Wednesday, February 23, 2011

Tentang Kucing............

WAKTU KECIL

Waktu kecil saya punya kucing, dan kucing-kucing itu saya asuh dengan baik.

Saya memberinya nama dan saya juga memberinya makan.

Saya menyayangi kucing itu dan kadang bermain dengannya.

Tapi suatu ketika saya kaget, karena kucing saya mati.

Kucing saya mati di atas bakaran sampah di samping rumah.

Dugaan saya, kucing saya sedang melompat dan mungkin jatuh karena tidak sampai.

Keadaan kucing saya sangat mengenaskan.

Sebagian tubuhnya terbakar oleh api.

Saya menangis dan kemudian menguburkan kucing saya dibantu keluarga saya.


KUCING ADEKKU

Saya baru tahu bahwa almarhum adekku punya kucing di kosnya.

Kata Budi teman dekatnya, Sugy sayang sekali dengan kucingnya.

Sebelum Sugy meninggal, waktu itu bulan puasa ramadhan.

Kucing Sugy mati dan langsung dikuburkan oleh Sugy.

Saat menguburkan kucingnya, Sugy menangis.

Tapi saat ditanya oleh Budi, Sugy bilang dia tidak kenapa-kenapa.

Cuma sedih lantaran kucingnya mati.

Sekitar sebulan setelah itu, Sugy adek saya tercinta dipanggil oleh Allah SWT.


KUCING DI TIM

Waktu itu saya sedang main ke Taman Ismail Marzuki.

Saya berkunjung ke toko buku di pojok TIM.

Tiba-tiba kucing punya pemilik buku kepalanya terlindas tidak tahu oleh mobil atau motor.

Karena saat ditemukan, mobil/motornya sudah tidak ada.

Kucing diangkat dan dipinggirkan oleh karyawan toko buku.

Ternyata kucing tersebut belum mati dan sedang menghadapi ajalnya.

Saya bisa merasakan betapa kucing tersebut sedang kesakitan menghadapi ajalnya.

Dan akhirnya kucing tersebut mati dalam damai.

Beberapa menit kemudian pemilik kucing datang.

Dan benar saja, beliu menangisi kepergian kucing kesayangannya.

Dia bercerita bahwa kucingnya itu sangat baik dan tidak bandel.

Kucingnya juga sangat lucu dan menggemaskan.


DI NASI KUCING

Saya suka sama nasi kucing, karena sejak kuliah di Semarang saya biasa nongkrong di nasi kucing.

Nasi kucing di Semarang dekat kampus saya harganya murah.

Lauknya sangat meriah (bermacam-macam).

Saya selalu menyempatkan mampir ke nasi kucing untuk makan malam.

Tidak cuma saya, teman-teman sayapun menyukai nasi kucing.

Di Jakarta, saya kembali bernostalgia dengan nasi kucing.

Kebetulan di daerah Cipadu ada penjual nasi kucing.

Otomatis saya sering datang kesana dan menikmati makanan yang disebut sebagai nasi kucing.

Cuma sayangnya nasi kucing di Jakarta agak mahal.

Berbeda dengan nasi kucing di Semarang.

Hehehehe.

Oya, nasi kucing yang di Cipadu itu banyak kucing-kucingnya.

Awalnya saya tidak begitu perhatian, tetapi lama-lama saya baru sadar, bahwa kucing-kucing itu ikut juga meramaikan tongkrongan nasi kucing di Cipadu.

Jadi istilahnya, kita makan nasi kucing ditemani kucing-kucing.

Lucu dan seru pokoknya.

Kadang sampai hampir rebutan sama kucing-kucingnya.

Hahahahaha.


KUCING DI MIMPI

Semalam saya mimpi, saya melihat kucing warna putih dan agak gemuk kucingnya.

Saya kaget ketika melihat kucing itu sedang kesakitan.

Ternyata di perut kucing itu ada sendok yang sedang nancep.

Saya melihat kondisi kucing itu dengan sedih.

Tapi saya perhatikan, tidak ada orang-orang yang peduli.

Kucing itu seolah-olah dibiarkan begitu saja oleh orang yang melihatnya.

Sampai akhirnya saya sadar, bahwa kucing itu sebenarnya masih bisa diselamatkan.

Saya berteriak minta bantuan orang, agar mencarikan dokter hewan untuk kucing yang sedang sekarat itu.


KUCING DI CRAZMO

Di novel Crazmo, seorang ibu membuang kucing-kucingnya.

Dia membuang kucingnya karena merasa direpotkan oleh aktivitas membersihkan kotoran kucing setiap paginya.

Sementara dia merasa harus mengurusi anak-anaknya.

Kucing-kucingnya itu dibuang ke daerah pembuangan sampah agak jauh dari rumahnya.

Setelah dibuang tiba-tiba ibu tersebut sedih dan merasa bersalah.

Akhirnya si ibu tersebut kembali mencari kucing-kucingnya.

Dan setelah ditemukan, kucing tersebut dibawa pulang kembali kerumahnya.
Continue Reading...

Friday, February 18, 2011

Razia Polisi.................

Pasca kejadian di Pandeglang Banten (penyerangan terhadap Ahmadiyah),

tiba-tiba banyak razia motor dan mobil di Jakarta.

Sepertinya berhubungan dengan kejadian di Pandeglang tersebut.

Karena pasca kejadian di Pandeglang disusul kejadian di Temanggung dan Jawa Timur.

Kejadian-kejadian itu adalah tindakan anarkisme.

Jelas, apapun alasannya anarkisme dilarang dimuka bumi ini.

Karena tidak ada yang mau diperlakukan dengan anarkis.


Razia yang dilakukan oleh polisi adalah sebuah kebaikan dan kebenaran.

Razia diadakan tentu untuk menertibkan dan mengamankan Jakarta.

Jadi tidak ada alasan membenci razia motor dan mobil.

Meski dalam kenyataannya, pengendara sering kabur-kaburan jika melihat razia.

Pengendara memilih putar balik arah atau pura-pura berhenti ditempat.


Dari jaman sekolah, kuliah di Semarang, sampai sekarang di Jakarta,

saya selalu kucing-kucingan dengan razia polisi.

Waktu SMA saya belum punya SIM, waktu kuliah di Semarang saya juga belum punya SIM.

Baru pada semester akhir saya membuat SIM.


Di Jakarta posisi SIM saya sudah mati, dan saya malas untuk membuat baru.

Malas karena mahal dan malas karena tanpa SIM pun saya aman naik motor.

Artinya jarang ada razia motor kecuali penangkapan oleh polisi karena pelanggaran.

Yah, bukan bermaksud mangkir dari kewajiban membuat SIM.

Tapi saya janji bakalan buat SIM, demi kenyamanan dan ketaatan terhadap hukum di Indonesia.


Selama bawa motor di Jakarta, beberapa kali saya ketangkap polisi.

Saya ketangkap bukan karena masalah SIM, tetapi karena pelanggaran lalu lintas.

Dan alhamdulillah, kurang lebih tiga kali saya ketangkap,

pasti saya dilepaskan oleh bapak polisi terhormat.

Alasannya satu: karena saya adalah guru.


Awalnya saya pikir alasan guru hanya subjektifitas saya saja.

Ternyata saya salah, ada teman guru juga yang baru saja ketangkap karena pelanggaran.

Teman saya tersebut dilepas lagi hanya karena setelah polisinya tahu bahwa teman saya itu adalah guru.

Saya jadi mikir, berarti bapak polisi menghormati guru ya?

Jadi penasaran ne, kenapa bisa demikian ya?


Tapi terima kasih buat bapak polisi, bukan berarti kami memanfaatkan profesi kami sebagai guru.

Saya tahu dan sadar kok, bahwa saya memang salah.

Saya salah, karena SIM saya telah mati, dan saya belum membuat yang baru.

Apalagi saya guru PPKn, hehehehe.


Untuk para pengendara motor dan mobil, biasa saja dunk kalau lihat razia.

Tidak usah kabur-kaburan dan panik.

Sampai ada yang jatuh gara-gara takut ditangkap.

Kalau memang kita tidak salah, buat apa takut dengan razia?

Hahahaha.

Padahal saya juga ngeri kalau lihat razia polisi, gemetaran badan saya.
Continue Reading...

Thursday, February 10, 2011

AW (American Warteg)......

Saya tidak bisa masak dan anehnya saya memang tidak ada minat untuk belajar masak.

Wong namanya gk suka kok disuruh belajar, yah pastinya tidak mau dan tidak minat.

Hehehehehe.


Dari kuliah di Semarang, saya selalau makan di Warteg.

Meskipun kadang-kadang makan di Warsem (Warunge Wong Semarang).

Tapi saya lebih sering makan di Warteg atau makan Mie Ayam Baso punya Wong Wonogiri.


Ada makanan yang saya kurang suka yaitu Wardang (Warunge Wong Padang).

Saya tidak suka masakah Padang karena menurut saya rasanya aneh.

Maklum, saya orang Jawa jadi suka masakan yang manis dan pedas manis.

Hahahahaha.


Sekarang saya tinggal di Jakarta dan sampai sekarang saya masih belum minat dengan dunia permasakan.

Jadi mau tidak mau, suka dan tidak suka saya harus mencari Warteg lagi buat makan.

Bagaimanapun makan itu kan kebutuhan pokok.

Jadi musti punya langganan Warteg buat isi perut.


Saya memang aneh, sudah gak bisa masak tapi suka mengkritik makanan.

Saya tidak bisa makan hanya di satu Warteg, tetapi saya harus punya langganan beberapa Warteg untuk rolling menu makanan.

Sebulan saya makan di Warteg A, bulan berikutnya saya makan di Warteg B, dan bulan berikutnya lagi saya makan di Warteg C.


Tadinya saya punya persepsi bahwa beda Warteg pasti beda rasa.

Tapi ternyata salah, beda Warteg tetap rasa dan jenis masakannya hampir sama.

Meskipun tidak sama persis.

Meskipun demikian, saya lebih tertarik pindah-pindah Warteg dari pada hanya fokus di Warteg satu saja.


Mungkin enak bagi yang bisa masak, karena dia bisa membuat variasi masakan.

Tapi ada kemungkinan juga, makan masakan sendiri pasti bisa bosan juga.

Bagaimanapun racikan bumbu oleh satu tangan pasti ada saatnya monoton.

Hehehehehe.


Makan memang penting bahkan harus.

Karena jika tidak makan, maka kita akan meninggal.

Makan apa saja sebenarnya enak, jika kita bisa mensyukuri makanan tersebut.

Satu lagi, jangan pernah mencela makanan.

Karena masih banyak orang-orang yang tidak bisa makan.


Untuk yang mencari makanan murah, AW (American Warteg) bisa menjadi alternatif yang perlu untuk dipertimbangkan.

Karena Warteg adalah salah satu makanan yang harganya sangat murah.

Jika dibandingakan dengan: pecel lele, ayam goreng, ayam bakar, nasi goreng, sate ayam, sate kambing, sate padang, mie goreng, baso, mie ayam, gado-gado, karedok.


I LOVE WARTEG.
Continue Reading...

Tuesday, February 08, 2011

IRONI ANARKISME DI CIKEUSIK.........

Isak tangis keluarga korban tewas dalam insiden penyerangan terhadap jamaah Ahmadiyah di Cikeusik Pandeglang Banten mewarnai pemakaman.
Jelas, sangat sedih kehilangan orang-orang yang sangat disayangi dan dicintai.
Kita manusia biasa, yang terkadang begitu lemah dengan kesedihan.
Apalagi saudaranya meninggal secara tragis akibat penganiayaan.
Penganiayaan yang berlatar main hakim sendiri dengan atas nama Agama.
Pasti derita bagi keluarga yang ditinggalkan akan sangat lama terobatinya.
Mereka pasti akan mengalami trauma psikologis yang berat.
Karena menyadari, bahwa benar saudaranya meninggal secara tidak wajar.
Meninggal dalam keadaan yang mengenaskan akibat dikeroyok.

Bagi saya pribadi, orang-orang Ahmadiyah adalah tetap saudara se-Warga Negara Indonesia.
Mereka lahir dan besar di negara Indonesia.
Mereka mempunyai hak yang sama dengan orang-orang pada umumnya.
Hak untuk:
1. Deperlakukan sama di depan hukum.
2. Mendapat perlindungan.
3. Dihargai dan dihormati.
4. Mendapat pendidikan.
5. Mendapat pekerjaan yang layak.
6. Membangun rumah tangga.
7. Mendapatkan rasa aman dan nyaman.

Apapun alasannya, FPI/warga setempat tidak mempunyai hak untuk main hakim sendiri.
FPI/warga setempat tidak mempunyai kuasa untuk menghakimi jamaah Ahmadiyah.
Indonesia adalah negara hukum, artinya Indonesia adalah negara yang punya aturan.
Indonesia punya Polisi dan TNI yang bertugas untuk keamanan dan pertahanan.
Kurang pantas sepertinya jika ada oknum yang menggantikan tugas Polisi (keamanan), sementara Polisi masih sanggup menjalankan tugasnya.
Tentu malu bagi Polisi, seandainya tugasnya tiba-tiba diambil alih oleh oknum/yang bukan berwenang.

Benar atau salahnya jamaah Ahmadiyah, hanya Allah yang punya hak mengklaimnya.
Tidak usah menjadi Tuhan-Tuhan baru yang merasa punya hak untuk mengadili orang-orang yang dianggap salah.
Lagipula, anarkisme bukan jalan yang bijak untuk menyelesaikan persoalan.
Semua pasti sepakat, bahwa anarkisme akan menimbulkan:
1.Rasa dendam dari pihak yang kalah.
2.Trauma bagi keluarga yang ditinggalkan.
3.Trauma bagi warga setempat yang ikut menyaksikan.
4.Sakit hati dari pihak yang kalah.
5.Kematian, luka ringan, dan luka berat.
6.Kerusakan secara fisik/materi.
7.Mengganggu orang-orang disekitarnya.
8.Akan menimbulkan masalah yang berikutnya.

Akan lebih indah dan cantik, jika manusia bisa menyelesaikan persoalannya dengan cara-cara yang humanis dan bijaksana seperti:
1.Dialog dari hati kehati.
2.Diskusi tentang persoalan-persoalan yang tengah terjadi.
3.Silaturahmi.
4.Menumbuhkan semangat menghargai perbedaan.
5.Tidak main hakim sendiri.

Saya pikir, kita bukan anak kecil lagi yang harus diajari mana yang baik dan mana yang tidak baik.
Kita juga bukan orang bodoh yang tidak tahu tentang aturan yang berlaku di Indonesia.
Seperti apapun kondisi negara kita, kita tetap harus mengatakan: saya bangga menjadi Warga Negara Indonesia.
Kita juga pasti akan bilang bahwa kita rela berkorban jiwa dan raga buat Indonesia yang kita cintai.

Berikut adalah tujuh butir keputusan tiga menteri tentang keberadaan Ahmadiyah:
1.Memberi peringatan dan memerintahkan untuk semua warga negara untuk tidak menceritakan, menafsirkan suatu agama di Indonesia yang menyimpang sesuai UU No 1 PNPS 1965 tentang pencegahan penodaan agama.
2.Memberi peringatan dan memerintahkan bagi seluruh penganut, pengurus Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) sepanjang menganut agama Islam agar menghentikan semua kegiatan yang tidak sesuai dengan penafsiran Agama Islam pada umumnya. Seperti pengakuaan adanya Nabi setelah Nabi Muhammad SAW.
3.Memberi peringatan dan memerintahkan kepada anggota atau pengurus JAI yang tidak mengindahkan peringatan tersebut dapat dikenani saksi sesuai peraturan perundangan.
4.Memberi peringatan dan memerintahkan semua warga negara menjaga dan memelihara kehidupan umat beragama dan tidak melakukan tindakan yang melanggar hukum terhadap penganut JAI.
5.Memberi peringatan dan memerintahkan kepada warga yang tidak mengindahkan peringatan dan perintah dapat dikenakan sanksi sesuai perundangan yang berlaku.
6.Memerintahkan setiap pemerintah daerah agar melakukan pembinaan terhadap keputusan ini.
7.Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, 09 Juni 2008.

Dalam SKB tersebut jelas bahwa Ahmadiyah dilarang di Indonesia dan melarang bagi yang bukan jamaah Ahmadiyah bertindak melanggar hukum terhadap jamaah Ahmadiyah. Sebenarnya yang salah siapa? Tidak ada yang menindaklanjuti tentang keberadaan jamaah Ahmadiyah, dan juga tidak ada yang mencegah aksi brutal terhadap jamaah Ahmadiyah. Katakanlah Ahmadiyah salah, tetap tidak ada alasan pembenar untuk memperlakukan jamaah Ahmadiyah dengan anarkis. Ingat, bahwa kita sama-sama Warga Negara Indonesia dan sama-sama orang yang percaya akan keberadaan agama. Tidak sepatutnya jika perbuatan yang kita lakukan adalah perbuatan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai agama yaitu: menyakiti orang lain karena menganggap orang lain tersebut salah.
Continue Reading...

Friday, February 04, 2011

Fenomena Motor . . .

Selama kredit motor, baru kali ini saya nunggak bayar sampe TIGA BULAN.

Biasanya saya rutin bayar SETIAP BULANNYA.

Saya telat bayar juga karena sedang ada KEPERLUAN PENTING.

Sebenarnya tidak mau menunggak, karena resikonya pasti terkena DENDA.


Alhamdulillah tanggal 4 februari saya berniat melunasi semua cicilannya selama tiga bulan BESERTA DENDA-DENDANYA.

Saya datang ke Kredit Finance dengan NIAT BAIK TENTUNYA.

Saya berniat untuk melunasi supaya tidak ada BEBAN HUTANG MENUMPUK.

Tiba disana saya langsung mengambil nomor antrian dan duduk UNTUK MENUNGGU GILIRAN.

Setelah dipanggil saya langsung maju ke depan menemui petugas, dan ternyata nama saya SUDAH DI BLOKIR.

Saya harus mengurus ke lantai EMPAT untuk membuka blokiran.


Dialog saya dengan petugas di lantai empat:

Saya: maaf pak, saya kemaren sedang ada musibah jadi menunggak sampai tiga bulan.

Petugas: yang pasti ibu harus membayar tiga bulan penuh, denda, dan biaya tarik 500.000.

Saya: saya tidak bermaksud menunda pembayaran, tapi saya benar-benar sedang ada musibah.

Petugas: saya bukannya tidak mau tahu bu, tapi ini sudah konsekuensi.

Saya: maksudnya biaya tarik apa ya?

Petugas: tanggal jatuh tempo ibu tanggal 5 februari, jadi besok jika tidak dilunasi maka motor ibu akan ditarik.

Saya: tapi kan belum jatuh tempo yang ketiga bulan pak?

Petugas: aturannya memang demikian, tidak dibayar sampai tiga bulan maka akan ditarik, dan jika akan dilunasi maka harus membayar biaya tarik sebesar 500.000.

Saya: kalau cuma dibayar cicilan dan denda bisa gak pak?

Petugas: tidak bisa bu, uang biaya tarik harus dibayar sekarang.

Saya: owh.

Petugas: motor ibu ada dimana?

Saya: ada di bawah pak saya bawa kesini.

Petugas: yaudah, kalau ibu tidak bayar maka motor akan ditarik.

Saya: kok tidak ada petugas yang datang kerumah untuk mengingatkan ya pak?

Petugas: pasti ada tapi mungkin ibu tidak ada di rumah.

Saya: seingat saya tidak ada lho pak.

Petugas: itu petugas lapangan yang datang ke ruamah ibu, tapi semestinya pasti ada.

Saya: semuanya berapa pak?

Petugas: 2.300.000.

Saya: denda boleh dibayar bulan depan gak pak?

Petugas: yaudah boleh, jadi sekarang bayar 2.000.000 saja.

Saya: terima kasih ya pak.

Petugas: sama-sama bu.


Nyesek sebenarnya, nyesek karena KAGET LIHAT ORANG GEDE TINGGI.

Mungkin orang itu memang bagian eksternal kantor sepertinya.

Atau istilah kerennya BAGIAN PENARIKAN BARANG.

Nyesek juga karena uang buat makan kepakai buat BAYAR MOTOR.

Ha ha ha ha ha.

Coba saya tahu ada BIAYA TARIK?

Pasti saya tidak akan NUNGGAK BAYAR CICILAN.

Tapi tetap harus bersyukur, karena MOTOR TIDAK JADI DITARIK.

He he he he he.


Jadi ingat percakapan dengan teman pada malam harinya:

Teman: saya belum bayar uang sekolah ne.

Saya: yaudah bayar dung.

Teman: saya ada uang 1juta.

Saya: yaudah bayarin semuanya saja biar ngurangi beban.

Teman: lha saya makan apa kalau dibayarin semua?

Saya: yang penting kan utang sudah lunas?

Teman: terus saya makan dari mana?

Saya: hahahaha, terserah kamu.

Teman: sekarang gini, kamu punya uang terus kamu punya hutang cicilan motor, masa kamu bayarkan untuk cicilan semua? sementara kamu tidak punya uang untuk makan bulan ini.

Saya: kalau saya mending milih bayar hutang dulu, makan mah belakangan.

Teman: kalau saya milih makan, karena kalau gak makan kita gak bisa beraktivitas.

Saya: gak enak soalnya klo punya utang.

Teman: iya saya tahu, tapi kan kita musti bertahan juga.

Saya: hehehehe, anda juga betul.


Saya lagi ngebayangin ajah, orang-orang Jakarta yang pada berani ambil motor, tapi tidak sedikit yang MENUNGGAK BAYARAN.

Fenomena motor di Jakarta memang LUAR BIASA BESAR.

Syarat mengambil motor tidak lagi SUSAH, tetapi sangat GAMPANG.

Sehingga banyak orang yang mengambil motor untuk TRANSPORTASI PRIBADI.


Saya pernah dengar cerita, ada orang yang mengambil motor biasanya yang tanpa DP.

Dia sengaja tidak membayar motor tersebut selama TIGA BULAN.

Karena setelah tiga bulan tidak dibayar, maka MOTOR DIAMBIL.

Dia tidak peduli motor diambil, kata dia: YANG PENTING SAYA PUNYA MOTOR MESKI HANYA TIGA BULAN SAJA.


Ha ha ha ha.

Parah banget ya.
Continue Reading...

Thursday, February 03, 2011

Gejolak Di Mesir..................

Masyarakat Mesir berdemo dan berunjuk rasa demi menyampaikan aspirasinya.

Masyarakat sudah gerah dengan Presiden Mesir Husni Mubarok yang telah memimpin Mesir selama 30 tahun.

Jutaan warga turun ke jalan untuk melakukan aksi gerakan menekan Presiden Mesir agar mengundurkan diri.

Tapi sayang, Presiden Mesir Husni Mubarok tidak berniat mengundurkan diri.

Husni Mubarok hanya menjanjikan perubahan yang lebih baik buat Mesir, dia masih ingin mengawal Negara Mesir hingga dilangsungkannya Pemilihan Umum di Negara Mesir.


Akibat dari gejolak demonstrasi tersebut, tidak banyak warga yang jadi korban baik itu meninggal ataupun luka berat dan ringan.

Fasilitas umum juga mengalami banyak kerusakan.

Kantor-kantor hampir sebagian besar tutup.

Aktivitas perekonomian juga menjadi lumpuh.

Sehingga masyarakat Mesir mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.


Warga Negara Indonesia yang tinggal di Mesir tidak sedikit, mereka tinggal di Mesir dalam rangka study dan berkerja.

Karena banyaknya WNI yang tinggal di Mesir, Pemerintah Indonesia mulai mengevakuasi WNI untuk dipulangkan ke Indonesia sedikit demi sedikit.

WNI yang diprioritaskan untuk pulang terlebih dahulu adalah ibu-ibu (perempuan) dan anak-anak.

Sementara laki-laki direncanakan pulang di periode berikutnya.

Tidak hanya WNI yang dipulangkan, hampir sebagian warga negara asing di Mesir mulai dipulangkan ke negaranya masing-masing.



Gejolak demonstrasi dalam suatu negara adalah sesuatu yang wajar.

Tidak ada yang salah dengan demonstrasi, meskipun secara logika dan idealisme hendaknya demonstrasi dilakukan dengan cara-cara yang bijaksana dan humanis.

Tetapi kemudian, semua orang pasti paham bahwa akumulasi kebencian yang memuncak pasti dapat mengakibatkan kericuhan dan anarkisme.

Masyarakat Mesir sepertinya sudah terlalu jengah dengan Presiden Husni Mubarok yang mengulur-ulur waktu dan bermain secara politis.

Masyarakat hanya ingin satu hal yaitu: Presiden Mesir Husni Mubarok mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden.


Ditengah-tengah arus demonstrasi, tiba-tiba ada gerakan masa yang pro terhadap Presiden Mesir.

Masa yang pro disinyalir sebagian berasal dari aparat-aparat Mesir.

Bentrokan tentu tidak terhindarkan lagi, masa dari pihak yang pro dan kontra akhirnya saling menyerang satu sama lain.

Tidak sedikit yang menjadi korban.

Dan kejadian ini tentunya menimbulkan ketakutan yang luar biasa bagi masyarakat Mesir yang tidak turun ke jalan.


Tidak jauh beda dengan di Indonesia saat mahasiswa seluruh Indonesia bersatu untuk menurunkan Soeharto.

Waktu itu bulan Mei tahun 1998.

Gerakan mahasiswa seluruh Indonesia bersatu dan bekerjasama dengan satu niat: Melengserkan Soeharto yang telah menjabat selama 32 tahun.

Apa yang dirasakan oleh warga Mesir pasti sama dengan apa yang dirasakan oleh warga Indonesia.

Masyarakat jengah dengan kekuasaan yang otoriter dan diktator.

Masyarakat bukan orang-orang bodoh yang bisa dibodohi.

Masih banyak manusia-manusia berkualitas yang bisa menggantikan Soeharto dan Husni Mubarok.

Sehingga tidak ada alasan bagi keduanya untuk memimpin lebih lama lagi.



Saya sebenarnya heran dengan Husni Mubarok, jelas-jelas masyarakat Mesir sudah tidak menginginkan dia, tapi kenapa dia tidak tahu malu...??

Pemimpin yang disegani itu adalah yang dihargai dan dihormati oleh warganya.

Tetapi jika warga sudah tidak menginginkan lagi untuk apa masih bertahan...??

Siapa lagi yang akan dipimpin..??

Kalau Husni Mubarok punya perasaan, pasti dia malu dan segera mengundurkan diri.

Dari pada memimpin tetapi tidak ada yang menginginkan lagi.

Malu dung, memaksakan diri untuk tetap memimpin.


Ayolah Bapak Husni Mubarok, belajar dari Soeharto yang akhirnya mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei 1998.

Soeharto ternyata bisa legowo dan menerima kenyataan bahwa dirinya sudah tidak diinginkan lagi oleh masyarakat Indonesia.

Turunkan ego dan lupakan rasa malu, yang lebih penting adalah suara dan aspirasi rakyat Mesir.

Ingat bahwa memimpin akan indah jika disertadi dengan dukungan.

Tetapi jika sudah tidak ada dukungan lebih anda mengundurkan diri saja.


Salam.
Continue Reading...

Wednesday, February 02, 2011

Persidangan Anak-Anak.......

Suatu hari saya berniat melihat sidang anak SMA yang terkena kasus membawa sajam saat akan tawuran.

Saya sengaja datang untuk melihat langsung bagaimana proses sidang terhadap anak pelajar/remaja.

Saya berangkat pukul 13.00 dan tiba di Pengadilan sekitar pukul 15.00.

Lumayan lama perjalanan meskipun saya pakai motor, maklum saya belum tahu lokasi Pengadilannya.

Tiba di Pengadilan saya langsung memarkir motor, dan menyalami teman-teman si A yang waktu itu akan disidangkan.

Suasana Pengadilan ramai dengan generasi abu-abu yang nongkrong di depan Pengadilan.

Saya mencoba masuk ke Pengadilan untuk mencari informasi pukul berapa si A akan disidangkan.


Saat saya masuk, saya bertemu dengan pengacara si A:

Pengacara: ibu siapa?

Saya: saya teman si A.

Pengacara: owh, saya pengacara si A.

Saya: salam kenal ya bang?

Pengacara: iya, saya sedang mikirin si A.

Saya: saya juga bang, saya memikirkan si A karena dia masih terlalu muda untuk dijebloskan ke penjara.

Pengacara: saya takut jika keluar dari penjara dia bukannya taubat, tapi malah merasa menjadi jagoan.

Saya: ehm, atau sebaliknya dia akan down dan kehilangan kepercayaan dirinya.

Pengacara: kayaknya lebih besar kemungkinan yang pertama, karena rata-rata anak tawuran yang keluar dari penjara pasti semakin menjadi-jadi, teman-temannya akan salut sama dia dan menganggapnya hebat karena pernah di penjara.

Saya: kalau saya lebih memikirkan psikologis dia, saya takut dia tertekan dengan suasana penjara.

Pengacara: itu pasti, hal lain lagi, sebenarnya tidak perlu sampai di tahan, karena tidak sampai ada korban.

Saya: tapi si A bawa senjata tajam kan bang?

Pengacara: iya, tapi belum sempat digunakan untuk tawuran.

Saya: hem, saya juga sedih melihat nasib si A.

Pengacara: semoga saja si A dapat keringanan, karena dia masih pelajar.

Saya: amien.


Karena keburu kebelet saya meninggalkan pengacara si A sendirian.

Saya mencari toilet di lantai satu tidak ada, akhire saya naik ke lantai dua, tapi karena di lantai dua tidak ada juga akhirnya saya naik ke lantai tiga.

Sampai di lantai tiga ternyata toiletnya agak kotor dan pintunya tidak ada kuncinya.

Karena kebelet, saya memaksakan diri untuk tetap pipis meskipun pintu tidak terkunci.


Setelah pipis, saya langsung mencari informasi tentang sidang si A.

Ternyata sidangnya belum dimulai.

Dan karena belum dimulai saya kumpul bareng keluarga si A dan beberapa teman si A yang dibolehkan masuk.

Tidak semua teman-temannya boleh masuk, karena teman-teman si A terlalu banyak.

Saya berbincang-bincang dengan ibu dan kakak si A.

Mereka terlihat ikhlas dan menganggap apa yang menimpa si A hanya apes saja.

Mereka tidak menyalahkan si A, karena bagaimanapun si A masih terlalu muda untuk disalahkan.


Lebih khusus saya ngobrol dengan kakak perempuannya yang kebetulan kuliah di salah satu Universitas Negeri di Jakarta.

Saya: semester berapa mbak?

Mbak: semester empat.

Saya: alhamdulillah ya bisa kuliah?

Mbak: kakak kuliah di kampus saya juga ya?

Saya: iya, saya ambil pascanya.

Mbak: owh, makasih ya sudah mau jadi teman adik saya?

Saya: iya gakpapa kok, si A pernah maen ke rumah dan nginep.

Mbak: iya, dia pernah cerita kok kalau dia pernah ke Bintaro.

Saya: :), iya mbak.

Mbak: dia sama saya tertutup kak, jarang cerita tentang sekolahnya dan teman-temannya.

Saya: oya, kok bisa gitu ya mbak?

Mbak: saya juga tidak tahu kak, saya kadang masuk kamar dia pengen bisa nonton TV bareng dia, eh malah di usir.

Saya: hehehehe.

Mbak: saya juga kadang pengen tidur bareng dia, tapi dianya tidak pernah mau, saya bisa tidur sama dia kalau dia sudah tidur.

Saya: mungkin malu mbak, kan dia sudah gede.

Mbak: iya juga sih, nanti setelah ini si A mau kita pindahin ke sekolah yang deket ama rumah saja.

Saya: yaudah bagus mbak, biar bisa dikontrol sama mbak dan bapak/ibu.

Mbak: iya kak, makasih ya?

Saya: sama-sama mbak.

Beberapa menit kemudia sidang dimulai, sayangnya saya tidak diijinkan masuk ruang sidang.

Yang diijinkan masuk hanya bapak dan ibunya serta pengacaranya.

Karena tidak diijinkan masuk, saya menunggu di luar ruang sidang.

Saya baru ngeh, ternyata sidang buat anak-anak itu sifatnya tertutup.


Sidang telah usai, dan saya langsung menemui si A.

Saya menyapanya dan memberikan senyum termanis saya.

Sekedar untuk menghibur dan memberinya motivasi.

Sidang keputusan akan dibacakan seminggu kemudian, jadi si A harus kembali ke penjara di Jakarta Timur.

Saya melihat raut kelelahan dan keputusasaan di wajah si A.

Semoga si A tidak patah arang untuk menjalani kehidupan yang berikutnya.

Semoga sidang keputusan minggu depan hasilnya memuaskan.

Semoga si A bisa bebas setelah potong tahanan hampir dua bulan.



Ehm, ada banyak hal yang bisa kita petik dari cerita di atas:

1. Orang tua itu sangat mencintai anaknya, meskipun anaknya sering membuatnya kesal.

2. Orang tua rela melakukan apapun buat kebahagiaan anaknya.

3. Usia remaja harus punya prinsip hidup sebagai pegangan.

4. Kenakalan remaja tidak hanya salah remaja tetapi banyak faktor yang menyelubunginya.

5. Hukuman buat anak remaja seharusnya tidak perlu pakai tahanan.

6. Biaya untuk proses persidangan ternyata tidak murah.

7. Orang tua, guru, masyarakat harus lebih peduli lagi dengan anak-anak muda yang masih labil.

8. Selalu belajar dari pengalaman.

9. Dalam kondisi terpuruk, teman bisa member support.

10. Hari ini harus lebih baik dari kemaren, hari esok harus lebih baik dari hari ini.


Generasi Abu-Abu seharusnya ikut serta dalam membangun bangsa.

Karena gerakan penekan kebijakan pemerintah adalah Pelajar dan Mahasiswa.
Continue Reading...
 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog