berdaya kala itu.
Aku pingsan dalam pelukan sahabat mas H yang bernama septi.
Enam bulan aku berkabung.
Setahun berjalan aku belajar melupakan sosok mas H yang begitu lembut, sabar, taat beragama, dan bertanggung jawab.

Baru aku tahu ternyata mas H adalah anak yatik piatu sejak kecil.Mas H tinggal dan besar di panti asuhan Muhammadiyah.
Dia tumbuh menjadi anak yang pintar dan cerdas.
Dia sosok yang disayangi oleh teman-teman seperjuangannya.
Kehadirannya memberiku inspirasi untuk bangkit menjadi manusia yang lebih baik lagi.
Perjuangan mas H akan aku lanjutkan sampai batas maksimal kemampuanku.
Aku harap masih banyak mas H yang lain di dunia ini.
Sampai kini sosok itu masih ada di hati dan jiwa.
Bukan sekedar di logika.

Cerita II
Sahabatku berinisial L bicara padaku bahwa dia ingin menikah setelah lulus Sarjana.
Benar adanya, setelah lulus kuliah dia bilang bahwa dia akan menikah.
Dia bilang telah mempunyai calon untuk menjadi suaminya.
Sebagai teman dekat aku merasa perlu tahu siapakah laki-laki beruntung tersebut?
Akhirnya dikenalkanlah laki-laki itu kepadaku, dan aku ternyata kurang respek dengan sosoknya.
Hingga kutawarkanlah laki-laki lain yang menurutku lebih baik dari laki-laki pilihan sahabatku itu.
Tapi, aku tidak bisa banyak berbuat ketika sahabatku tetap kekeh pada pilihannya.
Bagiku yang terpenting adalah kebahagiaan sahabatku.
Karena toh yang akan menjalani adalah dia bukan aku.
Siapa tahu aku yang salah menilai laki-laki pilihan sahabatku itu.

Dugaanku benar.
Laki-laki itu tidak sayang dengan sahabatku dengan alasan prinsip.
Mereka sering berdebat panjang dan sering menemukan jalan buntu.
Tapi berkat kesabaran sahabatku, rumah tangga mereka masih bisa di pertahankan.
Hingga setahun setelah perkawinan mereka sahabatku tersebut dinyatakan hamil.
Aku sangat senang dan bangga dengan sahabatku tersebut.

L: "mbak aku bentar lagi lahiran lho?"
Aku: "dua minggu lagi ya mbak?"
L: "paling semingguan mbak".
Aku: "jenis kelaminnya apa terus kira-kira sesar atau normal?"
L: "kata bidan desanya sih sesar karena pinggulku kecil, tapi bingung suamiku tidak ada responnya mbak".
Aku: "maksudnya apa itu? suamimu tidak ngurusi kehamilan kamu mbak?"
L: "boro-boro mbak, orang selama aku hamil dia hampir tidak pernah dampingi aku periksa ke bidan mbak, padalah kan dia ada motor, eh aku akhirnya naik sepeda mbak supaya bisa periksa ke bidan tetangga desa".
Aku: "wah kurang ajar itu namanya, terus makanan bergizi kecukupan kan mbak?"
L: "sangat kurang sekali mbak, mertuaku keduanya sibuk, suamiku juga sibuk dengan urusannya sendiri".
Aku: "yaudah begini saja, dirimu tak jemput dan lahiran di Jakarta saja ya mbak, bagaimana? nanti biar kita pikirkan lagi dari mana dapat uang untuk biaya operasinya".
L: "aku tidak berani bilang sama suamiku mbak, takut dia marah sama aku".
Aku: "kalau dirimu tidak berani nanti akau yang bilang ke dia, lagi ngapain juga suami begitu masih saja dituruti".
L: "do'ain saja mbak semoga persalinannya lancar, aku kangen banget sama mbak, jangan pernah lupakan aku dan anakku nanti ya mbak?"
Aku: "pastinya mbak".

Seminggu kemudian, kala itu waktu menunjukkan pukul 03.00 dini hari.
Aku mendapatkan telephone dari teman sahabatku yang juga temanku.
Dia mengabarkan bahwa sahabatku tersebut telah menghembuskan nafas terakhir pada pukul 01.00 dini hari.
Meninggal di rumah sakit setelah kehabisan darah.
Anaknya lahir dengan selamat di rumah suaminya hanya dengan dibantu bidan.
Karena kurang cekatan di tangani sahabatku tersebut pendarahan hebat dan akhirnya meninggal dunia.
Aku tidak sempat pingsan.
Aku langsung bangkit dari tidur, mandi, ganti baju, dan bergegas jalan ke terminal untuk mencari bus jurusan Pekalongan Jawa Tengah.
Berharap masih bisa bertemu jasad sahabat tercintaku mbak L.

Dalam pikiran lainku, aku juga ingin segera bertemu dengan suaminya dan ingin kumaki-maki sekencang-kencangnya.
Kalau perlu aku ingin sekali memukul dan memukulnya hingga puas.
Aku tidak terima atas kejadian ini, meskipun aku ikhlas akan kepergiannya.
Karena sahabatku meninggal dalam keadaan syahid.
Jihad terbesar bagi kaum muslimah adalah meninggal saat melahirkan anaknya.

Kesimpulan
Semoga cerita di atas memberi hikmah buat teman-teman yang membaca.
Cinta bisa jadi buta, tetapi gunakanlah logika dalam menafsir cinta.
Kebutaan cinta bukan harga mati dan mustinya masih bisa di kompromikan dengan elok.
Sepakat bahwa cinta adalah anugrah terindah dari Tuhan yang tidak bisa dinafikkan.
Karena manusia hidup butuh saling menyayangi dan mencintai.
Tafsirlah cinta dengan bijaksana.
Biarkan cinta berkembang karena mencintai adalah hak semua orang.
Tetapi yakinkanlah dalam diri bahwa memberi jawaban untuk ya/tidak juga merupakan hak seseorang.
Cinta musti pakai logika.
Paling tidak logika bahwa dalam mencinta jangan sampai meniadakan keberadaan ortu kita.
Atau jangan juga menafikkan bahwa cinta kita bertepuk sebelah tangan misalnya.
Continue Reading...
 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog