Friday, February 19, 2010

Refleksi Seputar UU Penodaan Agama...

Istilah penodaan bisa bermacam-macam dan masing-masing orang pasti berbeda pandangan. Tetapi menurut saya penodaan sama dengan pencemaran atau memperburuk keadaan dengan secara sengaja. Penodaan agama berarti perbuatan yang mencemarkan dan memperburuk agama yang dilakukan oleh pribadi atau kelompok secara sengaja. Jelas mencemarkan agama dan memperburuk agama adalah suatu tindakan yang tidak dibenarkan sama sekali, apalagi pencemaran tersebut dilakukan atas kepentingan individu atau kelompoknya.

Bukan hanya agama Islam, agama lainpun pasti akan tersinggung jika agamanya dicemari dan dimaki. Tetapi sepertinya kita semua perlu mendefinisikan kembali secara benar apa yang dimaksud mencemari dan menodai. Jangan sampai ada kesalahpahaman antar kelompok atau antar agama sementara masing-masing ternyata tidak tahu definisi pencemaran itu sendiri. Menurut saya pencemaran itu dampaknya sangat panjang bagi kelangsungan suatu agama, dan pencemaran itu jika dibiarkan akan menimbulkan perpecahan dalam kehidupan bermasyarakat.

Agama mayoritas tidak perlu merasa bahwa agama-agama lain sering mencemarkan agama mayoritas tersebut, karena bagaimanapun secara substansi tidak ada agama yang mengajarkan keburukan atau perbuatan yang tidak layak. Semua agama di dunia secara substansi sama-sama mengajarkan kebaikan dan kemuliaan. Ketika ada hal-hal yang mencemarkan atau menodai agama, menurut saya itu perbuatan oknum atau akibat dari kesalahpahaman tentang makna pencemaran atau penodaan.

Ada beberapa kasus di bawah ini yang mungkin bisa menjadi bahan analisis masing-masing individu:

Ada seorang pendeta yang bercerita bahwa dia dan umatnya tidak bisa beribadah dengan khusyu' karena tidak punya tempat ibadah yang permanen, alasan ketidakpunyaan tempat ibadah tersebut bukan karena tidak mampu membangun, tetapi lebih karena masyarakat setempat tidak mengijinkan gereja berdiri di daerah tersebut. Pendeta tersebut sangat sedih dan kecewa, sebagai warga negara Indonesia dia dan umatnya seharusnya bisa mendirikan bangunan apapun ditanah miliknya sendiri, apalagi bangunan tersebut adalah bangunan tempat ibadah. Sebagaimana kita ketahui bahwa tempat ibadah adalah hal yang sangat penting demi khusyu'nya ibadah kepada Tuhan.

Kata siapa di Indonesia semua orang Islam atau non Islam taat ibadah? Tidak sedikit orang-orang yang di KTP nya beragama tapi dalam kenyataannya tidak melaksanakan kewajiban beribadah, entah karena prinsip atau karena malas. Apapun alasan orang yang tidak beribadah tersebut, dia tetap saja beragama hanya secara fisik tetapi tidak secara substansi. Jadi apa bedanya atheis dengan orang-orang yang tidak menjalankan ibadah? Menurut saya, orang-orang yang beragama hanya secara KTP tapi tidak menjalankan ibadah sama dengan dia tidak percaya akan agama dan mungkin Tuhan, apalagi yang tidak beribadah dengan prinsip.

Aliran kepercayaan di Indonesia sangat banyak jumlahnya dan mereka adalah kelompok yang eksis dengan kayakinannya. Aliran kepercayaan mungkin tidak diakui pemerintah sebagai agama, tetapi ada sebagian aliran kepercayaan yang menganggap kelompoknya sebagai agama juga. Kita tidak bisa menafikkan realitas tersebut, karena bagaimanapun mereka adalah kelompok yang mempunyai aturan dan etika, sama dengan umat beragama pada umumnya. Bahkan ada kasus di suatu daerah dimana terdapat aliran kepercayaan yang taat, perilaku pengikut aliran kepercayaan tersebut jauh lebih baik dari pada beberapa orang di lingkungan tersebut.

Jika ada dua pilihan berikut, yang manakah yang akan anda pilih?
1. Lingkungan masyarakat dimana masyarakatnya tidak beragama tapi perilakunya baik-baik dan santun-santun.
2. Lingkungan masyarakat dimana masyarakatnya beragama tapi perilakunya tidak baik dan banyak yang bejat.

Saya pernah bercerita dan bertanya kepada murid dan mahasiswa saya?
Saya bercerita tentang agama seseorang, menurut saya agama seseorang itu adalah agama pilihan orang tuanya ketika dia habis lahir ke dunia. Karena anak bayi baru lahir tidak mungkin langsung bisa memilih agama yang diinginkannya. Sehingga menurut saya, agama yang dianut semua orang adalah agama bawaan atau agama keturunan dari orang tua, kecuali bagi orang-orang yang sudah mengikhlaskan diri dengan agama yang sudah melekat dalam dirinya sejak dia bayi. Permasalahannya kemudian, orang tua memang punya hak untuk memberi tawaran agama kepada anaknya, dan itu hanya bisa dilakukan ketika si anak masih bayi sampai usia sebelum remaja. Setelah anak dewasa atau remaja, anak mempunyai lingkungan teman sebaya yang mungkin pola pikirnya berbeda dengan orang tuanya. Pertanyaan saya, karena agama adalah hak bagi semua orang, bolehkah anak yang sudah remaja atau dewasa tersebut kemudian memilih keyakinan yang berbeda dari orang tuanya?

Saya pernah menemukan anak SMA menggunakan seragam dengan busana muslim sedang makan saat puasa ramadhan, bayangan saya anak tersebut sedang menstruasi tetapi ternyata anak tersebut memang lagi malas untuk puasa. Karena tertarik untuk tahu saya menanyakan alasan kenapa dia tidak puasa, dia menjawab: "saya malas puasa karena dari SD sampai SMA saya tidak penah khusyu' menjalankan puasa, dan saya pasti selalu tergoda untuk membatalkan puasa saya." Tentu ajaran tentang puasa tidak salah, karena buktinya banyak orang puasa yang tahan dan tidak bermasalah. Tetapi pengakuan dari si anak juga perlu menjadi masukan buat orang tua secara khusus dan para tokoh agama secara umum. Bisa jadi ada yang salah dalam proses penyampaian ilmu-ilmu agama. Bukan salah pada teks (materinya) tetapi bisa jadi salah dalam pola/model penyampaiannya.

Menyampaikan sesuatu baik yang bersifat wacana atau teori tentang apapun ternyata harus melihat audiensnya. Bukan tidak percaya pada kapasitas dan kecerdasan orang, tetapi secara realitas manusia berfikir seringnya terpengaruh oleh keadaan sosial masyarakat. Dan lebih banyak manusia yang menganggap realitas sosial tersebut sebagai pedoman hidupnya. Jika realitas masyarakat tersebut benar dan tidak melanggar hak orang tidak ada masalah. Yang menjadi masalah jika realitas tersebut ternyata menyakiti dan merugikan orang atau agama lain misalnya menganggap agama lain salah dan menganggap agamanya yang paling benar sendiri. Berbicara dihadapan orang yang humanis tentu tidak ada masalah, apapun temanya baik yang ekstrim maupun yang liberal. Yang agak menjadi masalah ketika berbicara dihadapan orang-orang yang hanya memiliki satu keyakinan baku, pasti akan terjadi pertentangan-pertentangan yang bisa berujung pada konflik. Harapan bersama tentunya, bagaimana kita bisa menciptakan sosok manusia-manusia yang humanis, sehingga ketika ada isu-isu baru apapun temanya tidak akan menimbulkan kegaduhan dan keriuhan.
Continue Reading...

Tuesday, February 16, 2010

Ragam Cerita....

TERLAMBAT
Saya tidak sengaja datang terlambat, keterlambatan saya tidak lain karena jarak blok m ke tanjung priuk lumayan jauh. Ditambah jakarta tiap harinya pasti macet, sudah macep panas pula sehingga untuk mengebut tidak nyaman rasanya. Tapi alhamdulillah telatnya hanya 15 menit, dan ketika saya sampai mahasiswa saya juga belum pada kumpul dan masih pada sholat ashar di masjid.

MAHASISWA SAYA PINTAR-PINTAR
Bagaimanapun mereka adalah polisi yang pasti paham akan hukum, selain polisi mereka juga sudah mempunyai masa kerja yang cukup lama. Selisih usia saya setengah usia mereka, jadi wajar jika mereka banyak pengalaman dan pengetahuan. Tapi tentunya pintar itu kan sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing. Saya dan mereka pasti kemampuannya berbeda dan fokus pada bidang masing-masing.

POLISI BICARA HUKUM
Kata mahasiswa saya meskipun yang dicuri uang ibunya anak tersebut tetap bisa dipidana, apalagi jika ibunya tidak terima dan mengadukan anaknya ke polisi. Meskipun orang mencuri di rumah pejabat yang korupsi dan uang itu untuk orang miskin, tetap saja pencuri tersebut secara hukum salah dan harus dipidanakan.

POLISI BICARA SISTEM
Selama ini masyarakat punya klaim kurang baik terhadap polisi, polisi diidentikkan dengan sosok yang menyebalkan karena sering menilang motor atau mobil. Pihak yang ditilang pasti kesal karena seringnya harus membayar denda ditempat kejadian dan jumlah uangnya kadang tidak sedikit. Tiba-tiba mahasiswa saya yang statusnya polisi bicara tentang sisten di Indonesia yang sudah bobrok dan harus segera dibenahi, luar biasa pikir saya bahwa polisi yang tidak benar sekalipun adalah benar-benar oknum.

MOBIL
Setelah selesai saya menuju ke parkir sepeda motor dan melewati parkir mobil, mahasiswa saya ternyata menuju ke parkir mobil dan saya saja yang menuju ke parkir sepeda motor. Dalam hati saya berfikir alhamdulillah mahasiswa saya pada jadi orang semua, meski saya sebagai dosennya belum punya mobil, hehehe.

LAMPU MERAH
Sebenarnya tidak ingin menerobos lampu merah, tetapi motor yang di belakang saya sangat tidak sabar dan terus mengklakson, ya sudah mau tidak mau saya harus segera jalan dan menabarak lampu lalu lintas jalan. Saya tidak tahu kenapa orang-orang jakarta pada tidak sabaran rata-rata, sudah tahu lampu merah masih saja di tabrak.



TROTOAR
Saat terjebak kemacetan lampu lalu lintas, saya sempat ditawari orang untuk naik trotoar kata dia biar cepat dan tidak terlalu lama terjebak kemacetan. Saya tidak mau karena trotoar itu kan fungsinya untuk pejalan kaki, dan saat saya tidak mau orang tersebut maksa saya untuk naik trotoar. Saya kesal sama itu orang terus saya bilang: "kalau orang tidak mau yah jangan dipaksa dunk pak."

PENGEMIS
Saya sepakat dengan perda DKI Jakarta yang melarang memberi uang untuk pengemis dan pengamen di jalan-jalan raya, dan saya termasuk yang jarang memberi uang ditempat-tempat jalan raya tersebut. Malam itu pas lampu merah dan ternyata waktu saya melihat waktunya 300 detik waktu yang cukup lama, saya melihat anak laki-laki kira-kira usia 5 tahun menggendong bayi dan meminta-minta, spontan karena kasihan saya memberi dia uang. Saya sepakat untuk tidak memberi uang untuk anak-anak jalanan karena keamanan mereka dan jadi kebiasaan yang tidak baik.

MACET
Macet di Jakarta bukan kata-kata asing tapi justru kata2 yang sangat sering di dengar semua orang bahkan dialami. Saat macet orang-orang sudah sangat kelelahan dengan jalanan, sehingga masing-masing orang terlihat sungguh bosan saat mengendarai motor termasuk saya. Bahkan ditengah kemacetan saya terkadang sambil memejamkan mata sejenak untuk tidur.

BUNDARAN SENAYAN
Saya pernah suatu ketika mau belok ke arah Moestopo karena mengantuk saya tidak melihat lampu yang ternyata sudah merah, saya tertangkap polisi dan saya kabur karena tidak mau ditangkap sama itu polisi. Malam itu saya trauma dan ketika ingin belok kanan tidak jadi karena mobil padat banget, akhirnya saya putuskan untuk lurus ke arah blok m terus belok lewat taman puring.

NASI KUCING
Sampai bintaro karena lapar saya langsung ke nasi kucing langganan saya, saya memesan dua nasi kucing beserta lauk-lauknya seperti: ati ampela, udang, dan telor. Saya memesan untuk dibawa pulang dan di makan di rumah. Nasi kucing menurut saya makanan yang unik dan enak, porsinya sedikit tapi memuaskan jika dimakan dengan lauk-pauknya, apalagi dilengkapi dengan sambal pedasnya. Waktu kuliah di Semarang dulu saya suka nongkrong di nasi kucing bareng sama mbak Suliz teman baik saya.


NIKAH SYIRI
Sampai di rumah saya langsung nonton tv dan kebetulan sedang membahas tentang RUU yang diajukan oleh Depag tentang pelaku nikah syiri akan dipidanakan, saya langsung tertarik karena sesungguhnya saya sepakat dengan itu. Bagi saya pribadi nikah syiri itu akan merugikan pihak perempuan dan anak, karena tidak ada jaminan dari laki-lakinya untuk menikahi resmi setelah nikah syiri. Saya kira perempuan bukan barang murah dan perempuan harus mulai punya daya tawar terhadap laki-laki, jangan mau dinikahi jik hanya secara syiri.

SHEILLA M
Setelah nonton berita di atas saya ganti tayangan dan kebetulan tayangan tersebut bintang tamunya Sheilla M, saya secara pribadi salut sama itu cewek terutama salut buat ibundanya. Saya tidak membenarkan perbuatan hamil di luar nikah, tapi saya hanya membenarkan ketabahan dan ketegaran Sheilla dan ibundanya. Justru menurut saya yang kurang ajar adalah pihak laki-laki yang menghamili Sheilla, dia kurang ajar dan tidak beretika karena tidak berani bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri.
Continue Reading...

Thursday, February 11, 2010

Pelajar Hebat....

Hari rabu tanggal 10 februari saya menemani murid-murid saya lomba band di istora senayan. Lomba tersebut digelar dalam rangka pameren perguruan tinggi, dan lomba tersebut diikuti oleh sma dan smk sedejabotabek, bahkan ada beberapa yang dari luar dejabotabek. Saya dan murid-murid saya datang sekitar pukul 19.00 dan baru tampil sekitar pukul 21.00 karena mulainya agak telat. Kecewa sih enggak cuma sempat keburu-buru saja dan takut terlambat. Tapi apa kata orang kadang memang benar, bahwa budaya terlambat di Indonesia seolah-olah merupakan hal yan biasa-biasa saja.

Anak-anak sempat ke luar istora dan nongkrong di luar gedung, saya dengan ditemani mbak eny mencoba untuk melihat penampilan band dari sekolah lain, luar biasa ternyata band-band yang saya lihat penampilannya keren habis, dan saya pikir ini adalah segi positif dari kelebihan para pelajar. sekitar pukul 21.00 madani band yang tidak lain adalah murid saya tampil, bagus dan sangat keren menurut saya. Saya bangga mempunyai murid seperti mereka, meskipun suara Yudi sebagai vokalis kurang begitu jelas. Tapi seperti apapun saya tetap bangga dan mensupport mereka agar terus berkarya.

Kamis pagi anak-anak saman yang muridku juga tampil pukul 09.00 pagi. Anak-anak pemain yang jumlahnya 15 orang sudah datang di sekolah pukul 05.00 pagi. Mereka saya minta datang lebih awal untuk persiapan mack up, dan karena yang mack up satu jadi harus bergantian satu sama lain. Sekitar pukul 08.00 semua telah selesai dan karena kopaja sudah lama menunggu maka pemain, guru, dan supporter sama-sama berangkat menuju istora senayan. Alhamdulillah pukul 08.30 sudah tiba di istora senayan dan langsung daftar ulang.

Kurang lebih pukul 09.30 saman dari dosqi 18 akhirnya tampil juga. Sebelum tampil anak-anak sempat grogi saat di belakang panggung, mereka grogi karena lihat anak-anak saman dari sekolah lain yang kata anak-anak lebih bagus. Melihat suasana itu saya langsung bilang: "nyantai saja dek, baju kalian lebih keren kok dari pada baju mereka." Saya lihat mereka tersenyum dalam pesimisme, saya sebenarnya sedih tapi saya tetap ingin murid-murid saya tetap semangat dalam ketakutan dan kegelisahan.

Akhirnya saman dosqi 18 tampil juga, dan menurut saya penampilan mereka sungguh luar biasa, saya bangga sama murid-murid saya tersebut, di usia mereka yang masih remaja mereka menghasilkan satu karya berupa ketrampilan. Karena realitas masyarakat mengatakan kepahitan bahwa anak-anak remaja cenderung pada hal-hal yang kurang baik seperti: tawuran pelajar, free seks, narkoba, dan melakukan kegiatan lain yang sifatanya merugikan pihak lain.

Jumat pukul 17.00 tepatnya tanggal 12 februari 2010 hasil yang juara diumumkan secara resmi. Saya sampai istora senayan sekitar pukul 15.30 dan saya menunggu hingga pukul 17.00. Menjelang diumumkan saya agak berdebar tapi juga sadar bahwa jika tidak menang sekalipun tidak mengapa, karena kompetisi musti ada yang mengalah untuk tidak menang, dan ternyata benar band dan saman dosqi 18 belum beruntung pada lomba kali ini. Saya tidak marah sama murid-murid saya, bagaimanapun untuk jadi pemenang itu butuh proses yang tidak pendek.

Tapi saya salut sama anak band yang juara satu, dari sma 9 bekasi. Menurut saya tu group band benar-benar luar biasa, mereka bisa memadukan musik dengan cantik. Tentunya suara vokalisnya juga bagus banget, tinggi habis suaranya. Mereka bisa mengguba lagu lama yang jadul menjadi sangat menarik dan agak-agak rok. Semua tahu bahwa lagu "suasanya di kota santri" adalah lagu jadul habis, dan ternyata bisa di renovasi dengan indah oleh band ini. Setelah direnovasi oleh band ini lagu tersebut menjadi sangat menarik dan enak di dengarkan.

Untuk masalah lomba, para peserta lomba harus sadar dan paham bahwa lomba itu adalah kompetisi. Dan kompetisi itu pasti ada yang menang dan ada yang kalah. Bagi yang menang hendaknya terus berlatih lagi supaya lebih bagus, bagi yang kalah teruslah berlatih juga dan jangan menyerah karena untuk menang membutuhkan waktu. Dan waktu yang dibutuhkan untuk menjadi juara adalah tidak sesingkat yang diharapkan oleh kita. Kalah bukan berarti kehancuran, justru jadikan kalah ini untuk menambah spirit kedepan agar lebih hebat lagi.
Continue Reading...

Tuesday, February 09, 2010

Ragunan....

Hari minggu saya beserta mahasiswa saya Stai Bina Madani melakukan penelitian sosial ke Ragunan. Kami hanya menyewa satu bus kecil lantaran jumlah kami hanya 21 orang sudah termasuk saya. Saya dan teman-teman mahasiswa berangkat pukul 09.00 dan sampai lokasi pukul 11.30 wib. Sesampai di Ragunan kami kumpul sebentar untuk koordinasi tentang objek penelitian, baru kemudian kami masuk bersama-sama setelah salah seorang mahasiswa membeli tiket masuk.

Seperti biasa saya bersuka ria mengambil gambar saya dengan minta tolong mahasiswa saya, yah lumayan menarik karena pemandangan lokasinya sangat hijau dan alami. Saya yakin foto saya sejelek apapun pasti akan bagus hasilnya, karena alamnya sungguh luar biasa indahnya. Tidak ada polusi, masih asri, masih ada angin segar, dan terkesan sungguh alami tanpa campur tangan manusia.

Kemudian saya dan para mahasiswa saya jalan muter-muter keliling Ragunan, mahasiswa saya sembari jalan sembari mencari objek penelitian yaitu:
1. Pedagang makanan
2. Pedagang asesoris
3. Pengunjung
4. Pengemis atau pengamen

Saat mahasiswa saya mencari responden, saya leyeh-leyeh sambil mengamati hal-hal yang terjadi di Ragunan diantaranya:
1. Banyaknya pedagang buah di luar pagar sebelum pintu masuk.
2. Banyaknya pedagang boneka dengan bentuk hewan yang bermacam-macam.
3. Adanya penjual di dalam yang resmi maupun yang tidak resmi, yang resmi biasanya aman dari kejaran aparat, sedangkan yang tidak ijin pasti akan menjadi sasaran empuk aparat (satpam dalam).
4. Pengamen dan pengemis yang sedang dikejar-kejar aparat, padahal mereka bekerja demi membahagiakan orang tuanya yang sedang sakit.
5. Fenomena maraknya anak-anak sma yang pacaran di ragunan selepas pulang sekolah, atau ketika dia bolos sekolah, menjadi sangat strategis dan nyaman karena lokasinya tepat banget.
6. Fenomena pengunjung yang memberi makan hewan padahal sudah dilarang, bagaimanapun hewan itu mempunyai jenis makanan sendiri dan tidak boleh dikasih makan sembarangan.
7. Jarak antar hewan yang lumayan jauh, kasihan anak-anak kecil pasti akan kecapean.
8. Persewaan sepeda double dan single.

Dari sekian fenomena yang saya amati, saya sebenarnya sangat tertarik untuk menyewa sepeda dan kemudian berputar-putar Ragunan. Tapi saya mengurungkan niat karena tidak enak sama mahasiswa saya. Bagaimanapun saya dan mereka datang secara bersama-sama. Tapi ngomong-ngomong soal sepeda, alhamdulillah saya sekarang sudah mempunyai sepeda. Tinggal mengatur waktunya saja kapan saya akan menggunakan sepeda untuk beraktivitas. Jakarta adalah ibu kota negara makanya tidak boleh kotor dan banyak polusi, sehingga menggunakan sepeda adalah merupakan solusi yang tepat. Karena dengan bersepeda akan dapat mengurangi polusi-polusi, selain bersepeda juga bisa untuk menyehatkan badan, karena bersepeda adalah bagian dari olah raga.
Continue Reading...

Thursday, February 04, 2010

Pak Polisi Jilid II.......

Mbak Sofie pernah cerita bahwa kampus saya bekerjasama dengan polisi air Tanjung Priuk, artinya bahwa polisi Tanjung Priuk jadi mahasiswa di kampus saya jurusan ekonomi syariah. Saya pernah ditawari mengajar di pol air tersebut, tapi saya belum mengiyakan. Beberapa waktu kemudian saya mengiyakan karena alasan sepertinya menarik mengajar pol air yang basicnya adalah polisi biasa yang bertugas menjaga keamanan negara Indonesia.

Beberapa waktu setelah itu saya ditelephone oleh mbak Sofie bahwa hari selasa depan saya mulai mengajar di pol air dengan mata kuliah metodologi penelitian sebanyak dua sks. Tiba-tiba saya hampir tertawa ketika ingat mau mengajar polisi, itu sama saja saya menjadi guru/dosen bagi mereka. Bukan tidak percaya diri bagaimanapun saya punya kapasitas dan memang itu adalah hak saya. Tapi terasa lucu dan menggelikan ketika ingat jaman dahulu, ketika saya sering berurusan dengan yang namanya pak polisi.

Saya ketika kuliah di Semarang berkali-kali ketilang polisi karena banyak alasan diantaranya: belum punya sim, tidak bawa stnk, tidak pakai helm, atau melanggar rambu-rambu lalu lintas jalan raya. Saya tidak punya sim karena waktu itu tidak punya duit untuk membuat sim, kadang tidak pakai helm karena helm cuma ada satu sementara saya berdua sama teman saya. Kalau masalah melanggar lalu lintas seringnya karena saya sangat ceroboh ketika dijalanan. Anehnya meski salah saya sangat sebel ketika polisi menilang saya, padahal sesungguhnya saya yang salah dan polisi itu memang benar karena menjalankan tugasnya.

Saya sebel dan bahkan benci karena saya merasa polisi terlalu berlebihan, banyak sebenarnya pelanggaran tapi banyak yang lolos dari pengamatan polisi. Tapi secara tiba-tiba polisi melakukan operasi seolah-olah tidak pernah ada pelanggaran di negeri yang bernama Indonesia. Saya sih inginnya kalau pengen tegas harus komitmen, tapi kalau pengen santai yaudah tidak usah terlalu sering mengadakan operasi di jalan.

Pernah ada kejadian lucu ketika saya sedang bersama dengan almarhum mabak Lela, waktu itu helm kami cuma ada satu dan kami lewat jalur tikus supaya tidak ketahuan pak polisi. Ternyata keluar dari jalur tikus sedang ada operasi gabungan, karena panik saya langsung kabur dan mencari jalan tembus. Pas saya keluar dari jalan tembus ternyata pak polisi sudah berdiri untuk menghadang saya. Saya hampir kabur lagi dan akhirnya tidak jadi setelah mbak Lela bilang: "mbak tidak usah kabur, bagaimanapun kita salah karena tidak membawa dua helm." Spontan saya langsung trenyuh dan tidak enak hati sama sahabat baikku itu, akhirnya kita berdua kena tilang dan harus nitip uang untuk sidang.

Saya tidak tahu kenapa saya sangat sebel dan benci sama polisi, saya sepertinya sebel karena saya tidak punya banyak uang, sehingga ketika mengeluarkan uang untuk sidang atau nitip sidang saya merasa bahwa uang itu seharusnya bisa digunakan untuk keperluan yang lainnya. Selain itu klaim masyarakat terhadap polisi juga sudah sangat buruk, seolah-olah polisi adalah manusia yang menyebalkan terutama polisi lalu lintas.

Teman kuliah saya di Semarang malah pernah mengalami kejadian lucu, berikut petikan dialog teman saya dengan pak polisi tersebut:

Polisi: permisi mas, anda melanggar rambu lalu lintas yaitu menabrak lampu merah.

Hadi: iya to pak? maaf pak saya sedang buru-buru. saya kan baru sarjana pak, nah hari ini saya dapat panggilan kerja, karena buru-buru saya tidak memperhatikan lampu lalu lintas pak.

Polisi: saya mengerti tetapi tetap saja anda bersalah dan harus ditilang.

Hadi: ditilangnya diapain pak? kalau sidang saya takut tidak bisa, kalau nitip sidang terus terang saya tidak punya uang pak.

Polisi: lho anda maunya bagaimana? anda kan salah jadi ya harus tahu dir dunk?

Hadi: yaudah saya nitip sidang saja pak.

Polisi: yaudah nitip sidang 30.000.

Hadi: uang didompet saya cuma ada 20.000 pak.

Polisi: mana uangnya?

Hadi: saya tidak punya uang lagi pak, dan bensin saya ternyata habis banget pak.

Polisi: yaudah ne saya kembalikan 10.000 untuk beli bensin, lain kali hati-hati ya jangan ngebut dan melamun saat bermotor.

Hadi: siap pak polisi.

Kembali ke cerita saya di atas, saya hari itu berangkat dari Kebayoran sekitar pukul 13.30 wib dan harus mengajar di pol air sekitar pukul 15.00 wib. Saya belum tahu tempatnya tapi alamat yang diberikan kepada saya sudah cukup jelas, dan alhamdulillah saya tahu sedikit daerah ancol. Kebetulan kantor pol airnya berada ditepian pantai, sehingga terlihat begitu indah dan menarik perhatian saya. Sesampai di kantor pol air saya sempat beberapa kali bertanya dimana tempat perkuliahannya? Dan ternyata perkuliahan dilakukan di gedung deket masjid pol air.


Kembali ke cerita saya di atas, saya hari itu berangkat dari Kebayoran sekitar pukul 13.30 wib dan harus mengajar di pol air sekitar pukul 15.00 wib. Saya belum tahu tempatnya tapi alamat yang diberikan kepada saya sudah cukup jelas, dan alhamdulillah saya tahu sedikit daerah ancol. Kebetulan kantor pol airnya berada ditepian pantai, sehingga terlihat begitu indah dan menarik perhatian saya. Sesampai di kantor pol air saya sempat beberapa kali bertanya dimana tempat perkuliahannya? Dan ternyata perkuliahan dilakukan di gedung deket masjid pol air.

Karena masih ada dosen di dalam, saya menunggu di ruang tunggu sambil menyaksikan pantai yang lumayan indah dan membawa angin laut yang begitu segar. Saya sempat terlonjak oleh suara dentingan pintu yang menutup sendiri karena terkena angin. Dan alhamdulillah datanglah seorang bapak-bapak yang sepertinya adalah OB nya, pintu ditutup dan anginpun hembusan kerasnya mulai berkurang. Kata si bapak, sudah biasa seperti itu karena kantor tersebut benar-benar ditepian pantai lepas.

Akhirnya dosen yang di dalampun keluar dan saya masuk kelas, bayangan saya polisi yang kuliah adalah polisi yang masih muda-muda ternyata sudah bapak-bapak dan ibu-ibu, sepertinya usia mereka sekitar 45-55 tahun. Karena agak canggung saya langsung bilang:

Saya: hebat ya bapak dan ibu, masih saja semangat saja untuk kuliah.

Polisi: iya dunk bu, ilmu itu kan sepanjang hayat.

Saya: iya betul pak, oya ngomong-ngomong biasanya kan polisi kalau kuliah ambilnya jurusan hukum, ini kok ambil ekonomi syariah?

Polisi: kan tidak harus hukum bu, kita lagi berselera saja sama ekonomi syariah.

Saya: oke kalau begitu, mari kita mulai mata kuliah pada sore hari ini, kita akan belajar tentang metodologi penelitian ilmiah.

Saya kemudian memperkenalkan diri, dan setelah itu saya mengajak mahasiswa saya yang polisi itu untuk juga memperkenalkan diri. Mata kuliah berlangsung selama dua sks dan setelah selesai saya ditawari makan mie ayam yang sudah dibungkus rapi dan teh hangat manis. Sebenarnya tidak lapar, tapi karena tidak enak saya pun akhirnya makan bareng dengan mereka.

Ketika mau pulang saya berhenti dulu di ruang tamu dan ketemu sama dua orang polisi yang juga mahasiswa saya:

Polisi: mbak duduk dulu sini, maaf ne saya panggil mbak karena di luar kelas.

Saya: oya tidak apa-apa pak, iya ada apa pak?

Polisi: kayaknya masih muda sekali ya mbak, kelihatan gitu, hehehe.

Saya: ah tidak juga pak, saya kebetulan senang kuliah makanya sudah ambil s3.

Polisi: wah hebat ya, muda-muda sudah ambil doktor, semoga cepat jadi doktor dech, amien.

Saya: terima kasih atas doanya.

Polisi: pulang pakai apa? motor ya? kalau pakai motor hati-hati ya, soale daerah sini agak rawan, sering ada penjambretan sambil jalan.

Saya: kan ini masih sore pak, lagipula saya sudah biasa pakai motor kok, tapi terima kasih pemberitahuannya.

Polisi: sore, siang, atau malam tidak pengaruh mbak, banyak korban yang dijambret pada siang bolong.

Saya: modusnya gimana pak?

Polisi: dia pakai motor dan mengejar motor yang diincar, setelah itu tasnya ditarik paksa, kadang sampai melukai pengendara motornya.

Saya: ada yang sampai meninggal gak pak?

Polisi: banyak mbak, makanya hati-hati.

Saya: oke dech pak, terima kasih ya pak, saya pamit dulu pak.

Polisi: hati-hati ya mbak di jalan.

Saya langsung menuju ke parkiran motor dan siap-siap untuk pulang ke Kebayoran Lama, kebetulan malam itu saya ada janji sama murid saya untuk menemani mereka latihan band. Latihan band untuk lomba se Dejabotabek di Senayan pada pertengahan februari. Sampai Kebayoran pukul 19.30 wib dan saya langsung menhubungi anak-anak band dosqi. Jam 21.00 wib baru bisa masuk studio dan kita keluar sekitar jam 22.00 wib, kita nongkrong dulu sebentar dan jam 22.30 wib baru pulang.

Hari itu terasa aneh karena mengajar polisi, sosok yang kurang saya sukai karena pengalaman subjektif saya terhadap polisi. Tapi alhamdulillah keanehan itu terbayar bahagia saat meliaht semangat anak-anak dosqi yang serius latihan musik untuk memperjuangkan nama sekolah tercinta.
Continue Reading...

Monday, February 01, 2010

Polisi....

Hari itu malam sehingga jalan raya sekalipun terlihat gelap, dan akibatnya rambu-rambu lalu lintas sekalipun hampir tidak terlihat dengan jelas untuk saya yang menggunakan kaca mata alias minus. Mahasiswa saya yang di depan sudah ngacir dengan motornya dan menabrak rambu lalu lintas tersebut, saya dan mahasiswa yang membonceng saya karena panik ikut-ikutan menabrak rambu lalu lintas dilarang lurus karena one way. Tiba-tiba tukang ojek di sebelah kanan teriak-teriak dan meminta kami dengan dua motor kami untuk berhenti, karena kaget dan sadar akan kesalahan kamipun berhenti. Saya berhenti di sebelah kanan sedangkan motor satunya berhenti di sebelah kiri.

Saya baru sadar bahwa ternyata yang mendatangi saya adalah seorang polisi yang tidak terlalu tua dan berwajah tampan. Mahasiswa saya panik karena dia tidak punya sim, saya langsung mengeluarkan stnk dan sim saya. Berikut dialog saya dengan bapak polisi tampan tersebut:

Saya: maaf pak kami memang salah, kami buru-buru karena besok anak-anak mau uas.

Polisi: iya mbak, lain kali hati-hati ya, tapi bagaimanapun mbak tetap kena tilang apalagi yang mengendarai tidak punya sim.

Saya: tapi saya punya sim pak, saya juga membawa stnk, tadi saya yang mengendarai terus karena saya lelah saya minta digantikan untuk sementara saja.

Polisi: mbak kan pasti tahu hukum, tilang itu berlaku untuk yang mengendarai motor, lagipula kalau mbak tahu dia tidak punya sim kenapa di ijinkan mengendarai motor?

Saya: iya pak saya salah dan minta maaf.

Polisi: hari kamis sidang ya mbak, stnk sementara saya tahan.

Saya: saya tidak bisa pak kalau hari kamis, soale saya kerja pak.

Polisi: yaudah nitip buat sidang saja, untuk pelanggaran rambu Rp. 55.000 dan untuk tidak adanya sim Rp. 75.000, total semuanya Rp. 125.000.

Saya: mahal banget pak? kayaknya enggak sampai segitu deh?

Polisi: di jakarta beda sama di bogor mbak? tapi kalau tidak mau yah silahkan sidang saja.

Saya: kita gabung saja sama mahasiswa saya yang disana pak, jadi jangan dipisah kayak gini.

Polisi: yaudah kita kesana saja.

Waktu saya kesana, saya melihat dua mahasiswa saya sedang disuruh menyanyi oleh polisi yang satunya lagi, tapi mereka tidak mau menyanyi. Saya melihat salah satu mahasiswa saya itu sedang hampir menangis karena kaget dan kelihatan kaget. Dan ternyata benar dia benar-benar menumpahkan air matanya. Saya kaget dan tidak enak sama polisi tersebut, tapi saya juga kaget karena tiba-tiba polisi membatalkan uang sidang yang seharusnya bisa dititipkan kepadanya, dan stnk saya akhirnya dikembalikan kepada saya. Saya sungguh-sungguh tidak tahu penyebabnya, berikut petikan dialog saya dengan bapak polisi tersebut:

Polisi: besok-besok lagi kalau jalan hati-hati dan tidak usah ngebut, kalau tidak tahu jalan jangan segan untuk bertanya, terus kalau tidak punya sim yah harus buat sim.

Saya: iya pak terima kasih, saya juga mohon maaf karena telah berbuat kesalahan, masalah sim mungkin umur mahasiswa saya belum mencukupi pak, dia baru berusia 17 tahun menuju 18 tahun.

Polisi: membuat sim itu sekarang bisa usia 16 tahun, jadi seharusnya mahasiswa mbak sudah punya sim.

Saya: iya pak, saya mohon maaf dan setelah ini mahasiswa saya biar membuat sim.

Polisi: iya begitu kan bagus, saya kadang bingung juga mbak, orang salah ditilang tidak mau, kalah saya tidak menilang saya juga salah.

Saya: iya pak saya tahu kok.

Polisi: jangan dikira gaji saya besar mbak, saya jaga malam tidak dapat uang makan, gaji saya cuma Rp. 2.000.000.

Saya: iya pak saya paham.

Polisi: oke terima kasih dan mohon maaf, sekali lagi kalau tidak paham jalan jangan malu untuk bertanya pada orang yang ada disekitar situ.

Saya: terima kasih pak.

Saya dan ketiga mahasiswa saya berpamitan dengan bapak polisi tersebut, dan bapak polisi satunya sedang mengejar pengendara motor yang juga melakukan kesalahan seperti yang saya lakukan. Kami berempat menjabat tangan bapak polisi tersebut dan mengucapkan terima kasih. Kami jalan dan saya masih saja berfikir kenapa polisi tersebut tiba-tiba membatalkan tilangnya? Yah bagaimanapun mungkin dia memang orang baik dan orang yang masih punya belas kasihan terhadap orang-orang yang nyasar seperti kami.

Tapi ngomong-ngomong kasihan juga yah jadi polisi? Selalu diklaim buruk oleh sebagian masyarakat, meski sesungguhnya belum tentu dia seburuk itu, kalaupun ada polisi yang menyebalkan saya yakin itu hanya oknum saja. Dan tentunya masyarakat juga harus lebih komitmen lagi, misalnya tidak menawarkan damai ketika ditilang oleh pak polisi, sehingga polisi juga tidak menawarkan nitip uang untuk sidang.
Continue Reading...
 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog