Sunday, April 26, 2009

Cinta...

saya tidak tahu harus bicara apa tentang cinta, karena bagi saya cinta terkadang sangat absurd dan terkadang begitu nyata. cinta kadang menyenangkan hati dan terkadang begitu menyedihkan. tetapi kemudian, benarkah kita harus terjebak dengan kata-kata cinta...??? kira-kira gimana caranya agar kita tidak termakan oleh kata-kata cinta...???

bahkan aku gak ngerti mau bicara apa tentang cinta...??? yang saya tahu, orang yang mencintai biasanya rela melakukan apapun untuk orang yang dicintainya, meskipun dirinya kadang menjadi korban atas nama cinta tersebut.

tapi apa iya, kita bisa mengorbankan diri kita untuk orang lain...??? jika memang iya, orang tersebut adalah orang yang sangat luar biasa dan layak untuk diacungi jempol. karena pengorbanan bagi saya begitu beratnya, apalagi pengorbanan yang jika diri saya sendiri saja tidak siap untuk berkorban. apalagi berkorban untuk orang lain, yang meskipun kita sangat mencintainya.

mungkin saya memang egois dan tidak peduli, tetapi kadang saya bingung sendiri, kira-kira tujuan tuhan menciptakan diri kita itu untuk apa ya...??? karena menurut saya, tuhan menciptakan diri kita untuk menjadikan diri kita menjadi manusia yang hebat dan berguna untuk banyak orang, sehingga menjadi sangat sia-sia jika kehidupan kita tidak bermakna sama sekali untuk khalayak banyak.

akhirnya, saya hanya bisa bilang, silahkan berkorban untuk orang yang kita cintai, tapi tolong juga untuk tidak mendzalimi diri sendiri, karena bagaimanapun, diri kita harus kita hormati dan sayangi.

Continue Reading...

Pilihan Untuk Memilih Atau Tidak Memilih...

Kebahagiaan adalah harapan semua orang, karena tidak ada manusia tidak ingin bahagia dalam hidupnya...

Kesedihan jelas sesuatu yang tidak diingini oleh semua orang, bahkan orang beramai-ramai sepakat untuk menghindari kesedihan...

Tetapi pertanyaannya: bisakah kita memilih untuk bahagia selamanya...??? dan bisakah kita meminta agar tidak pernah dihinggapi rasa sedih...???

Jika diijinkan dan dibolehkan, saya adalah orang pertama yang menginginkan kebahagiaan... dan saya juga orang pertama yang menginginkan dijauhkan dari kesedihan...

Kawan, hidup harus tetap berjalan, dan cita-cita harus tetap disongsong, apapun yang terjadi...

Pesimisme dan apatisme hanya akan menghambat idealisme...

Tidak perlu takut dan tidak perlu menyerah, percayalah akan masa depan yang gemilang, meskipun masa depan tersebut kadang terlalu naif untuk dikhayalkan saat ini...

Lho, benarkah kita tidak boleh bersugesti untuk masa depan kita...???

Saya pikir, tuhan sangat menghargai kapasitas makhluknya, dan saya percaya bahwa tuhan sangat mencintai hamba-hambanya, seperti apapun bentuk dan karakternya, karena saya yakin tuhan paham akan kondisi hamba-hambanya...

Continue Reading...

Thursday, April 23, 2009

Hari Kartini Sama Saja...

Tidak banyak perubahan dari tahun-tahun sebelumnya. Hari kartini hanya dirayakan dengan begitu-begitu saja tanpa ada perubahan yang signifikan. Masih mendinglah, dari pada orang yang sama sekali tidak kenal dengan karya-karya kartini. Pahlawan perempuan yang belum tuntas berjuang, dikarenakan telah wafat.

Sebenarnya yang kita butuhkan dari kartini adalah spirit perjuangannya, spiritnya untuk memperjuangkan hak-hak perempuan agar sama dengan laki-laki, terutama dalam dunia pendidikan. Semua orang pasti sudah tahu, bahwa budaya di negara Indonesia masih sangat patriarkhis, yaitu budaya yang sangat mengagungkan kaum laki-laki. Sehingga dari pengagungan tersebut, muncul diskriminasi terhadap kaum hawa.

Ah, boro-boro bicara tentang diskriminasi, kaum perempuan sendiri saja masih banyak yang cuek dan acuh dengan nasib saudaranya sendiri sesama kaum perempuan. Masih banyak perempuan yang menganggap bahwa keadaan perempuan sekarang bukan penindasan, tetapi memang kodrat yang sudah diberikan tuhan kepada kaum perempuan.

Jangankan bicara tentang perlawanan atau kesetaraan, bicara tentang ketidakadilan saja masih dianggap sebagai sesuatu yang tidak penting dan terlalu mengada-ada. Jangan menyalahkan laki-laki dulu, karena dipihak perempuan saja belum ada kesadaran untuk berjuang bersama-sama.

Malam hari kartini, saya melihat film di trans tv, disana diceritakan tentang seorang ibu yang namanya srintil dia mempunyai suami yang kejam dam mempunyai anak yang pinter. Anaknya bernama kartini, kelak dia akan menjadi seorang perempuan hebat yang membanggakan.

Dalam cerita tersebut, srintil sangat patuh kepada suaminya, meskipun suaminya tidak bekerja dan suka menghabiskan uang keluarga. Srintil sebagai istri, merasa harus mengabdi kepada suami seperti apapun suaminya. Srintil merasa bahwa ketika laki-laki tidak benar sekalipun, dia masih harus dihargai dan dihormati, karena takdir menjadi laki-laki adalah dihormati dan dihargai oleh perempuan.

Si anak yang bernama kartini, tidak terima dengan perlakukan bapaknya kepada ibunya, dia merasa bahwa ibunya sudah keterlaluan. Kartini benci kepada bapaknya dan sebel kepada ibunya yang selalu patuh terhadap bapaknya yang nyata-nyata sangat bejat. Tetapi sebagai seorang anak, kartini tidak bisa melakukan apa-apa, orangtuanya tetap saja menganggap kartini sebagai anak ingusan yang tidak perlu didengar pendapatnya.

Karena sang suami punya hutang banyak, srintil memutuskan untuk menjadi tki, dan ternyata majikan srintil sangat kejam dan tidak mempunyai peri kemanusiaan. Srintil meninggal di malaysia saat akan diperkosa oleh majikan laki-lakinya. Kartini sangat shock dan tidak percaya akan kepergian ibunya yang begitu mendadak, sedangkan suami menjadi sadar dan merasa bersalah dengan anaknya kartini.

Pada ending cerita, kartini berhasil menjadi seorang pengacara yang handal, yang bisa menolong seorang perempuan yang diperkosa. Sehingga akhirnya si pemerkosa dijebloskan kepenjara. Meskipun ending ceritanya bagus dan indah, ada proses-proses dimana perempuan ditindas oleh kaum laki-laki, yaitu:
1. Ibu kartini taat yang berlebihan kepada suaminya
2. Suami bisa sewenang-wenang kepada istrinya
3. Majikan laki-laki bisa memperkosa pembantunya perempuan

Ibu kartini taat yang berlebihan kepada suaminya...

Bagi saya, suami dan istri adalah patner yang satu sama lain harus saling menghormati dan menghargai. Boleh taat sama suami, selama suami juga patuh dan hormat saya kita sebagai perempuan dan sekaligus sebagai istri. Tidak adil saya rasa, jika suami ingin ditaati sementara dirinya tidak pernah menghormati kapasitas istrinya.

Seringnya ada dikotomi yang mengatakan bahwa perempuan wajib taat terhadap suami karena suami adalah kepala rumah tangga, sementara suami tidak wajib taat terhadap istri karena istri adalah anak buah dari suaminya.

Bahkan tidak banyak laki-laki yang arogan hanya karena dirinya merasa menafkahi istri dan anak-anaknya. Bahkan tidak jarang dari suami yang akhirnya melarang istrinya bekerja karena alasan tidak wajib. Mending kalau suaminya benar dan bertanggung jawab, lha kalau suaminya selingkuh atau main mata sama perempuan lain...???

Suami baik sekalipun tetap tidak ada pembenaran bagi suami yang melarang istrinya untuk berkarir, karena menurut saya, baik laki-laki maupun perempuan pasti ingin menjadi orang hebat dan berguna untuk keluarga dan bangsa indonesia.

Suami bisa sewenang-wenang kepada istrinya...

Apapun alasannya, suami tidak punya hak untuk melakukan kekerasan terhadap istrinya. Karena kekerasan baik fisik, psikis, maupun seksual adalah pelanggaran hak asasi manusia. Menurut undang-undang pkdrt no 23 tahun 2004, bahw jika ada pelanggaran ham terhadap istri, istri atau orang yang mengetahui mempunyai kewajiban untuk melaporkan kasus tersebut kepada kepolisian yang terdekat.

Sehingga tidak ada alasan lagi bagi laki-laki untuk bertindak sewenang-wenang terhadap istrinya. Sekali lagi, kekerasan terhadap perempuan adalah pelanggaran ham yang harus ditindak sesuai hukum yang berlaku di indonesia. Orang yang melihat juga harus berani melaporkan, karena masalah rumah tangga orang lain jika ada yang terluka berarti adalah tanggung jawab kita juga sebagai tetangga atau temannya.

Majikan laki-laki bisa memperkosa pembantunya perempuan...

Selama ini banyak pembantu perempuan yang di perkosa oleh majikannya, bahkan tidak hanya pembantu yang diperkosa, banyak kasus perkosaan di jalan-jalan dan bahkan merata di beberapa tempat. Saya heran kepada laki-laki yang memperkosa perempuan, kenapa dia tega banget...??? Padahal orang yang dia perkosa adalah orang yang bukan haknya sama sekali.

Bahkan yang sangat mengherankan saya, masyarakat secara umum masih saja menyalahkan perempuan atas perkosaan tersebut, kata orang-orang: "Lagian ngapain perempuan pakai bikini, bikin laki-laki terangsang saja...???" Saya bisa balik bertanya: "Lho, lagian ngapain laki-laki memperkosa perempuan yang bukan haknya, kayak binatang aja yang nggak punya otak untuk berfikir...???" Ada lagi orang yang bilang: "Salah siapa suka keluyuran malam-malam, kan nggak pantes buat perempuan...???" Saya akan bilang: "Lho, mbok ya laki-laki dibersihin otaknya untuk tidak memperkosa perempuan, sehingga perempuan tidak perlu takut jika keluar malam-malam...???."

Saya pribadi masih yakin, bahwa laki-laki sebenarnya bisa untuk tidak memperkosa perempuan, tetapi karena ada pembenaran budaya yang mengatakan bahwa:
a. Nafsu laki-laki lebih besar
b. Laki-laki adalah penguasa
c. Perempuan adalah pemuas nafsu
d. Perempuan adalah makhluk yang lemah
Akhirnya para laki-laki dengan gagahnya berani memperkosa perempuan, meski bukan haknya sama sekali, dasar tidak punya otak....??? Tega-teganya jika ada laki-laki yang memperkosa perempuan, apalagi dengan empat alasan tersebut di atas.

Memang, koreksi dan kritik untuk semua manusia baik jenis kelamin laki-laki dan perempuan, bahwa keadilan harus terjadi, dan tentunya keadilan tersebut harus diusahakan secara bersama-sama. Laki-laki jika ingin dihargai dan dihormati, dia juga harus menghargai dan menghormati perempuan. Laki-laki jangan pengen maju sendirian, karena negara ini butuh kiprah dari laki-laki dan perempuan. Saya kira tuhan tidak mungkin tidak adil, kemudian menciptakan perempuan dan laki-laki untuk dibeda-bedakan...???

Bagi saya pribadi, tuhan sangat adil dan sayang terhadap semua hambanya tanpa melihat apa jenis kelaminnya. Karena sekali lagi, dunia akan indah jika dibangun oleh perempuan dan laki-laki. Turunkan egomu wahai kaum laki-laki, ingatlah bahwa ada perempuan dibalik keberhasilanmu. Hilangkan kesombonganmu wahai kaum laki-laki, sadarlah bahwa perempuan juga mempunyai kapasitas kualitas yang layak untuk dipertimbangakan.
Continue Reading...

Muridku Kena Tiner...

Hari itu pelajaran pkn di 11ips3, saya telat datang karena habis rapat sama anak saman dan marawis. Ternyata hari itu tidak pelajaran dikarenakan, anak-anak diharuskan membersihkan meja yang kena tipex untuk persiapan ujian nasional yang akan dilaksanakan tanggal 20-24 april 2009.

Untuk membersihkan meja yang kotor, anak-anak diberi ambril dan tiner. Harapannya, anak-anak bisa mebersihkan meja yang kotor dengan tuntas. Ternyata eh ternyata, namanya juga anak-anak smu, tiner yang harusnya digunakan untuk membersihkan meja, dipakai untuk mainan dan upz... mengenai mata salah satu murid saya yang berjenis kelamin laki-laki, maaf saya belum hafal namanya, maklum guru baru.

Dia langsung lari ke kamar mandi untuk membersihkan matanya denga air, saya juga ikut-ikutan panik melihatnya, apalagi ada satu murid cewek cici namanya yang menakut-nakuti saya. Kata cici, tiner itu sangat bahaya dan bisa menyebabkan kebutaan. Waduh, kok jadi ngeri banget, karena takut dan bingung, akhirnya saya memutuskan menelephone nanik teman saya yang kebetulan bidan di tegal.

Ternyata kata nanik, tidak sampai menyebabkan kebutaan, paling hanya iritasi berat. Saran nanik, si anak harus segera dibawa ke dokter mata agar segera mungkin ditangani. Akhirnya saya menyarankan si anak dan yang menyiram tiner, agar mereka segera ke dokter spesialis mata, agar tidak terjadi apa-apa terhadap mata si anak tersebut.

Akhirnya mereka langsung ke dokter spesialis mata, dan saya baru sadar bahwa dokter spesialis biasanya sangat mahal, dan saya yakin, anak-anak pasti tidak mempunyai uang sebanyak itu. Setelah saya kroscek dan saya pastikan, ternyata si tersangka, he he he, telah menghubungi ibunya untuk masalah pembiayaan. Huuuh, senang sekali rasanya, satu masalah telah usai, dan semoga tidak terjadi apa-apa dengan mata si anak murid saya yang tercinta.

Oh iya, saya baru ingat, nama murid saya itu adalah: Muhajir, he he he.
Continue Reading...

Pak Sobari...

Hari itu saya pulang sekolah, dan saat ambil motor diparkiran, saya ketemu sama bapak ahmadi dan bapak arman. Mereka ngajak saya nengokin mantan guru dosqi yang kebetulan sedang sakit. Karena merasa tidak kenal, saya agak ogah-ogahan, tetapi karena tidak enak akhirnya saya memutuskan untu ikut mereka berdua.

Rumah bapak sobari di daerah karang tengah ciledug, yang tentunya lumayan jauh dari dosqi kebayoran lama, belum lagi jalan menuju ciledug hampir macet tiap hari. Tetapi lagi-lagi karena tidak enak dan karena setia kawan, saya memutuskan untuk ikut mereka berdua.

Ternyata benar, sesuatu yang dilakukan tidak ikhlas, ditengah jalan sering menimbulkan masalah untuk diri kita sendiri. Saya terpisah jalan dengan mereka berdua, dan karena tidak punya pulsa, saya berhenti dicounter hp untuk membeli pulsa. Ternyata mereka beruda sudah sampai di rumah bapak sobari, akhirnya setelah nanya alamat lengkap, saya langsung menyusul bapak ahmadi dan bapak arman.

Setelah sampai di rumah bapak sobari, saya merasa mengenal wajah bapak sobari, dan ternyata benar bahwa bapak sobari adalah pengurus pp muhamamdiyah. Mungkin saya sering ketemu, karena kebetulan, saya juga di pp nasyiatul 'aisyiyah. Dan ternyata lagi, istri bapak sobari adalah kakak kandung bapak suyatno, bapak suyatno adalah rektor uhamka dan kebetulan teman saya di pmb.

Setelah itu saya baru sadar, bahwa ternyata benar, tidak ada yang sia-sia dalah hidup ini. Semuanya pasti ada hikmah dan manfaatnya, selama kita mampu memaknainya dengan ketulusan dan hati yang suci.
Continue Reading...

Rapat Pengawan Ujian Nasional...

Hari itu hari jumat pukul 08.00 wib di smu negeri 90. Para pengawas di rayon 8 jakarta selatan berkumpul untuk mendapatkan pengarahan dari pihak sekolah smu negeri 90. Saya bersama tiga orang teman yaitu pak hasan dan pak ahmadi. Saya duduk disamping guru dari smu 86 jakarta selatan. Rapat berlangsung dengan tertib dan kepala sekolah banyak memberi pengarahan, termasuk pemberitahuan tentang honor tambahan untuk tahun ini ditiadakan atas kesepakatan bersama, karena dinas pendidikan tidak membolehkan adanya honor tambahan untuk para pengawas ujian nasional.

Saya santai dan biasa-biasa saja, atau lebih tepatnya karena saya belum banyak tahu tentang sistem di dki jakarta, karena kebetulan tahun lalu saya mengawas di kawasan tangerang. Ternyata benar, ada salah satu guru yang protes masalah honor tambahan, dia berharap bahwa sekolah punya kebijakan untuk tetap mengadakan honor tambahan, atas nama kasihan terhadap para guru.

Saya sempat berfikir ngapain sih...??? Kan ngawas perhari sudah dapat 100.000, jika dikalikan enam hari sama rapat, masing-masing guru akan mendapatkan uang sebanyak 600.000...??? Eh usut punya usut, ternyata jatah ngawas dki jakarta dengan tangerang berbeda. Untuk wilayah dki jakarta, untuk satu hari mengawas hanya di hargai dengan 35.000-40.000, sehingga uang yang akan diterima pengawas tidak akan sampai 600.000 seperti yang saya bayangkan.

Akhirnya saya mengerti, kenapa guru-guru protes ketika kepala sekolah memberitahukan bahwa untuk ngawas tahun ini tidak ada honor tambahan, he he he. Kasian banget ya nasib guru...??? Kasian karena ngawas itu kan tanggung jawabnya besar banget, ketika ada apa-apa dengan ljun anak-anak, maka pengawaslah yang bertanggung jawab. Belum guru-guru yang rumahnya jauh dari smu 90, dia harus naik angkot berkali-kali untuk sampai di smu negeri 90.

Tapi begitulah sistem di indonesia, sehingga kita sebagai guru, hanya bisa nrimo dan tidak boleh mengkritik. Dalam kekecewaan tersebut, ada satu hal yang menarik di sekolah smu negeri 90 yaitu: semboyan "komit" yang didengungkan oleh guru-guru smu negeri 90. Komit kata mereka: bahwa guru-guru dan murid smu negeri 90 berusaha menjadi baik dan selalu mencoba untuk menjadi yang terbaik dalam banyak hal. Luar biasa, semboyan yang saya kira layak ditiru oleh semua sekolahan, karena dengan komit/komitmen, kita akan menjadi manusia yang tidak mudah terpengaruh oleh keadaan sekitar yang seringnya tidak baik alias bisa menjerumuskan diri kita ke kubah hitam.
Continue Reading...

Mbak Surip...

Malam itu sekitar pukul 19.15 wib, saya di telephone oleh teman saya yang tinggal di gringsing batang jawa tengah, namanya mbak surip. Begini percakapan saya dengan mbak surip:

Saya: iya mbak ada apa...???

Mbak surip: kabarmu piye...??? Baik-baik aja to...???

Saya: alhamdulillah baik dan sehat mbak yu...

Mbak surip: (sambil menangis tersedu-sedu), saya sedih banget ma, saya mikirin kamu terus, takut kamu kenapa-kenapa...???

Saya: saya nggak apa-apa mbak, jadi njenengan tidak usah khawatir ma saya...

Mbak surip: saya takut, kamu seperti caleg-caleg lain yang pada gila gara-gara kalah, semoga kamu gak apa-apa ya...???

Saya: yaelah mbak, biasa aja kali, kita kan insya allah masih punya prinsip, gak mungkin sampai gila lah mbak...???

Mbak surip: alhamdulillah kalau gitu, saya turut senang mendengar kabar baik dari kamu...

Saya: makasih ya mbak...

Kawan, seperti mimpi saya mendapatkan telephone dari teman jauh saya, yang tiba-tiba menangis untuk saya. Saya sangat terharu dan bersyukur, karena saya masih mempunyai teman sebaik dia. Saya juga bangga, karena masih banyak teman-teman kita yang tanpa sepengetahuan kita, begitu perhatiannya dan begitu pedulinya dengan keadaan kita.

Kawan, saya sedih, karena takut jika selama ini belum bisa membahagiakan orang-orang yang sebenarnya begitu sayang dan cinta sama saya. Karena tanpa kita sadari, terkadang kita begitu sombong dan angkuh dengan teman-teman dan sudara-saudara kita. Ego kita terlalu tinggi hanya sekedar untuk mengakui, bahwa kita butuh mereka, dan bahwa kita tidak bisa hidup tanpa bantuan dan pertolongan dari mereka semua.
Continue Reading...

Ngawas Ujian Nasional 2009...

Saya adalah guru smu muhammadiyah 18 jakarta selatan, dan kata murid-murid saya, saya adalah guru yang tidak galak alias baik hati, he he he. Tahun ini, saya mengawas ujian nasional di smu negeri 90 jakarta selatan. Saya dan guru-guru lain sadar, bahwa ujian nasional telah membuat anak-anak kelas 3 smu mengalami stress yang luar biasa. Kenapa demikian...??? Karena anak-anak ketakutan jika tidak lulus sekolah, tentu karena malu dan juga karena takut dianggap tidak pinter oleh teman-temannya satu sekolah.

Karena alasan itulah, saya berprinsip secara pribadi sebagai pengawas, untuk tidak galak-galak ketika mengawas. Alasannya, agar anak-anak yang dari awal sudah stress dan ketakutan, menjadi santai dan tidak tegang. Bagaimanapun, wajah pengawas yang sangar akan memperparah mental anak-anak yang sedang ujian nasional. Apalagi sudah sangar, tegas, galak, dan sering keliling ruangan, itu akan semakin membuat anak-anak gemetaran dalam mengerjakan soal ujian nasional.

Beberapa kali ngawas dan ganti-ganti ruangan, hampir tidak ada yang protes dengan cara saya mengawas, bahkan hampir semua murid yang saya awasi mengucapkan terima kasih dan menginginkan saya ngawas di kelas itu lagi. Kalau sudah begitu, saya hanya bisa senyum-senyum sendirian dan sedikit bangga karena telah menyenangkan hati anak-anak smu 90.

Malahan ada yang sampai bilang: "Semoga ibu masuk syurga ya...??? Ibu baik banget dech, kita seneng banget kalau ibu terus yang ngawas di ruang ini." Ada juga yang bilang: " Ibu, besok ngawas di ruang ini lagi ya bu...??? Entar habis ujian nasional kita traktir dech, kita semua janji kok." Ada lagi yang bilang: "Ibu baik banget dech, kita senang banget di awasi ama ibu, kita merasa tidak tegang dan bebas, coba kalau semua pengawas kayak ibu...???"

Saya sih senang aja bisa membahagiakan anak-anak, karena memang hanya itu yang bisa saya lakukan untuk mereka. Sebenarnya kita tidak juga bisa menyalahkan mereka atas ketegangan dan kestressan yang mereka alami. Gimana gak stress...??? Lha wong nilai minimal kelulusan saja 5,5, sudah gitu soalnya kata anak-anak sangat susah alias sulit, eh masa iya pengawasnya juga ketat banget bin galak, bisa gila kan anak-anak...???

Tapi ada satu pelajaran yang saya ambil dari ngawas ujian nasional di smu 90, hari ini tanggal 23 april 2009, saya satu ruang sama ibu ginting, asli medan dan mengajar di smp dan smu bina kusuma. Di sela-sela kita mengawas, ibu ginting banyak bercerita tentang keluarganya dan sedikit cerita tentang adat batak. Ibu ginting cerita tentang betapa sedihnya telah ditinggal wafat oleh bapaknya pada tanggal 3 desember 2009, sementara saat ini ibunya sedang sakit-sakitan. Dia merasa sedih karena berada jauh dari orangtuanya, dan dia merasa bersalah jika tidak bisa mendampingi orangtuanya ketika hendak menemui ajalnya.

Ibu ginting juga bercerita tentang betapa senangnya dirinya, karena sebelum bapaknya wafat, dirinya sudah pulang ke medan selama dua minggu, dan sudah merawat bapaknya dengan kesungguhan dan ketulusan. Nah saat ini, dia juga pengen merawat ibunya, sebelum ibunya pulang ke hadapan tuhan. Dia sedih sekali ketika dikabari oleh saudara-saudaranya, bahwa ibunya tengah dalam keadaan sakit.

Kawan, saya belajar banyak dari diskusi saya dengan ibu ginting, betapa sayangnya beliau dengan ibu dan bapaknya. Bapak saya telah meninggal sejak saya kelas tiga sekolah dasar, bahkan saya kadang lupa dengan wajah bapak saya, saking lamanya beliau meninggal. Saya masih mempunyai ibu yang sekarang berusia 45 tahun, saya jadi kepikiran aja, apakah kasih sayang saya ke ibu saya telah seperti kasih sayang ibu ginting kepada ibu dan bapaknya...??? Jangan-jangan saya belum bisa membahagiakan ibu saya, atau jangan-jangan saya pernah menyakiti hati ibu saya...???

Saya juga jauh dengan ibu saya, selama ini saya komunikasi dengan beliau lewat sms dan telephone. Itupun tidak terlalu sering alias jarang banget, malah kadang ibu saya menegur saya gara-gara tidak pernah ngasih kabar kepadanya. Kawan, kadang kita sering melupakan orang-orang yang begitu dekat dengan kita, tetapi kita terkadang lebih peduli dengan teman-teman kita yang sebenarnya bukan saudara kandung kita. Bukan salah dan bukan tidak boleh, tetapi saya pikir sepertinya kita harus lebih banyak koreksi diri lagi dech. Amien.
Continue Reading...

Tuesday, April 21, 2009

Nasibmu Para Caleg...

Saya heran aja waktu lihat berita yang memberitahu bahwa banyak caleg yang gila, stress, bahkan mencoba bunuh diri hanya karena gagal menjadi anggota dpr. Sebegitunyakah...??? Kenapa musti sampai gila...??? Mbok ya biasa-biasa aja, wong namanya juga spekulasi, kan bisa menang bisa juga kalah to...??? Ngeri amat sih, sampai pada gila segala...???

Ternyata, kata orang-orang kenapa mereka sampai pada gila, karena telah habis banyak uang untuk berkampanye. Bukan hanya hitungan puluhan juta, tetapi bahkan sampai ratusan juta dan bahkan milyaran. Angka keuangan yang sangat fantastis dan luar biasa, bahkan tidak pernah terpikirkan oleh saya, meskipun saya juga seorang caleg dpr ri.

Pertanyaan saya kemudian, kenapa mereka berani berspekulasi mengeluarkan uang sebanyak itu...??? Kira-kira siapa yang menyuruh dan untuk apa...??? Dalam persyaratan caleg tidak pernah ada kata-kata yang mengatakan bahwa syarat untuk menjadi caleg harus kaya. Atau mungkin untuk money politik kepada konstituen...??? Nah lo, tidak ada juga yang mewajibkan memberi uang kepada para pemilih apapun alasannya. Kenapa para caleg tersebut berani berspekulasi mengeluarkan banyak uang...???

Jikalaupun ada caleg yang mengatakan bahwa dirinya ikhlas mengeluarkan banyak uang, berarti dia seharusnya siap dengan segala resiko termasuk kehilangan banyak uang. Karena jika kita telaah lebih substantif, ikhlas itu kan tanpa pamrih alias tidak mengharapkan imbalan atas apa yang telah dikeluarkannya.

Kabar terakhir dan jika benar, para caleg yang stress dan bunuh diri ternyata terlalu terobsesi ingin menjadi caleg beneran dan mereka tidak siap untuk kalah. Dan katanya lagi, mereka adalah para pengangguran yang berani meminjam uang ke bank atau ke tetangganya hanya untuk berkampanye. Sehingga ketika tidak jadi, dia merasa mempunyai beban berat yaitu mngembalikan uang yang telah dipinjamnya. Spekulasi yang sangat berani dan sangat beresiko untuk orang yang baru pertama terjun ke dunia politik.

Sehingga kalimat yang layak kita sampaikan ke mereka adalah: Selamat atas keberanian mereka berspekulasi dan sabar atas kegagalan yang menghinggapi, meskipun kata sabar saya pikir tidaklah cukup mengobati.
Continue Reading...

Rika Damayanti...

Saya heran melihat ketegaran murid saya rika damayanti, dia murid kelas 10 yang masih begitu muda, tetapi pendirian dan semangatnya begitu membara. Saat pertama kenal, saya sempat sebel sama dia hanya karena dia selalu nyleneh jika dikasih pertanyaan, jawabannya tidak pernah benar dan selalu ngacau.

Kemudia dia bergabung ke eskul tari saman yang kebetulan saya pembinanya, dari situ saya mulai mengenal rika dengan lebih dalam lagi. Dalam bursa pencalonan irm/osis dia dicalonkan sebagai ketua umum meski akhirnya harus kalah oleh hakim anak kelas 11ipa. Tapi tidak terlalu buruk untuk anak kelas 10, karena rika terpilih menjadi sekretaris umum irm/osis di sekolah.

Saya senang dengan gaya ketegasan dan keberaniannya berbicara di depan teman-temannya dan di depan guru-guru, dia juga rajin dan sangat peduli dengan irm. Meskipun saya sempat kaget ketika tahu bahwa teman-teman di kelasnya kurang begitu respon dengan rika karena alasan otoriter dan egoisme seorang rika. Saya sempat tidak percaya dan menuduh teman-teman rika tidak paham dengan karakter rika. Tetapi dalam satu kasus diskusi, saya mencoba mengamati gaya rika ketika beropini dan ternyata benar, saya menemukan seorang rika telah berubah dan tidak sama dengan rika seperti yang pertama saya mengenalnya.

Beberapa waktu lalu, saya mendengar kabar dari hakim, bahwa bapaknya rika meninggal dunia di padang karena komplikasi. Saya kaget dan langsung memikirkan seperti apa keadaan rika...??? Akhirnya saya memutuskan untuk mengirim sms ke rika dan mencoba berdiskusi dengan rika tentang kematian bapaknya, dan ternyata rika sangat biasa saja dan telah menerima kepergian bapaknya dengan ikhlas. Sungguh luar biasa, dan saya belajar banyak dari ketegaran dan semangat rika untuk mereview hidupnya. Terima kasih rika damayanti, teruslah menjadi orang baik, dan teruslah menjadi orang yang berguna untuk teman-temanmu juga keluargamu. Nasib kita sama kok, kita sama-sama tidak mempunyai bapak, tetapi hidup tidak boleh berhenti sampai disini, masa depan kita masih sangat panjang dek.
Continue Reading...

Persewaan Novel Dan Komik...

Pengen banget ne, bisa buka usaha persewaan novel dan komik. Sebenarnya pengennya novel aja, tapi kok ternyata masih banyak mahasiswa yang lebih suka komik dari pada novel. Yah anggap saja membaca komik dalam rangka belajar untuk senang membaca. Karena untuk senang membaca harus dibiasakan membaca apapun termasuk komik.

Kenapa saya tertarik ingin membuka usaha tersebut...??? Karena dari smu sampai sekarang, saya sangat tertarik dengan yang namanya novel, bahkan saya lebih tertarik membaca novel dari pada buku sekolah atau buku kuliah, hehehe.

Nah sekarang ne, saya dan teman saya mbak eni, bermaksud membuka usaha persewaan novel dan komik di ciputat, atau lebih tepatnya di kompleks kost-kostan mahasiswa uin ciputat. Kita berdua sudah survei dan alhamdulillah dapat tempat yang bersih dan strategis. Dan alhamdulillah juga, saya sudah mempunyai beberapa novel koleksi pribadi, tinggal menambah stock yang baru-baru, dan tinggal membeli komik, karena untuk komik saya memang tidak punya sama sekali.

Kendala kita saat ini hanya satu yaitu modal untuk usaha tersebut. Kita sudah menghitung bahwa kita membutuhkan uang untuk modal sekitar Rp. 15.000.000. Uang tersebut sudah semuanya yaitu: untuk sewa tempat selama satu tahun, untuk beli buku-buku, dan untuk menata ruangan.

Bagi yang membaca blogs saya dan berminat untuk menanamkan saham, silahkan bisa hubungi saya ke blogs ini atau ke face book: imma_edan@plasa.com. Atas perhatian dan partisipasinya saya dan mbak eni mengucapkan banyak-banyak terima kasih.
Continue Reading...

Momok Ujian Nasional...

Tanggal 20 sampai 24 april 2009 dilaksanakan ujian nasional untuk sma se indonesia. Berikutnya akan dilaksanakan ujian nasional untuk smp dan sekolah dasar. Tidak hanya siswa yang takut akan datangnya ujian nasional, guru dan orang tua termasuk orang-orang yang sangat was-was dengan datangnya ujian nasional. Bagaimana tidak takut...??? Jika ujian nasional tahun 2009 ini mensyaratkan untuk kelulusan dengan nilai minimal 5,5 dari enam mata pelajaran. Sebenarnya nilai 5,5 adalah nilai yang biasa dan tidak terlalu tinggi. Apalagi jika dibandingkan dengan nilai standar nasional di negara-negara tetangga yang sudah mencapai rata-rata 6 sampai 7.

Indonesia memang layak untuk malu, karena pada jaman dahulu malaysia dan singapura sempat mengenyam pendidikan di indonesia. Karena ketika itu, indonesia mempunyai kualitas pendidikan yang lumayan bagus di kawasan asia tenggara. Tapi kemudian, tidak ada alasan bagi indonesia untuk ciut nyalinya menghadapi dinamika pendidikan yang berkembang begitu cepat. Tetapi tidak juga membenarkan indonesia untuk melakukan standar nasional tanpa memperhatikan beberapa hal atau kondisi riil yang terjadi dalam masyarakat indonesia.

Pemerintah tidak bisa menafikka masukan-masukan dari masyarakat yang terdiri dari beberapa komunitas seperti: orang tua, siswa, lsm-lsm, dan beberapa organisasi yang berpendapat bahwa: ujian nasional terlalu dipaksakan dan syarat akan kepentingan penguasa akan proyek pragmatisme.

Ada beberapa hal yang perlu untuk diperbincangkan seputas diselenggarakannya ujian nasional, yaitu:
1. Kecurangan-kecurangan di sekitar ujian nasional
2. Stress lanjutan pasca pemilu legislatif
3. Menyepelekan mata pelajaran yang bukan ujian nasional
4. Maraknya lembaga pendidikan
5. Tingkat kealiman meningkat

Kecurangan-kecurangan di sekitas ujian nasional...

a. jual beli kunci jawaban


Bahkan ketika ujian nasional belum mulai, kunci jawabannya sudah beredar dimana-mana, dan biasanya, anak-anak sudah banyak yang membeli jawaban yang belum jelas tersebut. Mereka berani mengeluarkan sejumlah uang yang tidak sedikit, untuk alasan kelulusan. Bahkan orangtuanyapun, ikut membenarkan dan mendukung anaknya. Tidak ada lagi pertanyaan misalnya: berarti curang dunk...??? Kok pakai kunci jawaban punya orang...??? Kenapa gak nyoba ngerjain sendiri aja...??? Jikapun ada orangtua yang demikian, pasti akan diprotes habis-habisan oleh anaknya, karena si anak akan mempertanyakan balik ke orangtuanya, bisakah bapak/ibu membantu saya lulus tanpa kecurangan...??? Tentu pertanyaan tersebut bagai buah simalakama bagi si orang tua, membolehkan beli jawaban salah dan melarang membeli kunci jawabanpun juga tetap salah.

Fenomena membeli jawaban sudah dianggap tidak tabu dan biasa-biasa saja, bahkan anak-anak yang sebenarnya pandai sekalipun, tiba-tiba tidak percaya diri dan merasa sangat membutuhkan kunci jawaban tersebut untuk membantu dirinya dalam menyelesaikan soal-soal ujian nasional. Kepercayaan diri yang selama ini diajarkan oleh para guru dan orangtua dianggap sesuatu yang sangat absurd dan tidak menjanjikan. Bahkan kuasa tuhan yang bisa mengabulkan semua permintaan hamba-hambanya, hanya menjadi tempat berlabuh secara simbolik, bukan secara substantif karena benar-benar dibutuhkan oleh sang anak.

b. penggantian ljun oleh guru

Tahun 2008 sempat ada kasus yang dilaporkan oleh pengawas independen tentang penggantian lembar jawab ujian nasional oleh guru-guru. Guru-guru tersebut tertangkap sedang mengganti jawaban anak yang dirasa salah dengan jawaban dari guru yang dianggap lebih benar dari jawaban sang anak. Guru tersebut berniat sangat baik bahkan sangat mulia, karena dia tidak ingin anak didiknya tidak lulus atau kecewa karena nilainya tidak memenuhi standar.

Pertanyaannya kemudian, untuk apa ujian nasional diadakan jika pihak-pihak yang terkait tidak siap menghadapi kekalahan yaitu ketidaklulusan anak didiknya...??? Atau kenapa musti was-was, jika anak memang telah pandai dan layak diberi soal-soal ujian nasional...??? Bukannya seharusnya guru percaya dengan kemampuan si anak didik...???

Guru tetaplah guru, dia baik ataupun buruk tetap akan disalahkan dalam kasus ujian nasional. Bahkan, guru bidang study ujian nasional menjadi orang yang paling berat menanggung beban atas segala kegagalan bagi anak didiknya. Satu kata untuk guru: kasian amat jadi guru, bahkan niat baik sekalipun harus dibalas dengan hukuman penjara, sanksi buruk, atau dicopotnya status pns.

c. guru membuat kunci jawaban sebelum ujian nasional

Soal datang ke sekolah sekitar pukul 05.00 pagi, guru-guru bidang study ujian nasional telah menunggu untuk mengerjakan soal-soal lebih dahulu demi murid-murid tercintanya. Pengawas independen dialihkan oleh salah satu guru, agar tidak mengetahui aksi tersembunyi para guru-guru mata pelajaran ujian nasional.

Secara formalitas, apa yang dilakukan oleh guru-guru tersebut adalah sebuah kesalahan fatal, kesalahan atas kecurangan dan didikan tidak baik untuk anak muridnya. Karena telah dibuatkan jawaban oleh sang guru, si anak menjadi malas dan berpangku tangan menunggu jawaban dari gurunya.

Pertanyaannya kemudian, bolehkan seorang guru yang notabennya sebagai pendidik dan pengajar, mengajarkan kecurangan kepada anak didiknya...??? Jika dibenarkan, kira-kira apakan ada alasan yang paling pantas untuk membenarkan perbuatan tersebut...??? Atau jika disalahkan, bagaimana dengan pendapat salah seorang guru yang mengerjakan soal-soal ujian nasional tersebut yang membuat statemen sebagai berikut: "Saya, orang pertama yang akan merasa sangat bersalah bahkan merasa sangat berdosa, jika tidak membantu anak-anak murid saya."

d. jawaban terbang lewat hp

Ujian nasional tahun lalu, siswa dibolehkan membawa hp ke dalam ruangan, beda dengan ujian nasioanl tahun ini, siswa dan pengawas dilarang membawa hp ke dalam ruangan. Tujuannya cuma satu, agar tidak terjadi kecurangan lewat hp. Tetapi ternyata, masih banyak siswa dan bahkan pengawas yang membawa hp nya ke dalam ruangan. Bahkan pengawaspun tidak tega memeriksa hp anak sebelum memasuki ruangan, alasanya tidak tega melihat anak kebingungan mengerjakan soal. Sehingga hp lah yang kemudian akan membantu anak-anak murid dalam mengatasi persoalan tersebut.

Padahal para pengawas ruangan, rata-rata bukan dari sekolah yang sedang diawasi. Tetapi rasa tanggung jawab sebagai guru, telah menghapuskan perbedaan status sekolah. Bahwa murid yang sedang diawasi, meskipun bukan muridnya kandung, harus dianggap sebagai muridnya sendiri atau istilah kekerabatannya yaitu sebagai anak kandungnya sendiri.

Stress lanjutan pasca pemilu legislatif...

Semoga tidak terjadi, kasus anak bunuh diri gara-gara tidak lulus ujian nasional seperti yang terjadi pada tahun 2008 lalu. Guru seharusnya berani menyampaikan ke para muridnya, bahwa dalam ikut ujian nasional anak-anak harus siap kalah dan menang. Siap kalah berarti siap untuk tidak naik kelas, karena nilai ujian nasional sesungguhnya bukan tujuan akhir, masih banyak nilai-nilai lain yang bisa mengukur kualitas dirinya. Siap menang berarti, anak murid tidak perlu berbangga hati secara berlebihan jika seandainya lulus dengan nilai yang sangat-sangat memuaskan, karena masih juga banyak nilai lain sebagai tolak ukur kualitas seseorang.

Guru juga harus mampu meyakinkan anak murid, bahwa masih ada alternatif paket c bagi anak murid yang tidak lulus ujian nasional, dan ijazah paket c juga bisa digunakan untuk melanjutkan kuliah. Anak juga perlu dikuatkan mentalnya, bahwa ketika tidak lulus si anak tidak perlu malu dan minder dengan teman-temannya, karena tidak lulus bukan berarti bodoh, hanya nasibnya saja yang kurang baik hanya dalam hal ujian nasional saja, tidak dalam semua hal.

Menyepelekan mata pelajaran yang bukan ujian nasional...

Otomatis tetapi tidak pernah dikritik oleh guru-guru yang bukan mata pelajaran ujian nasional, bahwa menjelang ujian nasional atau memasuki kelas tiga, anak-anak kelas tiga sangat sibuk mengikuti pendalaman materi dalam rangka persiapan ujian nasional. Sehingga anak-anak kelas tiga tersebut tidak lagi wajib belajar mata pelajaran lain yang tidak di ujian nasionalkan. Anak-anak hanya wajib belajar mata pelajaran yang di ujian nasionalkan saja.

Sebenarnya sebagai guru mata pelajaran yang bukan ujian nasioanl, saya sih enak-enak saja dan enjoy, tetapi terkadang saya merasa tidak terima dan berfikir: "Lha waktu kuliah dulu, jurusan ipa ataupun ips kan sama biayanya...??? Sama-sama juga susahnya menggarap skripsi, lha kok setelah masuk sekolah, pelajaran yang bukan ujian nasional menjadi tidak laku dan hampir seperti diremehkan ya...??? Itu kan sama saja dengan adanya dikriminasi terhadap mata pelajaran yang tidak di ujian nasionalkan ya...??? Kalau begitu, mending dihapuskan saja mata pelajaran yang tidak di ujian nasionalkan...??? Dan jurusan di universitas negeri yang basicnya pendidikan juga harus mengkaji ulang tentang jurusan-jurusan yang substansinya di bidang pendidikan, sehingga kedepan tidak perlu ada jurusan: sejarah, pkn, seni budaya, tata boga, tata busana, bk, olah raga, dan jurusan lain yang ketika disekolah tidak di ujian nasionalkan."

Maraknya lembaga pendidikan...

Lembaga pendidikan juga menurut saya sebagai lembaga komersial yang sangat berkepentingan dengan ujian nasional, karena dengan adanya ujian nasional yang sangat menakutkan bagi para siswa, para orangtua berebut mendaftarkan anaknya ke lembaga pendidian, dengan tujuan agar si anak menjadi lebih pinter dan lebih cerdas lagi. Nah, ketika sudah pinter dan cerdas, maka si anak akan diyakini bisa mengerjakan soal-soal ujian nasional, sehingga si anak akan lulus dan tidak mempermalukan orangtua.

Tingkat kealiman meningkat...

Anak-anak murid yang semua tidak pernah sholat menjadi sangat rajin sholat, anak-anak murid yang tidak pernah tahajud menjadi sangat rajin tahajud, bahkan puasa sunahpun dilakoninya untuk mendapatkan barakah dan inayah dari tuhan. Para gurupun demikian, yang sebelumnya tidak pernah peduli dengan ibadah anak muridnya, menjadi sangat peduli dan mewajibakan muridnya untuk memperbanyak doa dan ibadah menjelang ujian nasional. Sebenarnya tidak salah, karena ibadah adalah perbuatan yang sangat baik dan dijanjikan pahala oleh tuhan, tetapi apakah kemudian pantas, jika ada hamba yang selama hidup tidak pernah ibadah tahu-tahu ibadah dan langsung menuntut tuhan untuk mengabulkan permohonannya...??? Saya kira kita tahu, bahwa perbuatan demikian sangat tidak etis dan tidak layak, meskipun kita tahu bahwa tuhan bisa melakukan apapun terhadap manusia yang dikehendakinya.
Continue Reading...

Wednesday, April 15, 2009

Saatnya Artis Jadi Presiden...

Di indonesia, untuk menjadi presiden ada beberapa persyaratan, diantaranya:
- minimal usia 40 tahun
- harus di usung oleh partai dengan perolehan suara minimal 20%
- harus warga negara indonesia
- sehat secara jasmani dan rohani

Jadi spontan otak kita pasti bisa menyimpulkan, bahwa orang pinter sekalipun bahkan sangat cerdas sekalipun, tidak akan bisa menjadi calon presiden jika belum berusia 40 tahun. Ternyata yang menurut saya aneh adalah, usia 40 tahun di indonesia dianggap masih muda dan masih energik untuk menjadi seorang presiden. Padahal asumsi subjektif saya dan mungkin juga teman-teman, bahwa usia 40 tahun adalah usia yang tidak muda lagi, dan bisa dikatakan usia yang sudah uzur, he he he.

Tapi dunia perpolitikan emang sangat aneh, indonesia bilang bahwa sistem politik indonesia adalah demokrasi pancasila, tetapi coba kita review makna demokrasi pancasila di indonesia...???
- jumlah partai nasional ada 38 ditambah jumlah partai lokal ada 6
- jumlah caleg sangat banyak bahkan hampir melebihi quota
- money politik sudah dianggap hal biasa
- bahkan untuk nyaleg seolah-olah harus memiliki banyak uang

Kembali ke persoalan awal yaitu tentang: bagaimana jika seandainya artis/celebritis menjadi presiden dan wakil presiden di indonesia...??? Pasti akan banyak respon dari masyarakat secara umum, baik respon positif dan respon negatif. Respon positif misalnya: pasti calon presiden yang berasal dari kalangan artis akan mendapatkan banyak perolehan suara, dikarenakan sudah tenar/terkenal. Respon negatif misalnya: adanya anggapan apatis dan pesimisme dari masyarakat bahwa artis adalah orang yang kurang layak menjadi seorang pemimpin bangsa dikarenakan kapasitas dan kualitasnya.

Saya pribadi sebagai warga negara indonesia yang baik, mempunyai respon yang positif terhadap artis yang tertarik untuk masuk ke dalam dunia politik. Bagi saya lagi, semua yang berstatus sebagai warga negara indonesia, tidak peduli dari kalangan dan tingkat manapun, mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam dunia politik. Karena kita tidak bisa menafikkan bahwa, politik di indonesia menggunakan prinsip demokrasi pancasila yang artinya: memberikan kebebasan kepada semua warga negara untuk aktif dalam dunia politik.

Sebenarnya, jika masyarakat kita berfikir secara cerdas dan bijaksana, mereka akan mencari sosok pemimpin yang baru dan yang berbeda dari yang sudah-sudah, karena kenyataannya yang sudah-sudah tidak banyak memberikan perubahan yang berarti bagi indonesia. Tentunya bukan berarti tidak berubah sama sekali, tetapi saya pikir perubahannya belum signifikan seperti yang diharapkan oleh seluruh rakyat indonesia.

Semalam, ketika saya menonton stasiun televisi swasta, ada artis senior Dedy Mizwar yang sedang duduk di kursi panas. Dia mendeklarasikan diri sebagai calon presiden independen, yang mencoba bicara atas nama wakil rakyat, yang bosan dengan pemimpin dengan wajah-wajah lama. Dedy begitu bersemangat berbicara tentang perubahan-perubahan yang harus dilakukan indonesia untuk menjadi lebih baik, dirinya juga merasa mempunyai kemampuan untuk itu, meskipun Dedy selalu menekankan bahwa jabatan bukan tujuan tetapi hanya merupakan alat untuk mensejahterakan rakyat indonesia.

Saya justru sempat berpikir yang unik-unik tentang pencalonan Dedy Mizwar, bukan kapasitas dan kualitas, karena untuk ukuran kapasitas dan kualitas saya pikir kita tidak punya hak sama sekali untuk mengklaim orang. Saya ingat, bahwa orang-orang kaya di indonesia yaitu: para pengusaha, para pejabat, dan para artis/para pekerja seni. Nah, coba bayangkan jika pencalonan Dedy Mizwar didukung oleh seluruh artis indonesia baik secara moral dan material, pasti Dedy Mizwar menjadi calon presiden yang paling kaya di indonesia. Gimana tidak kaya...??? Lha mbak Dewi Persik saja kata salah satu infotainment, sekali manggung pernah di bayar sampai 200 juta. Jadi saya pikir, untuk iuran per artis 1 milyar pun, para artis pasti sanggup dan sangat tidak keberatan.

Kenapa saya bicara detail tentang uang/materi, karena ini realitas yang tidak bisa kita nafikkan, bahkan sudah mendarah daging ke tubuh masyarakat di semua level. Bahkan masyarakat sangat apatis dan acuh dengan para calon yang tidak punya uang. Mereka berprinsip: akan memilih dan mendukung calon-calon yang berduit dan memberikan duitnya secara cash. Sedangkan untuk para calon-calon pemimpin yang kere/miskin, masyarakat hanya bisa mendoakan saja, tidak lebih dan tidak kurang.

Oleh karena itulah, karena secara kapasitas dan kualitas Dedy Mizwar tidak diragukan, tinggal material saja yang saat ini sangat dibutuhkan oleh Dedy Mizwar. Tapi saya pikir lagi, sebagai artis yang sangat senior, pasti Dedy Mizwar juga sudah sangat kaya, dan saya yakin uangnya cukup bahkan sangat cukup untuk dijadikan modal dalam bursa pencalonan presiden juli 2009 mendatang. Berarti yang paling penting sekarang, bagaimana agar Dedy Mizwar mendapat dukungan dari partai secara legal, yang nantinya akan mengusungnya menjadi calon presiden juli 2009. Atau jika dukungan dari partai tidak didapatkan oleh Dedy Mizwar, kita sebagai pendukungnya harus bisa mengegolkan konsep calon presiden independent, meskipun saat ini sudah sangat terlambat untuk dibicarakan, karena ternyata tidak banyak yang merespon. Memang serba susah hidup di indonesia, mau benar salah mau salahpun juga salah.

Continue Reading...

Sunday, April 12, 2009

Partai Ku PMB...

Tiga hari pasca pemilu 09 april 2009, saya lebih sering kontak dengan teman-teman pmb, baik yang nyaleg maupun yang pengurus partainya. Komunikasi dengan teman-teman pmb saya lakukan untuk memantau perolehan suara pmb di daerah-daerah, meskipun sebenarnya saya bisa melihat hasil perolehan suara dari televisi. Tetapi karena sudah sangat mentok, dan masih berharap pmb dapat tertolong, sekedar untuk menyenangkan hati dan optimis akan kemenangan pmb, saya tetap intens berkomunikasi dengan teman-teman pmb.

Hari ini, saya bersms ria dengan iqbal, dia adalah sekretaris umum pimpinan daerah pmb kabupaten batang. Iqbal meskipun masih mahasiswa, semangat berpartainya luar biasa banget, bahkan saya banyak belajar dari iqbal. Tadi iqbal bercerita bahwa banyak caleg pmb yang mengeluarkan banyak uang untuk kampanye, dan caleg-caleg tersebut sedih karena suara pmb tidak samapi 2,5%. Sebenarnya bukan cuma mereka, saya sendiri sebagai caleg dpr ri dapil 10 jateng dari pmb, sangat sedih dan prihatin atas kekalahan pmb, karena bagaimanapun tidak ada yang berharap untuk kalah, tetapi rata-rata orang di dunia selalu berharap untuk menang dalam kompetisi apapun.

Meksi dari awal, saya sudah tahu resiko jadi caleg dari partai baru, apalagi banyak klaim-klaim terhadap pmb. Tetapi saya secara pribadi, mencoba untuk merefleksi diri akan pencalegan saya. Bahwa siap nyaleg berarti siap pula untuk kalah, bahwa kalah menang itu adalah hal yang biasa saja, sehingga tidak perlu stress gara-gara kalah dalam bursa pencalegan. Bagi saya pribadi, bisa nyaleg aja merupakan pengalaman yang menyenangkan hati, artinya: menyenangkan hati karena akhirnya saya tahu politik praktis di lapangan. Ternyata politk di indonesia benar-benar kotor dan menghalalkan segala cara. Hampir tidak ada lagi kebaikan dalam politik, bahkan orang rela menjual harta benda dan harga dirinya hanya untuk kemenangan.

Sebenarnya kemenangan memang harus diperjuangakan, karena kemenangan berarti keberhasilan meraih cita-cita yang kita harapkan. Asal bukan kemenangan dengan menghalalkan berbagai cara, karena jika demikian, kemenangan yang diperolah akan tidak berkah. Meskipun agak sulit bicara tentang sportifitas, apalagi bicara tentang kebaikan, hampir tidak banyak lagi orang yang percaya dengan kebaikan, apalagi kebaikan dalam politik. Saya bingung saat harus bicara tentang kebaikan, bahkan saat kampanye saja, saya tidak berani membuat program yang muluk-muluk dan terkesan menjanjikan. Karena semua masyarakat di indonesia baik yang miskin atau kaya, hampir semuanya sudah apatis dengan yang namanya parpol dan para calegnya.

Kembali ke pmb, iqbal membeberkan beberapa caleg pmb yang sudah menghabiskan banyak dana untuk kampanye, sehingga iqbal mempunyai ketakutan, jika para caleg pmb tersebut mengalami shock atas kekalahan yang diterima pmb. Jangankan bicara tentang kursi yang akan diperoleh pmb, perolehan suara pmb secara nasionalpun kurang dari 1%. Itu sama artinya, bahwa pmb sebagai partai baru harus siap hilang dari kancah perpolitikan di indonesia. Karena untuk bisa bertahan, pmb harus mendapatkan suara nasional minimal 2,5%.

Iqbal juga mengusulkan, agar jika pmb hangus dan pmb membuat partai baru, maka yang paling layak menjadi ketua umum pmb adalah pak dien syamsudin, kenapa...??? karena pak dien menurut iqbal sangat terkenal dan bisa membesarkan partai. Tetapi kata saya, jika pmb hangus, mending tidak perlu membuat partai baru, pmb cukup membubarkan diri secara rapi, dan menjadikan semuanya sebagai pengalaman yang sangat berharga. Tapi tentunya, kebijakan tersebut adalah wewenang pmb pusat. Sehingga saya dan iqbal sebagai anggota, siap menerima keputusan dari pmb pusat, apapun keputusannya.
Continue Reading...

Mahasiswa Akta IV...

Hari itu hari sabtu, hari pertama saya mengajar di kelas mahasiswa akta IV stai bina madani. Karena mahasiswa akta IV, usianya rata-rata antara 25 sampai 45 tahun. Maklum, rata-rata dari mereka sudah mengajar di sekolah, cuma karena belum mempunyai ijazah akta IV, mereka harus kuliah lagi dalam rangka sertifikasi guru yang di canangkan oleh diknas. Diknas mengadakan sertifikasi dalam rangka meningkatkan kualitas guru dalam kancah nasional dan internasional. Meskipun dalam prakteknya, untuk ikut sertifikasi guru musti memenuhi banyak persyaratan-persyaratan yang tidak mudah, tetapi sangat banyak syaratnya dan sangat berbelit-belit.

Seperti yang pernah saya alami, mahasiswa akta IV yang akan saya ajar agak sedikit memperhatikan saya, mungkin karena usia saya yang relatif lebih muda dari pada mereka. Supaya tidak bertanya-tanya, saya mencoba menjelaskan kepada mahasiswa saya, bahwa meskipun masih muda, saya telah menyelesaikan sarjana pendidikan dan magister di bidang pendidikan juga.

Kuliahpun saya mulai, dan saya sedikit memberikan stimulus serta banyak memberikan study kasus untuk mahasiswa saya, alhamdulillah mereka merespon dengan baik. Ditengah materi yang sedang saya sampaikan, saya sedikit menyinggung tentang partai politik dan pemilu legislatif yang baru saja dilaksanakan di indonesia. Karena saya caleg, saya juga sedikit bercerita tentang susah senang menjadi caleg di indonesia, termasuk tentang susahnya menjadi caleg perempuan, karena realitasnya banyak caleg perempuan yang tidak bisa kampanye secara maksimal hanya karena tidak didukung oleh keluarga atau suaminya. Kasus yang sepele misalnya: caleg perempuan tidak bisa sering kampanye karena harus mementingkan anaknya lebih dulu baru diijinkan keluar oleh suaminya.

Maksud saya, atau bayangan ideal saya, mbok ya suaminya itu mengerti, bahwa istrinya sedang menjadi caleg, sehingga hendaknya jangan membatasi istrinya untuk berkampanye secara full time. Karena saingan caleg perempuan adalah caleg laki-laki, yang secara realitas caleg laki-laki tidak mempunyai kendala dengan rumah tangga. Sehingga akan ada ketimpangan ketika sama-sama caleg, tetapi karena dia perempuan, dia menjadi sangat terbatas gerak langkahnya.

Kembali ke perkuliahan, saat saya memaparkan kondisi caleg-caleg perempuan, tiba-tiba ada mahasiswa perempuan yang angkat bicara, berikut diskusi singkat saya dengan mahasiswa saya:

Mahasiswa: "Ibu mohon maaf, memang begitulah kodrat perempuan, jadi meskipun dia caleg, dia tetap harus menomorsatukan keluarga dulu."

Saya: "Nggak adil dunk mbak, posisinya kan sama-sama caleg, masa kampanyenya masih banyakan yang caleg laki-laki??? Gimana perempuan bisa menjadi anggota dpr, kalau kampanye saja dia tidak punya waktu."

Mahasiswa: "Kan memang tugas istri mengurusi rumah tangga bu...???"

Saya: "Kalau menurut mbak demikian ya silahkan saja, tapi mbak tidak bisa mengklaim mutlak, bahwa semua perempuan harus seperti mbak, karena realitas sekarang dan bahkan teman-teman dekat saya, sudah banyak yang berfikiran bahwa suami dan istri adalah patner, sehingga laki-laki mencuci baju juga gak salah kan...???"

Mahasiswa: "Ya iya sih."

Sebenarnya saya pengen melanjutkan debat tersebut, tetapi karena mata kuliah saya kali itu pengembangan kurikulum, untuk menghindari klaim dari mahasiswa, saya memutuskan untuk mengganti tema dan melanjutkan materi. Karena harus diakui, bahwa persoalan tentang perempuan sangat-sangat sensitif, dan tidak banyak yang memihak kepada persoalan perempuan, apalagi manusia dengan jenis kelamin laki-laki. Bahkan ketika saya cerita tentang perempuan yang diperkosa, jangan salahkan perempuannya, karena dia adalah korban yang mengalami shock yang luar biasa, bahkan bisa mengakibatkan trauma yang berkepanjangan. Eh ada bapak-bapak yang tetap juga menyalahkan perempuan, katanya:

Bapak: "Coba perempuannya berpakaian rapi dan berkerudung kayak ibu, pasti tidak akan diperkosa...???"

Saya: "Tetap saja pak, laki-laki tidak punya hak untuk memperkosa perempuan yang bukan haknya, masa iya bukan siapa-siapanya kok diperkosa...???"

Bapak: "Namanya juga orang pengen bu, makanya sekali lagi menurut saya, perempuan harus menjaga auratnya, sehingga kaum laki-laki tidak pengen memperkosanya."

Saya: "Menurut saya pak, kalau saja para laki-laki pikirannya bersih, pasti dia tidak akan memperkosa pak, bahkan mungkin tidak akan terpengaruh meski melihat perempuan yang telanjang."

Bapak: "Kalau laki-laki normal gak mungkin dia gak tertarik dengan perempuan yang telanjang, dia pasti nafsu bu, tapi kalau perempuannya rapi dan menutup aurat pasti akan aman dari gangguan laki-laki."

Saya: "Bapak percaya gak, di semarang waktu saya kuliah, ada perempuan menggunakan cadar dengan jubah dan kaos kakinya, tetapi dia tetap saja diperkosa sama segerombolan laki-laki, hingga perempuan tersebut mengalami trauma yang luar biasa banget, jadi siapa yang salah kalau gitu...???"

Bapak: "Kalau itu, berarti laki-lakinya emang yang penasaran bu, makanya memerkosa perempuan yang pake cadar."

Saya: "Bukan penasaran pak, tetapi laki-lakinya tidak punya hati pak, sampai tega memerkosa perempuan yang bukan haknya."

Setelah diskusi singkat tersebut, saya kembali melanjutkan materi, meski benak saya belum puas dengan diskusi-diskusi tentang perempuan. Saya agak kecewa dengan cara pandang orang menanggapi perempuan, saya lebih sedih lagi jika yang apatis terhadap perempuan hebat bukan laki-laki tetapi malah perempuannya. Karena kenyataannya, banyak perempuan yang tidak mendukung kemajuan perempuan, tetapi menganggap bahwa perempuan itu ya perempuan, tidak perlu neko-noko dan tidak perlu menjadi perempuan yang hebat. Karena kata mereka, yang wajib neko-neko dan jungkir balik cari uang itu laki-laki, bukan perempuan.

Aneh aja, heran juga, gimana perempuan mau maju, jika dari pihak perempuan saja sudah sangat pesimis dengan dirinya, bahkan sudah pasrah bongkokan dengan kaum laki-laki. Padahal Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan pastinya untuk bekerjasama, bukan untuk jalan sendiri-sendiri. Bahkan negara indonesia ini bisa maju bukan cuma karena laki-laki, tetapi juga atas andil besar dari kaum perempuan. Hidup perempuan....!!!!!





Continue Reading...

Friday, April 10, 2009

Nunung Kurniawan...

Nunung adalah sahabatku sewaktu aku smk, dia di smk muhammadiyah 3 sedangkan aku di smk muhammadiyah 1. Aku menjadi sahabatnya karena aku dan dia sama-sama sekolah di muhammadiyah, sama-sama di ikatan remaja muhammadiyah gringsing, dan sama-sama satu desa. Ditambah lagi, ternyata nunung masih ada hubungan saudara denganku.

Usianya setahun lebih tua dari aku, tetapi tingkatan sekolahnya dia setahun di bawahku. Dia adalah anak yang baik, pendiem, ramah, suka senyum, dan komitmen dengan organisasi. Dia juga orang yang bisa diajak diskusi dan curhat, bahkan tak jarang dia melucu sekedar untuk membuat temennya tersenyum.

Lepas smk, dia tidak bisa melanjutkan kuliah karena alasan ekonomi, padahal dia sangat ingin bisa kuliah sepertiku. Tapi apa mau dikata, keinginannya belum bisa dicapai dengan mulus. Alhamdulillah, meskipun tidak kuliah, nunung mendapatkan pekerjaan bagus di perusahaan kayu lapis, perusahaan baru yang lokasinya berada di desaku. Nunung tidak sebagai karyawan operasional, tetapi memegang bagian pembukuan/akuntansi.

Semenjak kuliah di semarang selama empat tahun, aku sudah tidak begitu dekat sama nunung. Hubungan yang aku jalin hanya sewajarnya saja dan seperlunya saja. Apalagi selepas kuliah di semarang, aku langsung merantau ke jakarta. Meskipun berhubungan tidak intens, aku dan nunung masih smsan dan sesekali telephone, karena bagaimanapun nunung adalah sahabatku.

Beberapa bulan yang lalu, temenku yang lain namanya isomah, dia curhat sama aku. Dia habis jalan-jalan sama nunung, informasi itu sangat mengagetkan aku, karena semasa smk dulu, isomah sempat suka dengan nunung. Isomah juga cerita bahwa ternyata nunung suka sama isomah, langsung aku bilang: "ya udah, kalian jadian saja, dari pada tertunda-tunda lagi kayak dulu." Kata isomah: "jadian gimana mbak...?? aku sudah mau nikah sama farid."

Mendengar jawaban itu, aku langsung kaget dan tidak percaya, bahkan aku sempat menyarankan isomah untuk membatalkan pernikahannya dengan farid dan memilih nunung. Karena aku tahu, nunung insya allah jauh lebih baik dari farid, bukan mengklaim farid, tetapi aku lebih mengenal nunung dari pada farid. Tetapi ternyata isomah tetap komitmen untuk menikah dengan farid, karena undangan pernikahan telah di sebar.

Seminggu setelah itu, aku sempat menghubungi nunung dan meminta klarifikasi tentang masalahnya dengan isomah, dan nunung membenarkannya. Aku sempat juga menawari nunung untuk menikahi isomah, tetapi dengan sopan, nunung menolah saran gilaku karena menghargai orang tua isomah dan calonnya isomah. Tetapi aku sempat bertanya pada nunung, seandainya suatu saat ada apa-apa dengan isomah, apakah dia bersedia menjadi suami isomah...??? Dia mengatakan bahwa jika memang dia dibutuhkan, dia siap menjadi yang terbaik untuk isomah.

Seminggu setelah aku telephone nunung, nunung malam-malam sekitar pukul 23.30 wib, missed call ke hp ku, dan karena tidak keangkat, aku langsung sms dia. Aku pikir ada sesuatu yang ingin dia sampaikan kepadaku, ternyata nunung hanya menanyakan kabarku saja dan memberi tahu bahwa kabarnya baik-baik saja. Akupun mengucap syukur alhamdulillah, mendengar nunung dalam keadaan baik-baik saja.

Seminggu setelah aku smsan dengan nunung, aku dikabari oleh adekku yang ada di kampung bahwa nunung telah meninggal dunia. Dia meninggal dunia di rumah sakit karena sakit yang dideritanya telah parah dan tidak bisa disembuhkan lagi oleh dokter. Saat itu aku sedang di adira membayar cicilan motor, aku kaget dan hampir tidak percaya, bahwa orang sebaik nunung telah pergi meninggalkan aku sahabatnya. Aku juga tidak sadar, bahwa saat nunung menghubungiku mungkin dia mau menyampaikan amanatnya yang terakhir, tetapi karena aku kurang peka, nunung tidak memesankan apapun kepadaku.

Aku sedih dan hanya bisa mendoakan, bahwa amal ibadahnya pasti diterima disisih allah swt. Saat aku pulang sekitar dua minggu setelah kematian nunung, aku langsung ke rumah isomah dan memberitahu dia bahwa nunung telah tiada dengan tenang. Spontan isomah menangis dan terlihat sangat menyesal karena tidak bisa melihat nunung saat terakhir kalinya. Tetapi kata isomah, nunung datang di saat pernikahan isomah dengan farid. Selamat jalan sobatku, semoga engakau bahagia disana, amien.
Continue Reading...

Thursday, April 09, 2009

Ery...

Makasih ya sobat dah gantiin saya ngajar selama saya kampanye dua minggu. Ada satu hal yang bisa kita ambil hikmahnya sobat, tentunya dari apa yang kamu ceritakan kepada saya. Bahwa selama ini kadang kita telah merasa benar dan punya prinsip, tetapi ternyata, ada orang-orang yang menganggap kita kurang benar dan bahkan aneh.

Itu artinya, kita tidak punya hak menyalahkan mereka, dan sebenarnya mereka juga tidak punya hak untuk menyalahkan gaya dan karakter kita. Tetapi kamu harus tahu sobat, bahwa rata-rata orang lebih senang menyalahkan orang lain dari pada mengoreksi diri sendiri.

Yang paling penting buat kita adalah, bagaimanapun kita disalahkan orang dan di klaim orang, kita harus tetap berbaik sangka dan harus selalu tersenyum kepada mereka semua. Kecuali jika kesalahan kita memang sudah fatal, dan hampir semua manusia menyalahkan kita.

Dalam kasus kita yang kemaren saya rasa hanya masalah cara pandang dan komunitas saja, bahwa ada komunitas dengan cara pandang yang tidak sama, nah kebetulah kita berada pada komunitas yang berbeda dengan mereka. Sebenarnya untuk bagusnya, harus ada yang mengalah, tetapi sepertinya kita juga belum bisa menjadi nabi yang kemudian menjadi orang mulia yang tahan dengan cemoohan dan gunjingan.

Kita hanya manusia biasa yang kebetulan merasa mempunyai prinsip, sehingga dengan prinsip tersebut kita tidak mau disalahkan, meskipun kita juga tidak pernah menyalahkan orang lain yang berbeda dengan kita. Menurut saya, yang tidak melayanilah yang merupakan orang-orang yang bijaksana dan humanis, amien.
Continue Reading...

Jatuh Dari Motor...

Kemaren hari rabu tanggal 8 april 2009 lepas mengajar dari primagama pondok aren, saya melaju menuju ke kampus stai bina madani karena harus mengajar pukul 16.30 wib. Karena takut terlambat, saya menambah kecepatan motor saya, dan karena tidak konsentrasi alias melamun, tiba-tiba saya menabrak motor yang ada di depan saya, dan kemudian saya terjatuh ke kanan dan tertindih oleh motor saya sendiri.

Saya kaget dan bingung, kok cepat banget kejadiannya, seakan-akan saya tidak sadar bahwa saya telah terjatuh. Orang yang saya tabrak alhamdulillah tidak apa-apa dan langsung menolong saya. Karena merasa bersalah, saya langsung meminta maaf kepada orang tersebut, saya juga berterima kasih kepada dua orang yang juga menolong saya. Dua orang itu menyarankan saya untuk istirahat terlebih dahulu dan menenangkan diri, tetapi karena takut terlambat, saya memutuskan untuk segera melanjutkan perjalanan ke stai bina madani.

Sesampai di kampus, saya masuk ke ruan tata usaha dan bercerita kepada orang-orang yang ada disitu, tetapi alangkah kagetnya saya, ternyata tidak banyak orang-orang yang merespon cerita saya. Saya tidak marah hanya berfikir: jangan-jangan saya juga pernah memperlakukan orang seperti itu, dan membuatnya tersinggung dengan sikap saya.

Karena agak dicuekin, saya langsung masuk kelas dan bercerita kepada mahasiswa saya, dan alhamdulillah, mereka telah mengobati luka hati saya, mereka begitu merespons cerita saya bahkan seolah ikut merasakan apa yang saya rasakan. Satu lagi, ternyata mas kurniawan salah satu karyawan disitu, juga begitu respons dengan saya, dan dia langsung mencarikan obat untuk luka-luka saya.

Dari kejadian itu, saya kemudian berfikir: jangan-jangan orang-orang tata usaha nyuekin saya karena tidak sengaja, tetapi semata-mata karena mereka sedang sibuk dengan pekerjaannya atau mereka sendiri sedang mengalami masalah yang sangat berat, sehingga tidak bisa berbagi empati dengan saya, semoga demikian adanya.
Continue Reading...

Oh Temen Lamaku...

Orang pasti tidak lagi kaget dengan money politic di indonesia, justru orang pasti akan terkaget-kaget jika di indonesia tidak ada money politic, maaf jika pernyataanku salah. Saya caleg dan dengan pencalegan ini semakin membuat saya apatis dan pesimis dengan masa depan demokrasi di indonesia. Bagaimana tidak..?? Orang-orang di bawah ketika saya sosialisasi yang ditanyakan uang bukan visi misi saya. Kata mereka: jaman gini tidak butuh visi dan misi, yang terpenting adalah uang cash.

Saya sebenarnya kaget dan tidak percaya dengan cara pandang masyarakat bawah, tetapi ini realitas om tante, bahwa yang dibutuhkan masyarakat sekarang uang untuk beli sembako bukan janji-janji palsu. Mungkin masyarakat telah gagal untuk kembali percaya dengan para caleg-caleg, yang sebelumnya telah sering berjanji tetapi tidak pernah terwujud alias tong kosong nyaring bunyinya. Yah sebenarnya tidak boleh juga digeneralisir, karena sesungguhnya pasti masih ada orang-orang baik diantara orang-orang yang tidak baik, meskipun jumlahnya pasti sangat sedikit.

Tetapi tentunya, yang sedikit itulah yang nantinya akan merubah sistem di indonesia, itupun jika yang sedikit tersebut tetap komitmen di jalan yang lurus. Orang-orang yang sedikit tersebut biasanya adalah orang-orang yang punya basic pendidikan yang bagus, pernah menjadi aktivis, anak-anak muda, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan orang-orang yang benar-benar komitmen dengan kebaikan. Saya secara pribadi sangat meyakini bahwa teman-teman saya yang punya basic organisasi pasti komitmen untuk terus menjadi baik, minimal berusaha semaksimal mungkin untuk terus menjadi baik.

Hari rabu tanggal 8 april 2009, saya dapat sms dari teman dekat yang kebetulan mantan aktivis, begini kurang lebih isi smsnya:
"Ima, ada kompensasi gak untuk orang-orang yang milih ima?? Kalau ada kompensasi, mereka mau milih ima, tapi kalau tidak ada kompensasi mereka tidak mau. Jangan salah paham ya ima, karena yang dibutuhkan masyarakat sekarang bukan janji caleg tetapi uang untuk beli sembako. Terima kasih."

Saya agak shock dan tidak percaya, bahwa sms itu berasal dari salah satu teman saya yang kebetulah pernah sama-sama di organisasi islam. Meskipun saya juga tidak berani menyalahkan teman saya tersebut, karena manusia bisa berubah kapanpun dan dimanapun, apalagi jika lingkungan keluarga dan masyarakat tidak mendukungnya untuk terus menjadi orang baik. Atau bisa jadi, teman saya banyak ditekan oleh masyarakat sekitar sehingga tidak sengaja mengirim sms itu kepada saya...???

Saya memang sangat kecewa bahkan terluka, karena selama ini saya sangat percaya dengan teman-teman saya, bahwa sedikit orang-orang baik itu adalah teman-teman saya yang tentunya punya basic. Tetapi kemudian saya hanya bisa menjawab sms teman saya:
"Mohon maaf mbak, saya tidak punya kompensasi apapun untuk mereka yang mau milih saya. Selama ini, saya sudah keliling empat kabupaten di dapil 10, dan saya hanya mencari orang-orang yang tulus ikhlas memilih saya mbak. Kalau mereka memang tidak ikhlas memilih saya, ya mending tidak usah saja mbak, saya tidak apa-apa mbak, terimakasih.
Continue Reading...

Ngeteng Ke Jakarta...

Seumur hidup baru satu kali saya ngeteng ke jakarta, itu juga bener-bener karena terpaksa dan mungkin tidak akan saya ulangi lagi. Ceritanya hari itu hari minggu tanggal 5 april 2009, saya harus ke pekalongan dulu untuk memaketkan motor saya lewat jasa paket sjb. Saya sampai pekalongan sudah sangat kesiangan kira-kira pukul 10.00 wib, sehingga di jam itu jelas tidak ada bus yang langsung menuju ke jakarta. Pikir saya dari pada pulang malam senin, mendingan saya ngeteng saja ke cirebon dulu baru nyari bus yang ke jakarta. Akhirnya saya memutuskan naik bus jurusan bandung dan turun di cirebon, bus berangkat pukul 11.00 siang dan samapai cirebon sekitar pukul 16.00 wib.

Di cirebon saya sangat awam, karena kebetulan belum pernah secara khusus berkunjung ke kota cirebon, sehingga saat tiba di terminal cirebon saya harus banyak bertanya kepada orang-orang yang ada di terminal. Ternyata, tidak ada bus yang langsung ke jakarta pada jam segitu, kalaupun ada juga malam hari sekitar pukul 22.00 wib. Akhirnya saya memutuskan untuk mencari makan terlebih dahulu, maklum dari pagi belum sempat makan alias lagi tidak enak makan.

Setelah makan, saya mencoba keliling terminal mencari informasi keberangkan bus yang berangkat pada jam itu juga, alhamdulillah ada bus jurusan merak yang akan berangkat pada jam itu. Tanpa pikir panjang saya langsung naik, meskipun tidak ac dan harus turun di slipi saya tidak peduli, yang penting saya bisa sampai kost malam hari, dan bisa beristirahat dulu sebelum paginya saya harus mengajar di dosqi.

Awalnya agak ngeri karena penumpang hanya beberapa orang saja, tapi setelah ngetem sekitar satu jam, banyak penumpang yang berdatangan. Bus melaju biasa-biasa saja dan tidak terlalu kencang, baru mulai ngebut setelah masuk tol cikampek. Bus tiba di slipi sekitar pukul 24.00 wib, dan saya langsung naik angkot 09 jurusan kebayoran dan kemudian naik angkot 05 jurusan pondok aren. Pukul 02.00 wib saya telah tiba di kost, dan saya sempatkan untuk beres-beres hingga pukul 03.00 wib dan kemudian memutuskan untuk tidur, istirahat sejenak untuk tenaga esok harinya. Saya bersyukur pada allah karena bisa selamat sampai tujuan tanpa halangan yang berarti.
Continue Reading...

Anak-Anak Muda Dan Ibu-Ibu Kampungku...

Anak-Anak Muda...

Malam itu malam sabtu tanggal 3 april 2009, saya mengundang anak-anak muda desa krengseng untuk berkumpul di rumah saya, mereka telah membawa ayam untuk di bakar, dan saya menyediakan bumbu-bumbunya dan snack untuk mereka. Pukul 20.00 wib anak-anak telah berkumpul di rumah saya, mereka langsung memulai bakaran ayam di samping rumah saya, ada sekitar 30 anak yang datang.

Sebenarnya agak canggung, bukan karena malu tetapi saya merasa bersalah, karena selama ini jarang berkomunikasi dengan mereka, padahal saya dan mereka berasal dari desa yang sama. Saya tinggal di desa krengseng dari kelas satu MI sampai kelas tiga SMK, setelah itu saya kuliah di universitas negeri semarang, dan lepas dari kuliah di semarang saya langsung merantau ke jakarta sampai sekarang. Sehingga saya tidak sempat bersahabat dekat dengan anak-anak muda di desa saya sendiri.

Selesai bakaran ayam, saya sedikit memberikan sosialisasi tentang pemilu dan tentang demokrasi di indonesia, terlihat anak-anak mendengarkan dengan serius, meski saya tidak yakin bahwa mereka benar-benar mendengarkan saya. Mungkin mereka serius karena seperti mendengarkan orang asing yang baru dilihatnya, sehingga harus dihormati kata-katanya. Apalagi saya lebih tua dari mereka, dan mereka tahu kalau saya di jakarta bekerja sebagai guru dan dosen. Pekerjaan yang jika dilihat di kampung adalah pekerjaan yang sangat terhormat dan harus dihargai.

Setelah selesai saya bicara, anak-anak sudah mulai resah, resah gara-gara ingin segera makan. Oleh karena itu, untuk menyenangkan mereka, saya segera mempersilahkan mereka makan. Ternyata saya baru sadar, tidak semua kebagian makanan, terutama ayamnya, termasuk saya dan keluarga saya. Tapi alhamdulillah, sncak yang saya sediakan sangat cukup dan bahkan lebih, meskipun snacknya juga seadanya alias jajanan kampung.

Selesai makan-makan, anak-anak langsung berpamitan untuk pulang, tinggal beberapa anak yang masih tinggal dan mereka mengajak saya untuk berdiskusi tentang banyak hal termasuk tentang kalkulasi suara di desa krengseng terutama dukuh krajan. Anak-anak yang tinggal tersebut ternyata adalah tim sukse dari caleg pks untuk dprd 2 batang yang kebetulah juga satu desa dengan saya. Mereka siap membantu saya untuk mecarikan suara pusat, karena kata mereka banyak warga yang belum mempunyai pilihan untuk dpr ri/pusat.

Ibu-Ibu...

Keesokan harinya, saya mengadakan pengajian ibu-ibu di rumah saya. Alhamdulillah yang hadir lumayan banyak sekitar 150 orang ibu-ibu. Acara pengajian saya susupi dengan sosialisasi pencoblosan pada tanggal 9 april 2009. Saya menjelaskan cara menyontreng dan sekaligus mohon doa dan dukungannya dari ibu-ibu pengajian yang hadir di rumah saya. Meskipun tidak yakin dengan dukungan mereka, minimal saya telah berusaha dengan optimisme yang dalam, bahwa mereka akan memberikan suaranya untuk saya.

Terima kasih saya ucapkan untuk keluarga saya tercinta, yang sangat membantu saya dengan semaksimal mungkin. Tanpa bantuan dari keluarga saya, saya tidak mungkin mempunyai kekuatan untuk menghadapi demokrasi di indonesia yang banci dan tidak jelas ini. Dengan bantuan dari keluarga tercinta baik bantuan materi maupun doa, telah membuat saya kuat berjalan dan berkeliling ke empat kabupaten yang termasuk dapil 10 jawa tengah. Saya tidak terlalu optimis, tetapi juga tidak berani untuk pesimis, yang pasti saya berbaik sangka dengan semua orang, bahwa akan banyak orang yang tulus ikhlas memilih saya, amien.
Continue Reading...

Kampanye Terbuka Tanggal 2 April 2009...

Dari krengseng saya membawa delapan orang termasuk saya dan adek saya sugy. Saya tidak membawa pasukan banyak karena berhubungan dengan pendanaan yang sangat minim. Maklum tidak ada yang gratis dalam urusan politik, bahkan teman dan saudara sekalipun bisa sangat perhitungan dan menjadi berorientasi pada uang/duit. Memang susah, hidup di negara indonesia, negara yang sesungguhnya kaya sumber daya alam tetapi masyarakatnya masih banyak yang kere/miskin. Tidak tahu musti menyalahkan siapa...?? Yang jelas, hampir tidak ada yang mau untuk disalahkan apalagi harus bertanggung jawab atas masalah-masalah sosial yang ada seperti: pengangguran, kemiskinan, tawuran, perampokan, pencurian, judi, dan pelacuran. Yang ada malah saling tuduh dan saling menyalahkan, pemerintah menuduh masyarakat tidak mau bekerja keras, dan masyarakat menuduh pemerintah cuek serta tidak peduli dengan keadaan masyarakat bawah.

Rombongan yang saya bawa tiba di rumah pak tugimin sekitar pukul 09.30 wib, dan ternyata masa yang dari batang sudah banyak yang kumpul dan terlihat telah siap untuk berkampanye keliling kota batang. Pukul 10.00 wib masa kampanye telah start dan berkonvoi keliling kota batang melewati pasar batang, alun-alun batang, perumahan-perumahan, berhenti di lapangan untuk orasi, dan kembali ke rumah pak tugimin.

Saat di perumahan, rombongan masa berhenti di rumah-rumah yang belum selesai pengerjaannya, dan disana ada banyak pekerja bangunan/tukang batu. Awalnya saya sempat berfikir, kira-kira mau ngapain rombongan berhenti di tempat ini...??? Ternyata, salah satu caleg dprd batang nomor urut dua yang bernama mas kiswanto berprofesi sebagai tukang batu, dan mas kiswanto merasa perlu meminta dukungan dari orang-orang yang profesinya sama dengan dirinya, dan memang saya lihat para tukang batu yang ada di tempat tersebut lumayan respon dengan mas kiswanto.

Jumlah masa kampanye tidak terlalu banyak, kurang lebih sekitar 100 orang terdiri dari anak-anak muda dan sebagian lagi orang-orang dewasa menjelang tua. Dihitung secara matematik, jumlah masa 100 orang untuk kampanye terbuka tidaklah banyak, bahkan terhitung sangat sedikit, tapi untuk partai baru seperti pmb, jumlah 100 orang sudah lumayan agak banyak dan cukup memuaskan.

Selesai dari batang, saya dan rombongan saya yang terdiri dari delapan orang bertolak menuju kota pekalongan dan berniat bergabung dengan teman-teman pmb kota pekalongan. Alhamdulillah, teman-teman kota pekalongan masih belum selesai melakukan kampanye, sehingga rombongan saya masih sempat ikut bergabung membagi-bagikan brosur dan pamflet kepada masyarakat. Setelah beberapa saat, kami masih sempatkan ke musholla untuk sholat, dan karena ada tukang baso dan pecel yang kebetulan mangkal di depan musholla, kami memutuskan untuk makan sembari melepas lapar sedari pagi.

Setelah selesai sholat dan istirahat, rombongan saya dan anak-anak kota pekalongan bermaksud bergabung dengan teman-teman kabupaten pekalongan yang juga mengadakan kampanye terbuka di wiradesa. Kami hanya ingin memeriahkan kampanye terbuka pmb yang paling terakhir, dan ikut mensuport teman-teman pmb kabupaten pekalongan. Saat tiba di lapangan wiradesa, kami sangat kaget dengan konsep meriah yang disetting oleh teman-teman kabupaten pekalongan. Ada panggung di lapangan, ada barongsai, ada banyak bendera yang ditancapkan di lapangan, ada banyak warga yang berkumpul di lapangan dalam rangka memeriahkan kampanye pmb kabupaten pekalongan.

Saat acara berlangsung, masih banyak peserta kampanye yang berdatangan bahkan semakin banyak. Saya dan teman-teman sangat terkejut dan sekaligus bangga, bangga karena pmb adalah partai baru, tetapi telah mampu membuat gebrakan di kabupaten pekalongan. Belum lagi tersangkut kasus pmb dan pan, yang kemudian ada klaim dari warga pekalongan bahwa pmb adalah pecahan dari pan sehingga patut untuk diwaspadai. Sebenarnya bukan merasa bangga yang disertai sombong, tapi lebih pada bangga yang disertai kebahagiaan bahwa pmb meskipun partai baru, mampu mengajak banyak orang untuk bergabung dalam kampanye terbuka yang terakhir kalinya.

Saking bahagianya, pasca acara di lapangan wiradesa, saya dan rombongan dari kota pekalongan memutuskan bergabung ikut konvoi melewati wiradesa, bojong, dan pekajangan. Setelah sampai di pekajangan, saya dan teman-teman saya yang dari batang pamitan pulang dengan teman-teman yang dari kota pekalongan. Saya dan teman-teman saya langsung menuju ke desa kalimanggis kecamatan subah, karena malam itu saya harus mengisi tahlilah di tiga tempat dan juga harus bersilaturahmi dengan beberapa saudara di kalimanggis. Meski tidak yakin akan menang, saya tetap mecoba untuk optimis dan berbesar hati, minimal saya telah sungguh-sungguh berusaha menjadi caleg yang baik bagi pmb dan bagi negara indonesia.
Continue Reading...

Wednesday, April 01, 2009

Orang-Orang Hebat...

Sopan...
Sopan teman saya waktu di smp n 03 gringsing, dia kebetulan adek kelas saya. Saya sempat bareng sopan di irm cabang gringsing, dia sebagai ketua umum dan saya sekretarisnya. Sebenarnya secara history, saya lebih layak menjadi ketua umum dibandingkan sopan, tetapi karena waktu itu saya masih sepakat dengan iklim patriarkal, akhirnya saya tidak masalah jika ketua umumnya di pegang oleh sopan.

Setelah lama tidak bertemu karena kesibukan masing-masing, kemaren hari minggu tanggal 29 maret 2009, saya pergi bersama sopan ke batang setelah itu ke gringsing, mengikuti pengajian muhamamdiyah dalam rangka mensukseskan bapak marpuji ali menjadi dewan perwakilan daerah. Saya meminta sopan menemani saya karena untuk kepentingan selanjutnya, saya akan meminta sopan untuk mempromosikan saya sebagai caleg dpr ri dapil 10 dari pmb kepada keluarga dan teman-temannya.

Lama tidak berjumpa dengan sopan, kurang lebih ada delapan tahun. Ternyata, manusia tidak mudah berubah dan cenderung tetap sama seperti pada masa dahulunya, minimal karakter dasarnya. Sopan tetap seperti dulu, sangat baik dan suka berdebat, dia juga terlihat banyak tahu tentang perpolitikan, meski dia cenderung apatis dengan politik dan para caleg-calegnya. Tetapi dari pertemuan tersebut, banyak hal yang saya dapatkan, terutama silaturahmi dan beberapa masukan dari sopan, tentang pencalegan yang sekarang sedang saya jalani. Terima kasih sobat, atas waktumu dan atas saran-saranmu, saya senang mempunyai sahabat sepertimu.

Bapak Nur Dan Samsul...
Setelah seharian bersama dengan sopan, sahabat lamaku, malam harinya saya pergi ke bawang bersama adekku sugy. Saya berangkat dari rumah sekitar pukul 19.00 malam dan tiba di bawang sekitar pukul 20.15. Selama perjalanan, saya mengalami gelap phobia holic dan sedikit gemetaran, maklum bawang adalah daerah pegunungan, sehingga untuk menuju ke bawang harus melewati jalan-jalan gelap yang tidak berpenduduk. Meskipun sedikit nyasar-nyasar, akhirnya saya sampai juga di rumah samsul.

Malam itu, saya dan sugy ditemani samsul dan keluarganya, berbincang tentang politik tanah air yang semrawut. Kami juga berbincang tentang caleg-caleg saat ini yang kebanyakan janji. Bla bla bla, sekitar pukul 22.30, saya di antar samsul ke rumah bapak nur, caleg dprd 2 batang dari pbr. Disana kami berbincang cukup lama, sekitar sampai pukul 02.00 malam. Banyak hal yang kami perbincangkan, tetapi secara umum masih seputar tentang caleg, perolehan suara, kemenangan, dan analisis kondisi pemilih yang cenderung sudah sangat apatis dengan politik di indonesia.

Malam itu, saya dan sugy nginap di rumah pak nur, saya tidur di kamar sedangkan sugy tidur di luar di depan tv. Karena daerah pegunungan, suasana sangat dingin mencekam, bahkan saya sampai menggigil karena kedinginan. Kamar mandi berada di luar rumah, sehingga untuk ke kamar mandi saya minta di antar sama sugy. Keadaan kamar mandi juga masih sangat terbuka, alias tidak beratap dan tidak berpintu. Tetapi, saya merasa biasa saja dan menganggap bahwa indonesia memang negara yang kaya akan budaya, dan juga kaya akan kesenangan orang terhadap kebiasaannya yang ada di masyarakat. Misalnya: masyarakat desa lebih senang buang air besar di kali dari pada di wc rumah, bukan karena tidak mampu membuat wc tetapi lebih karena kenyamanan dan kebiasaan yang sudah turun temurun.

Pagi harinya saya tidak diijinkan pergi sebelum sarapan pagi, akhirnya saya baru pamitan setelah sarapan. Setelah dari pak nur, saya ke rumah samsul dan kembali berbincang dengan samsul. Saat kami berbincang, tiba-tiba ada dua pemuda yang datang ke rumah samsul dan menawarkan diri untuk membantu saya menyebarkan pamflet. Awalnya saya agak curiga dan ogah-ogahan, bukan apa-apa, saya hanya nyadar diri bahwa saya tidak punya uang untuk membayarnya. Tetapi ternyata dua pemuda tersebut tidak meminta bayaran, hanya dia meminta ketika saya jadi, dia pengen dibantu modal oleh saya untuk beternak sapi. Setelah berbincang beberapa saat, dia pamit untuk pulang. Dia sempat sedikit bercerita, bahwa pekerjaannya menjual barang-barang ke luar negeri lewat jalur gelap alias tidak resmi.

Setelah dua pemuda pulang, saya kembali berbincang dengan samsul. Oya, ternyata samsul adalah pamong desa dan TU di smk muhammadiyah bawang. Dia banyak cerita tentang kondisi desanya dan culture masyarakat desanya. Usia samsul belum terlalu tua, bahkan masih dua tahun di bawah saya. Tetapi minat dia untuk membesarkan desa sungguh sangat luar biasa, sesuatu yang jarang terfikirkan di otak saya. Sehingga akhirnya saya membuat apologi: bahwa memang harus ada orang-orang seperti samsul yang berjuang untuk desarnya, dan juga harus ada orang-orang seperti saya yang berjuang di ibu kota. Sehingga akan ada keseimbangan peradaban di suatu desa.

Kita tidak bisa menyalahkan orang-orang yang tidak betah tinggal di desa dan lebih senang ke luar kota, karena orang-orang yang suka ke luar kota biasanya adalah orang-orang yang mencoba tantangan baru dan mencoba untuk mandiri. Kita juga tidak bisa menyalahkan orang-orang yang memutuskan tinggal di desa dan mengabdikan diri untuk desanya, karena orang-orang yang tetap di desa biasanya adalah orang-orang yang peduli dan empati dengan keadaan desanya. Keduanya adalah keputusan yang baik dan harus dihargai, yang terpenting dari semuanya adalah bagaimana agar orang-orang tersebut tetap berprinsip dalam menjalani pilihannya, amien.

Oya, sebenarnya niat saya datang ke bawang untuk berkoalisi dengan pak nur. Samsul berfikir bahwa saya bisa mendapatkan suara dari pak nur, karena kebetulan kita tidak bertabrakan. Tetapi ternyata, perbincangan saya dengan pak nur tidak mengena dan kurang fokus, bukan karena saya tidak bisa mengarahkan, tetapi lebih pada kondisi yang memang saya tidak pantas merebuat perjuangan pak nur yang telah dijalaninya selama berbulan-bulan. Meskipun tidak berhasil untuk koalisi, saya tidak pernah menyesal, karena saya telah banyak belajar dari sahabat irm saya yaitu samsul. Samsul adalah potret anak muda yang sungguh luar biasa, anak muda yang penuh dedikasi dan penuh pengabdian. Kiranya, jika ada banyak anak muda yang seperti samsul, pasti indonesia akan lebih baik lagi dari sekarang.

Bapak Teguh...
Sepulang dari rumah samsul, saya mampir ke teman lama yaitu lia, dan karena lia di jakarta, saya berbincang dengan keluarganya yang terdiri dari: bapaknya, ibunya, dan adeknya silvi. Saya bersilaturahmi dan sekaligus minta doa serta dukungannya dalam pemilu legislatif pada 09 april 2009.

Dari rumah lia, saya menuju ke desa bulu, desa yang saya klaim sebagai basis masa saya yang paling jelas. Bukan karena sombong, tetapi karena saya merasa sangat dekat dengan masyarakat desa bulu, lantaran dulu saya pernah menjadi ketua umum irm cabang gringsing yang kebetulan basis masanya berada di desa bulu. Sore itu saya ijin ke ibunya dina selaku pengurus 'aisyiyah yang mengurusi masalah pengajian, saya juga ijin ke istri bapak sail yang kebetulan malam itu rumahnya dijadikan tempat untuk pengajian. Proses perijinan berjalan lancar, dan saya diijinkan untuk bersilaturahmi dengan ibu-ibu pengajian.

Pengajian segera dimulai, saya duduk bersebelahan dengan ita, anak irm yang dulu pernah saya bina. Ita telah mempunyai satu orang anak, dan telah berusia enam tahun. Saya diberi tahu ita, bahwa malam itu yang mengisi pengajian adalah pak teguh, caleg dprd 2 batang dari partai amanat nasional. Ita juga memberi tahu saya, bahwa snack selama pengajian yang sudah dilaksanakan 3 kali dibiayai oleh pak teguh. Saya kaget dan langsung merasa tidak enak hati, maksudnya sama saja saya numpang di acaranya pak teguh, sementara partai saya dan pak teguh berbeda, belum lagi klaim-klaim yang muncul bahwa pmb adalah saingan dari pan.

Untungnya, saya memberikan sosialisasi sebelum pak teguh datang, sehingga pak teguh tidak melihat saat saya meminta dukungan dari masyarakat desa bulu. Saya juga tidak begitu merasa bersalah, karena saya merasa bahwa saya sudah menjadi bagian dari masyarakat desa bulu. Dan saya yakin, bahwa saya lebih dulu kenal dengan masyarakat desa bulu dibandingkan sama pak teguh. Dengan itulah saya menguatkan diri saya agar tidak malu dan minder saat pak teguh datang dan mulai mengisi pengajian.

Saya tidak menyangka, ternyata pak teguh menyebut-nyebut nama saya dalam ceramahnya. Dia turut mendoakan saya agar saya bisa menjadi anggota dpr ri. Dia juga mengingatkan saya, agar ketika telah menjadi dpr ri tidak lupa denga masyarakat desa bulu. Saya berusaha untuk tersenyum semanis mungkin, setiap kali pak teguh menyebut nama saya. Saya juga tetap berusaha menjaga aura saya, saat masyarakat mengamati saya karena saya dan pak teguh meski berada dalam satu ruangan tetapi didukung oleh partai yang tidak sama. Apalagi pmb masih sangat baru, dan masyarakat muhammadiyah desa bulu masih beranggapan bahwa partai punya muhammadiyah adalah pan bukan pmb. Bahkan mereka hampir sama sekali tidak mengenal pmb.

Padahal, pmb adalah partai yang pengurus dan anggota-anggotanya mayoritas muhammadiyah dan memang berasal dari kader-kader muhammadiyah yang militan. Cuma karena pmb baru 3,5 tahun, pmb belum mempunyai banyak kesempatan untuk bersosialisasi kepada warga muhammadiyah, bahwa pmb adalah partai islam yang digerakkan oleh aktivis-aktivis muhammadiyah sejati.

Pengajian telah usai, pak teguh bergegas pamitan dan saya menghampirinya untuk mengucapkan terima kasih. Dia tersenyum kepada saya dan berpamitan kepada saya dan seluruh jamaah pengajian. Sedangkan saya masih berada di dalam, dan kemudian menyalami para jamaah dan segera menyusul untuk pulang juga. Pengalaman dan pelajaran yang sungguh luar biasa, benar yang dikatakan teman saya samsul: para petinggi politik meskipun berselisih tetapi bersalaman dan berpelukan, sedangkan para pengikut politik di bawah bunuh-bunuhan saat berselisih pandang.
Continue Reading...

Totok...

Sebelum mengajar di dosqi, saya mengajar di smu swasta di tangerang. Kebetulan saya deket dengan murid-murid, termasuk murid-murid yang terklaim nakal/bandel. Saya dekat dengan anak-anak yang dikalim nakal karena bagi saya tidak ada anak yang nakal, yang ada hanyalah anak yang mempunyai karakter yang berbeda dari teman-temannya. Dan karakter yang berbeda tersebut tidak musti kesalahan, karena saya yakin ada history yang membuat orang berperilaku berbeda dengan orang lain pada umumnya.

Pasca semesteran, rapat dewan guru menetapkan beberapa murid yang bakal tidak naik kelas atau naik tetapi harus menyelesaikan nilai-nilai yang kosong. Untuk yang tidak naik kelas rata-rata skornya sudah sangat tinggi dan memang sudah tidak bisa diberi kompromi lagi oleh sekolah. Dan saat itu saya tertarik pada anak-anak yang bisa naik kelas, tetapi dengan beberapa persyaratan yang ditentukan oleh sekolah, salah satu murid yang akan naik dengan persyaratan yaitu totok.

Saya datang ke rumah totok bersama dengan wali kelas totok, dan ketika itu totok tidak berada dirumah, tetapi selang beberapa jam, totok pulang ke rumah. Saat totok belum ada di rumah, ibu dan kakak perempuan totok banyak cerita tentang keseharian totok dan keanehan totok selama beberapa bulan terakhir. Ibu totok merasa sudah cukup lelah dan hampir putus asa mendidik totok. Totok sering tidak masuk sekolah, sering membolos sekolah, sering tidak pulang ke rumah, bahkan totok juga sering membantah dan membentak orang tua dan saudara-saudaranya jika dinasehati.

Masalah yang terakhir, totok pacaran dengan mahasiswa namanya bunga. Dan menurut cerita totok, bunga adalah anak seorang bapak yang berkewarganegaraan asing dan kebetulan punya usaha di indonesia, bunga tinggal di permata hijau bersama papanya dan kakaknya. Orang tua totok merasa bahwa setelah pacaran dengan bunga, totok banyak perubahan, diantaranya jadi sering tidak pulang ke rumah dan sering marah-marah. Totok juga dirasa sangat mencintai bunga, hampir tiap hari dia selalu bercerita tentang bunga dan keluarganya. Bahkan totok terlihat sangat serius dengan bunga, meskipun bunga lebih tua usianya dari totok.

Saya sempat melihat kekhawatiran keluarga totok atas hubungan totok dengan bunga, bahkan bapaknya totok sempat menyelidiki bunga sampai ke rumahnya yang di permata hijau. Kata kakak perempuan totok, sebenarnya tidak apa-apa pacaran, asalkan dampaknya positif bukan negatif. Tetapi kalau dampaknya negatif, keluarga totok tidak mengijinkan dan tidak setuju.

Beberapa jam kemudian, totok pulang ke rumah dan ngobrol sebentar dengan saya dan wali kelasnya, setelah itu dia mengantarkan saya dan wali kelasnya ke rumah imam sholeh. Imam sholeh kebetulan termasuk murid yang juga bisa naik kelas tetapi dengan persayaratan tertentu. Skor imam sholeh hampir sama dengan skor totok, cuma bedanya imam sholeh masih lumayan sering masuk, sehingga dihitung secara matematis, kesalahan totok sedikit lebih banyak dari imam sholeh.

Malam itu saya janjian ke gramedia sama totok, saya mau ngantar dia cari buku, tugas dari salah satu guru sebagai ganti nilai dia yang masih kosong. Malam itu, saya menunggu totok di harmoni ceger, setelah itu kita mau langsung ke gramedia bintaro plaza. Sesampainya di gramedia, kita langsung berkeliling mencari buku yang dimaksud, sambil keliling, saya sempat mengenalkan kepada totok beberapa novel dan buku-buku sejarah. Saya tahu, totok tidak begitu tertarik dengan novel dan buku sejarah, tapi bagi saya minimal totok tahu bahwa di toko buku itu sangat menyenangkan sekali.

Oya, saya senang sekali bisa menemani totok ke gramedia, saya juga senang dia mau curhat sama saya tentang masalah-masalahnya, termasuk masalahnya dengan keluarga dan dengan pacarnya yang bernama bunga. Waktu itu, dia janji akan mengenalkan saya dengan bunga pacarnya. Dia pengen, bunga bisa kenal dekat dengan saya dan menganggap saya sebagai temannya juga. Alhamdulillah, akhirnya totok bisa naik kelas ke dua ips dengan lancar, tentunya setelah menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Bersamaan dengan itu, saya keluar dari sekolah totok dan pindah mengajar di sma dosqi.

Satu bulan lalu, ketika saya sedang di jalan menggunakan motor, tiba-tiba ada serombongan mantan murid-murid saya termasuk totok. Mereka ada tiga motor dan enam orang, mereka habis latihan futsal. Karena dicegat oleh mereka, saya berhenti dan mengobrol sebentar dengan mereka. Setelah itu rencananya saya mengajar di primagama, dan ternyata mereka memutuskan untuk ikut serta dengan saya ke primagama. Karena lama tidak jumpa dengan mereka, saya mengajak mereka ke primagama.

Sesampainya di primagama, saya bercengkerama dengan agenk dan totok, sedangkan teman-temannya yang lain berada di luar primagama. Totok terlihat masih sama seperti sebelumnya, dia banyak cerita tentang guru-guru di sekolahnya, tentang guru baru pengganti saya, tentang teman-temannya, tentang pacarnya yang ternyata sudah putus, dan tentang kepala sekolahnya. Saya senang sekali bisa bertemu dan berbincang dengan mereka. Totok juga sempat menawarkan saya untuk jalan-jalan dengannya dan teman-temannya. Dia juga menawari saya untuk datang di acara ulang tahun agenk keesokan harinya, tetapi karena saya ada acara, saya tidak bisa datang pada ulang tahun agenk. Setelah berbincang sekitar satu jam, totok dan agenk pamitan pulang, dan saya langsung masuk kelas untuk mengajar kelas dua belas ips.

Tanggal 29 maret 2009, saya dikabari oleh fariztian dan beberapa teman-teman totok yang lain, bahwa totok meninggal dunia karena kecelakaan. Totol meninggal dunia pukul 04.30 pagi saat sedang kebut-kebutan sama temannya, dia dikejar polisi dan akhirnya terjatuh dan meninggal ditempat kejadian. Badannya utuh dan tidak rusak, hanya giginya yang rontok, kemungkinan kepalanya mengalami benturan hingga gegar otak.

Waktu dikabari, saya sedang tidak di jakarta, sehingga saya tidak bisa datang ke rumah totok. Saat menerima sms, saya tidak percaya dan saya berfikir bahwa anak-anak sedang bercanda. Tetapi setelah saya cek kebeberapa orang, ternyata benar bahwa totok meninggal dunia karena kecelakaan. Saya kaget, bingung, tidak percaya dan juga bersedih. Karena saya belum bisa berbuat banyak untuknya, saya juga belum bisa menjadi guru sekaligus temannya yang baik. Saya juga belum bisa jalan-jalan dengan dia dan teman-teman sekelasnya. Dan saya sedih, karena disaat terakhirnya, saya tidak bisa melihat senyumnya dan mendengarkan ceritanya yang selalu menggebu-nggebu.

Hanya doa yang bisa saya panjatkan kepada tuhan yang maha esa, saya percaya bahwa totok adalah anak yang baik hati. Saya yakin, bahwa totok dipanggil bukan karena dia anak nakal, tetapi saya yakin bahwa tuhan memanggilanya karena tuhan sayang totok. Saya berdoa kepada tuhan, agar totok diterima disisih tuhan tanpa halangan apapun. Selamat jalan totok, selamat jalan muridku yang baik hati, kita semua sangat kehilanganmu.
Continue Reading...
 

Site Info

Welcome to my blog, this blog after upgrade theme.

Text

Berjuang Untuk 'Nilai' Copyright © 2009 imma is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template @rtNyaDesign Design My Blog