Tuesday, August 30, 2011

Copet bukan Cepot,,,

Kamis pagi tanggal 25 Agustus 2011 saya mengajak adek saya pergi ke pasar Weleri.

Maksud saya mengajak adek saya untuk membelikannya kerudung dan sendal buat lebaran.

Kebetulan baju sudah saya belikan dari Jakarta.

Seperti pada tahun lalu menjelang lebaran, pasar Weleri sangat penuh dengan orang-orang belanja.

Saya meletakkan dompet saya di tas kain punya adek saya.

Sampai di Weleri saya parkir motor kemudian naek ke lantai dua untuk membeli tongkol dan buah pesenan embah saya.

Setelah beli tongkol dan buah saya berniat turun ke lantai satu.

Di tangga saya melihat penjual kerudung berderet apik.

Akhirnya saya berhenti dan memilih beberapa kerudung ungu untuk adek saya.

Kebetulan adek saya penggemar ungu sehingga kerudung yang dimintapun berwarna ungu.

Agak lama saya berdiri di tangga.

Setelah sekian lama karena tidak cocok akhirnya kerudung tidak jadi dibeli.

Kemudian saya turun ke lantai satu dan mendatangi stan sepatu sendal.

Setelah melihat-lihat sepatu dan sendal saya tiba-tiba janggal dengan tas saya yang sepertinya enteng.

Saya: sep dompetku gak ada tau.

Septi: kok bisa mbak?

Saya: iya sep bener, dompetku gak ada.

Septi: oya mbak, tasmu sobek tau.

Saya: masya allah, sobek sampe dua tempat.

Septi: wuih kurang ngajar banget ya yang ngambil.

Saya: yaudah kita coba telusuri yuk, barangkali saja dompetnya dibuang ditempat sampah.

Akhirnya saya memutuskan mencari dompetnya ke lantai dua.

Tapi nihil dan tidak ketemu.

Uang saya bisa mengikhlaskan, meskipun uang itu sangat saya butuhkan selama di kampung.

Tapi di dalam dompet saya ada sim, ktp, atm 3, npwp, askes, kartu mahasiswa, kartu berobat dll nya.

Akhirnya saya lapor ke petugas pasar dan kemudian lapor ke Polsek Weleri.

Saya lemes sebenarnya, tapi akhirnya saya mikir bahwa mungkin itu sudah menjadi rejekinya si copet.

Kata embah saya kalau menjelang lebaran bukan cuma pedagang yang mremo, copet jg ikut kejar setoran.

Hahaha.

Pulang ke rumah, embah saya langsung ngoceh-ngoceh.

Katanya gini: makanya kalau ke pasar itu hati-hati, lihat kanan kiri, dan dompet itu jangan ditaroh di tas.

Parah parah, sudah kecopetan eh masih saja dimarahin sama embah.

Saya bilang saja: iya mbah, mungkin bukan rejeki saya lagi, insya allah ada hikmahnya kok, amien.

Sebenarnya saya berhayal agar dompet bisa balik, uang diambil tidak masalah asal surat-surat penting kembali.

Tapi apa iya ada maling yang baik hati?

Jadi ingat beberapa kejadian di masa lampau.

Saya pernah beberapa kali kehilangan yaitu:

1. Kos di Semarang beberapa kali emas kalung dan cincin saya hilang.

2. Di kos juga uang saya hilang dua kali, waktu itu satu kos korban hipnotis jadi hilang semuanya.

3. Kehilangan HP di rumah teman.

4. Kehilangan dompet di terminal Surakarta.

5. Kehilangan HP di angkutan umum 08 Bintaro.

6. Kehilangan dompet di pasar Weleri.


Hanya itu yang saya ingat tentang riwayat kehilangan saya.

Sangat mengenaskan, intinya saya sangat teledor dan tidak teliti.

Sehingga beberapa kali mengalami kecopetan/kehilangan.

Oleh karena itu kepada teman-teman semua agar lebih teliti dan hati-hati dalam setiap kesempatan.

Karena ini Indonesia bukan negara lain.

Dompet yang berada di tas orang lain saja masih diminati, apalagi dompet yang jatuh ke tanah.


Saya pernah melihat kejadian langsung di Singapura.

Waktu itu saya sedang jalan-jalan ke daerah Sentosa Singapura.

Saat saya jalan ada seorang perempuan yang dompetnya jatuh.

Si dompet kelihatan sangat berisi oleh uang-uang.

Ada orang yang mengambil dompet tersebut, saya pikir dompet tersebut akan dimasukin ke kantong tasnya.

Ternyata orang tersebut mengejar si perempuan pemilik dompet untuk mengembalikan dompetnya yang jatuh.

Subhanallah, jujur sekali orang Singapura.


Yang terakhir.

Maling/copet/jambret/perampok tetap manusia biasa.

Dia juga punya perasaan.

Sehingga tetap harus dihargai dan dihormati sesuai dengan kapasitasnya.


Continue Reading...

Tuesday, August 16, 2011

Puasa 2011.....

Indonesia penduduknya mayoritas muslim/Islam, sehingga pada bulan ramadhan terlihat begitu ramai.

Hampir sebagian masyarakat muslim di Indonesia menjalankan ibadah puasa.

Meskipun juga ada sebagian lain yang tidak berpuasa meskipun sesungguhnya punya kewajiban puasa.

Banyak faktor yang menyebabkan orang tidak puasa diantaranya:

1. Tidak kuat haus dan lapar

2. Tidak niat untuk puasa

3. Terpengaruh oleh keadaan

4. Lagi halangan untuk tidak puasa seperti; menstruasi, nifas, hamil, sakit, dan anak kecil

5. Bukan muslim


Indonesia lagipula bukan negara agama meskipun agama menjadi dasar bernegara.

Sehingga fenomena banyak orang jualan ketika bulan ramadhan sebenarnya tidak perlu diributkan.

Coba bayangkan jika selama ramadhan sama sekali tidak ada yang puasa?

Orang-orang yang memang sedang halangan puasa pasti tidak bisa makan.

Masa iya orang yang halangan disuruh ikut berpuasa juga?


Menurut pendapat saya, kesalehan berpuasa cukup menjadi kesalehan personal/individu.

Silahkan masing-masing umat muslim lebih alim, lebih taat, dan lebih mendekatkan diri kepada Allah selama bulan ramadhan.

Tingkatkan aktivitas spiritual agar puasanya menjadi berkah.

Tapi tidak perlu kemudian mengklaim sana-sini kepada orang-orang yang memang tidak berpuasa.

Kalau memang demikian, bisa jadi puasa orang yang berpuasa bisa batal karena ngomongin orang-orang yang tidak berpuasa.


Fenomena warteg-warteg berkhorden juga tidak bisa disalahkan mutlak.

Karena banyak kasus bahwa warteg tersebut buka dalam rangka cari uang untuk gaji karyawan dan untuk makan pemiliknya.

Karena memang usaha satu-satunya yah warteg itu.

Sehingga ketika warteg ditutup maka pemilik tidak mempunyai penghasilan buat hidup sehari-hari.


Terlepas dari persoalan diatas, ramadhan menurut saya hari yang sangat unik terutama saat sore menjelang maghrib.

Makanan jenis apa saja tersedia di jalanan, dari mulai kolak, es buah, es timun suri, gorengan, sate, kolak biji salak, bubur sum-sum, asinan buah dan sayur, es teh manis, nasgor, mie goreng, buah-buahan dsb.

Benar-benar puasa itu syurganya makanan.

Saking banyaknya penjual makanan dadakan di pinggir jalan, jalanan menjadi sangat macet sekali.

Tapi Indonesia benar-benar tempat kuliner yang luar biasa.


Satu lagi, ada cerita menarik tentang puasa ramadhan.

Banyak anak-anak remaja atau orang tua yang tidak kuat menjalankan ibadah puasa.

Ternyata disisi lain banyak anak-anak kecil usia 5-10 tahun kuat melakukan ibadah puasa hingga maghrib.

Sungguh fenomena yang unik dan menarik.

Tapi menurut saya memang penting membelajarkan anak-anak kecil untuk biasa berpuasa.

Sehingga ketika mereka dewasa, mereka sudah tidak kaget lagi berpuasa.


Akhirnya doa dan harapan saya, semoga puasa kita di ramadhan 2011 ini diterima oleh Allah SWT.

Amien.


Continue Reading...

Monday, August 01, 2011

Terawih di Jakarta.....

Ketika saya kecil, puasa terasa sangat menyenangkan terutama jika buka puasa tiba.
Buka puasa adalah sesutu yang ditunggu-tunggu oleh semua orang termasuk saya yang ketika itu masih kecil.
Waktu kecil puasa saya tidak sampai maghrib tetapi hanya sampai dzuhur.
Tapi setelah dzuhur saya melanjutkan puasa saya hingga adzan maghrib.
Saya sangat senang jika buka tiba karena ketika itu banyak makanan di meja makan.
Nasi dan lauk itu pasti, tetapi masih ada makanan lain seperti: kolak, bubur, gorengan, es teh manis, korma, atau makanan lainnya.
Setelah saya makan cukup banyak tiba saatnya bagi saya untuk melaksanakan sholat terawih di Musholla.

Saya sangat senang ketika bisa bertarawih, di musholla sangat rame, banyak anak-anak seumuran saya.
Selain ramai, dideket musholla juga banyak orang jualan makanan.
Jadi selain terawih saya juga sembari jajan bareng sama anak-anak kecil lainnya.
Terawih di desa saya dilaksanakan sebanyak 23 rakaat.
Sebenarnya jumlah yang sangat banyak, tetapi karena dilaksanakan secara bersama-sama jumlah 23 rakaat terasa sangat ringan.

Setelah saya dewasa, tentu saya masih berpuasa dan saya juga senang menjalankan puasa.
Puasa ramadhan bagi saya dan umat Islam lainnya tidak sekedar rutinitas saja.
Puasa ramadhan bisa menjadi spirit bagi umat Islam untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Puasa ramadhan juga bisa mengajari umat Islam untuk lebih empati dan simpati kepada orang lain yang membutuhkan bantuan dan pertolongan.

Beberapa belakangan ini saya menempati kontrakan baru, dan disebelah kontrakan saya terdapat sebuh musholla yang lumayan besar.
Sebenarnya ramadhan kali ini saya memutuskan sholat terawih malam hari sebelum sahur, tetapi karena melihat banyak orang yang lalu lalang di depan rumah saya menjadi tertarik untuk sholat terawih di musholla dekat rumah.
Akhirnya saya mengambil air wudlu dan mengenakan mukena dengan rapi kemudian meluncur ke musholla.
Musholla telah ramai oleh jamaah yang hendak terawih, alhamdulillah saya masih dapat tempat meskipun posisinya di luar musholla dan beralas karpet.

Saya tahu jumlah rakaat terawih di musholla tersebut pasti berjumlah 23 rakaat.
Tapi tidak menjadi masalah buat saya, karena dalam beragama itu harus saling menghormati dan menghargai.
Tapi terbesit dihati saya untuk cabut pada rakaat kedelapan dan melanjutkan yang tiga rakaat di rumah, itupun jika ada orang lain yang keluar pada rakaat kedelapan.
Jika pada rakaat kedelapan tidak ada yang meninggalkan musholla, saya akan tetap melanjutkan sholat sampai rakaat ke 23.
Toh sama saja sholat terawih 23 rakaat atau delapan rakaat.
Pas pada rakaat kedelapan ternyata banyak bapak-bapak yang berhamburan meninggalkan musholla, sehingga sayapun tergelitik untuk ikut-ikutan cabut.
Tiga rakaat saya lanjutkan di rumah.

Di ibu kota Jakarta perbedaan lebih bisa ditoleran dari pada di desa.
Orang desa merasa bahwa perbedaan itu sebuah kesalahan, sehingga orang yang berbeda dianggap aneh dan sepertinya harus dimusnahkan.
Berbeda dengan di ibu kota, perbedaan menjadi hal yang biasa karena masing-masing orang sibuk dengan urusannya masing-masing sehingga tidak sempat mengurusi orang lain.
Meskipun demikian, sudah seharusnya kita menjaga agar supaya dalam bergaul di masyarakat bisa menjalin hubungan yang harmonis dan penuh dengan kekeluargaan.
Jangan sampai kita ribut dan bermusuhan hanya karena perbedaan jumlah rakaat dalam sholat terawih.
Continue Reading...
 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog